Diguise || Plan

6.4K 566 36
                                    

Ready???


Hope you like it



Happy Reading

--------

"Hello aunty." Savie meletakkan buket bunga yang ia bawa keatas nisan yang bertuliskan 'TAMARA PALERMO'

Sudah menjadi hal rutin bagi Savie untuk berkunjung kemari seperti kedua orangtuanya yang tidak pernah absen. Savie melihat ada bunga baru diatas nisan tersebut dan tersenyum, ia tahu nana-nya baru saja berkunjung kemari.

Ibunya bercerita, Savie sudah mengunjungi makam ini semenjak ia berada didalam perut, saat kecil ia selalu bertanya pada ibunya siapa yang dikuburkan disini, apa hubungannya dengan mereka.

Ibunya selalu menjawab ini adalah wanita yang luar biasa yang mau mengorbankan dirinya bagi orang yang dicintainya. Karena dia, ibunya dapat menikah dengan ayahnya.

Ketika Savie bertanya pada ayahnya, ayahnya hanya menjawab Tammy adalah salah satu bintang dihidupnya.

Savie hanya duduk diam dikursi yang berada dihadapan makam itu, sementara Matthew berdiri tak jauh. Savie tidak menyadari saat mobil hitam berhenti tak jauh dari tempatnya berdiri, tapi tak seorangpun keluar.

Mason memandang Savie yang tengah duduk diam tanpa melakukan apapun, makam siapa ini. Ia memandang kearah Sato yang tengah duduk disamping supirnya.

"Siapa yang dimakamkan disini Sato?" Tanya Mason.

"Sepertinya keluarga sir, saya menemukan keluarga Red nengunjungi makam ini secara intens." Sahut Sato, Mason hanya mengangguk lalu memusatkan kembali memandang kearah Savie yang kali ini tengah menyimak apa yang pengawalnya bicarakan.

Gadis itu mengangguk lalu berdiri dan berjalan menuju mobil yang masih setia menunggunya. Angin yang tiba-tiba bertiup menerbangkan rambut Savie. Gadis itu dengan segera merapikan rambutnya.

Lalu seperti merasa ada yang mengawasi, Savie menoleh tepat kearah mobil hitam yang tengah parkir diam, Savie menggosok lengannya yang secara tiba-tiba menjadi dingin.

"Ada apa miss?" Tanya Matthew yang memperhatikan Savie cermat.

"No, hanya merasa dingin. Ayo kita pergi menemui nana." Sahut Savie.

"Ikuti." Sahut Mason pada supirnya saat melihat mobil Savie menjauh.

----------

"SAVIE." Savie tersenyum saat mendengar teriakan namanya saat ia keluar dari dalam mobil, ia melihat nana-nya tengah merawat tanamannya yang tumbuh subur dihalaman depan rumah.

Wanita yang sudah beranjak tua tapi masih gesit itu langsung membuka sarung tangan berkebunnya dan berjalan menyambut Savie.

"Jika mommy tahu kau masih bekerja keras, ia akan mengomelimu nana." Sahut Savie sambil memeluk erat nana-nya.

"Kalau begitu jangan sampai ibumu tahu." Sahut wanita itu lalu membimbing Savie kearah ayunan yang dipasang ayahnya semenjak ia kecil.

"Baru sampai?" Tanya nana, Savie menggeleng sambil bersandar manja kearah nana-nya.

"Dari tadi, tapi aku mampir kemakam aunty Tammy." Sahut Savie, nana tersenyum sambil menepuk tangan Savie lembut.

"Kau anak baik, sama seperti ibumu." Sahutnya.

"Menginap disini?" Tanya nana yang langsung diangguki Savie.

"Aku kangen meat loaf buatanmu." Sahut Savie sambil tersenyum menggoda.

Disguise (Versi Novel ada di Fizzo / Loving in the shadow)Where stories live. Discover now