15 - I'm Sorry

105 19 9
                                    

"Gimana Mar? Nara bisa dihubungi?" tanya Meiry cemas, lagi-lagi helaan nafas dan cacian untuk Nara keluar dari mulut Marya. Ini sudah tiga jam berlalu dari berita itu diliris, tapi Nara belum bisa dihubungi. Kedua sahabatnya itu sangat khawatir.

"Kau tau alamat rumahnya?" Marya menggeleng. Disaat seperti ini ia ingin mengutuk dirinya sendiri, kenapa dari dulu ia tidak meminta alamat rumah baru Nara sih. Setelah mendapat kabar kencan itu Marya dan Meiry segera bertemu setelah pekerjaan mereka selesai.

"Aku takut Nara berbuat yang tidak-tidak." Marya menghampiri sahabatnya itu dan mengelus lengannya.

"Tidak, aku yakin Nara tidak akan melakukan yang diluar nalar." ya Nara bukan orang seperti itu kan?

Chanyeol sedang duduk di kursi samping lemari kecil ditemani Suho dan Jongdae. Berita itu sudah disiarkan, tapi Chanyeol sama sekali belum menelpon Nara atau... Tiffany. Dia pengecut.

"Sekarang berita itu sudah tersebar. Kau sudah berbicara dengan Nara?"

Chanyeol menggeleng.

"Tiffany?"

Menggeleng lagi.

Suho menghela nafasnya panjang. Kenapa Chanyeol jadi bodoh sih? Sejak kapan?

"Kau ini kenapa sih, katamu kau akan berbicara langsung pada Nara." Jongdae berucap gemas.

"Aku belum siap melihat reaksi dia." bodoh, sangat bodoh. Ingin sekali Chanyeol meneriaki dirinya sendiri seperti itu.

"Ini yang kau inginkan Yeol, ku kira kau akan sanggup dengan konsekuensinya dan ternyata kau seperti ini. Ku harap kau bertanggung jawab Yeol."

Ah. Lagi-lagi tanggung jawab. Rasanya lelah mendengar kalimat itu ditunjukkan pada dirinya. Tapi kenapa sikap dan perilaku Chanyeol selalu mengharuskan dirinya untuk tanggung jawab sih? Dikehidupan terdahulu Chanyeol berpikir bahwa dirinya sultan yang terus bertanggung jawab. Sepertinya.

"Sekarang kau pulang lah, bicarakan dengan baik-baik." saran Suho akhirnya. Chanyeol dengan berat hati menuruti perkataan Suho, bagaimana pun ini harus dibicarakan, dan istrinya harus tau apa yang sebenarnya terjadi. Ia tak mau Nara salah paham lagi akan dirinya.

Chanyeol keluar dari pintu belakang karena di depan gedung agensinya banyak sekali wartawan dan beberapa penggemarnya. Ia menaiki mobilnya dan menjauh dari gedung itu. Seharusnya malam ini ia dan Nara makan malam bersama, Chanyeol begitu bodoh, sangat bodoh. Ia lupa membicarakan hal ini tadi pagi, bermaksud tidak ingin merusak suasana indah tadi pagi. Sungguh ia sendiri menikmati suasana hangat tadi pagi, berbincang dengan Nara walau sedikit, berbincang tentang anaknya, dan... Mengecup perut dan kening Nara. Chanyeol menikmati itu, dan rasanya ia ingin melakukan itu setiap pagi. Tapi, apa paginya akan sama dengan pagi tadi setelah kabar itu diangkat? Chanyeol rasa paginya akan sama dengan pagi-pagi terdahulu.

Mobilnya ia lajukan menuju apartemen seseorang yang sedari tadi ada dipikirannya. Tiffany.

"Ada apa denganmu?" sarkas sinis Tiffany ketika penglihatannya menangkap sosok tinggi itu memasuki unitnya. Sungguh Tiffa tidak mengerti apa yang ada di pikiran Chanyeol, kenapa dengan entengnya ia membenarkan rumor itu. Chanyeol mendudukan dirinya di hadapan gadis itu, kepalanya masih menunduk.

"Maafkan aku Tiff...." Tiffany tersenyum kecut, apa hanya itu perkataan yang ada dipikiran Chanyeol dan dilontarkannya disaat ia butuh penjelasan?

"Aku ingin dengar apa tujuanmu mengangkat rumor itu? Aku sudah bicara pada ayahmu, dan beliau menyuruhku untuk bertanya padamu. Jadi kumohon, aku butuh penjelasan mengenai ini Chanyeol...." nada yang diawal terdengar tegas diakhiri Tiffany dengan nada lirih. Chanyeol mengangkat pandangannya melihat gadis cantik itu.

It's Your Mine cause I Love You [PCY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang