00. Pengantar

989 269 185
                                    

❝ Duka nestapa dirajutnya dalam gemilang nabastala. ❞

 ❞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Konstelasi bintang akan membentuk konfigurasi khusus pada galaksi, menyinari semesta dari gulita yang akan membuat nabastala bumi mengusir kelabu di singgasana malam.

Namun, semesta merangkai skenario lain tentang bintangnya,

Membuat rasi merajut rindunya sendirian di tengah gemerlapnya bumantara yang kini tiada artinya lagi bagi rasi.

--

Lelaki pemilik senyum manis itu kini sedang menghadapkan wajahnya ke arah langit. Menampakkan kurva lengkung indah di bibirnya.


Netra dari gadis yang duduk di sebelahnya juga tak lepas dari langit malam yang memperlihatkan proyeksi dua dimensi dari ruang tiga dimensi itu.

"Nana, liat bintang gak? Bintangnya bagus,"
"Kalo aku diumpamakan sama bintang, aku bintang apa menurut kamu?"

Lelaki itu memposisikan tubuhnya menyamping, menatap manik mata gadis yang kini berada di depannya lekat-lekat.

"Kenapa harus diumpamakan kalo tanpa diumpamakan pun kamu terlihat lebih cantik daripada bintang?"

Gadis itu tersenyum malu, "Nana jangan gitu! Ayo jawab aja,"

Tanpa kuasa sadar, sang adam telah memposisikan tangan lembutnya menyentuh bahu milik sang hawa.

"Gak ada. Karena aku melihat kamu sebagai kamu, gak ada yang lain. Kamu punya magnet tersendiri yang buat aku suka,"

Rona merah dari pipi sang gadis terlihat. Dia tampak tersipu malu, kemudian memalingkan wajahnya dari pandangan sang adam.

Setelah bergelut dengan detak jantung yang mendadak tak karuan itu, gadis ini pun bersuara, "kalo aku, seperti nama kita. Kamu itu Bintang Altair, bintang yang paling cerah di Rasi Bintang Aquila,"

Sang adam tertawa kecil kemudian dibelainya surai hitam lembut bak sutra milik gadis yang menurutnya cantik itu.

"Tapi apa kamu tau kisah bintang musim panas?"

Gadis itu mengangguk, "iya tau. Bintang Altair sama Vega kan? Lucu ya mereka ternyata bisa saling mencintai,"

"Iya bisa, di dunia ini gak ada yang gak mungkin,"

"Tapi, kalo aku berharap sama semesta boleh?"

Dahi milik cowok itu berkerut, "apa?"

"Kalo seberapa pun jauh Bintang Altair pergi, dia akan tetap kembali ke rumahnya. Iya, kembali ke garis takdirnya, Rasi Aquila,"
"Nana mau kaya gitu? Tetap bertahan sama Lala?"

Onism Where stories live. Discover now