Chapter 4 : Check up

24.9K 435 11
                                    

Kamis pagi, Arya dan ayahnya telah tiba di klinik. Mereka kembali mendatangi dokter Ray.

"Selamat pagi! Ada yang bisa saya bantu?" Sapa seorang wanita, petugas klinik itu.

"Ya. Kami ingin menemui dokter Ray. Apa dia ada?" Jawab Ayah Arya.

"Sudah buat janji sebelumnya?"

"Ya. Tentu."

Selang beberapa detik, dokter Ray keluar dari sebuah ruangan. Arya dan ayahnya spontan melirik ke arahnya.

"Oh pak Ivan!" Sapa dokter Ray.

"Itu dia dokter Ray." Kata Ivan sambil tersenyum ke petugas wanita itu. Arya hanya diam.

***

Arya dan Ivan memasuki ruang khusus dokter Ray. Didalamnya nampak sebuah ranjang pasien seperti kamar pasien pada umumnya. Dokter Ray mempersilahkan Arya untuk diperiksa sementara Ivan duduk dikursi beberapa senti dari ranjang pasien.

Beberapa menit kemudian, Arya telah selesai check up. Ia kemudian menyuruh Arya menunggu di luar karena Ray akan ngobrol secara pribadi dengan Ivan.

"Pak Ivan, Setelah saya cek, anak anda baik baik saja. Hanya saja harus sering - sering check up" Jelas Dokter Ray

"Syukurlah" Jawab Ivan

"Apa pak Ivan sering memberinya pejuh sesuai anjuran saya?"

"Tentu saja dok, hanya saja..." Dahi Ivan mengeryit, dia tampak ragu meneruskan kalimatnya.

"Biar saya tebak, anda kelelahan?"

"Betul dok."

"Kalau begitu, biarkan saya memeriksa anda pak Ivan jika berkenan"

"Ah baik dok" kata ivan

Dokter Ray menuntun Ivan naik ke atas ranjang pasien. Ivan berbaring kaku.

"Pak Ivan, boleh melepas seluruh pakaiannya?"

Ivan tampak diam sejenak, sedikit terlihat bingung namun akhirnya melepas semua pakaiannya.

Dokter Ray memperhatikan kondisi Ivan yang benar benar telanjang. Kontol Ivan masih tertidur.

"Pak Ivan, apa anda pernah minum pejuh juga seperti Arya?"

"Eh? Belum pernah dok."

"Begini pak Ivan, sebenarnya anda juga butuh pejuh agar tidak lelah saat melayani Arya nantinya. Ya bisa dibilang klinik saya tempat pak Ivan mengisi amunisi sebelum berperang. "

" Maksud dokter saya harus minum pejuh juga begitu?"

"Ya benar" Seru Dokter Ray nampak serius.

"Tapi bagaimana bisa? Saya harus minum ke siapa?" Tanya Ivan

" Saya dan asisten saya tentu bisa pak Ivan. " Jelas dokter Ray. "Jika pak Ivan berkenan, saya panggilkan asisten saya.

"Tapi, apa tidak ada jalan lain dok?"

"Soal itu seperti yang pernah saya katakan, Pak Ivan bisa ke Bank sperma, cuman mungkin harganya sedikit mahal."

Daddy's MilkWo Geschichten leben. Entdecke jetzt