Bagian 9

5.9K 732 53
                                    

Beberapa hari berlalu dengan baik, bahkan kondisi Jaejoong sendiri tidak buruk akhir-akhir ini. Besok Yunho akan mengantarkan Jaejoong ke Jepang, sebenarnya sangat berat untuk ini.

Hari ini Yunho mengajak Jaejoong ke suatu tempat, ia akan menghabiskan waktu bersama seharian ini.

Yunho terus menggenggam dan menuntun tangan Jaejoong memasuki sebuah gereja, Jaejoong menatap sekitar gereja yang sangat indah

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Yunho terus menggenggam dan menuntun tangan Jaejoong memasuki sebuah gereja, Jaejoong menatap sekitar gereja yang sangat indah. Selama ini ia hanya mendatangi gereja yang sudah tidak dikunjungi.

"Indah sekali Yun." Ujar Jaejoong, Yunho pun tersenyum. Ia segera menuntun Jaejoong untuk duduk.

"Besok kita akan ke Jepang, dan setelah itu kita akan berpisah dengan waktu yang cukup lama." Ujar Yunho, Jaejoong hanya terkekeh dan mengusap lembut pipi Yunho serta mengecup lembut bibir Yunho sekilas.

"Kita berpisah dan pasti bertemu lagi Yun. Mengapa sekarang kau yang cemas?" Yunho meraih tangan Jaejoong dan menggenggam erat tangan Jaejoong.

"Jelas saja aku cemas Jae. Ah sayang aku tidak dapat ikut menemanimu sampai kau sembuh."

"Aish. Aku akan baik-baik saja Yun, percayalah. Eum, tapi jika tidak berhasil ya kau jangan lupa mengunjungi makamku."

"Jae! Aku tidak suka bercandamu." Ujar Yunho, Jaejoong hanya tersenyum dan menghelakan nafasnya.

"Aku mencintaimu Yun, sampai kapan pun. Aku tidak berdusta akan hal ini, Tuhan sendiri tahu akan hatiku. Aku pun ingin bertahan dan hidup bersamamu, menikah dan menjalani hidup bersamamu, jadi jangan cemas, aku akan berjuang untuk kesembuhanku." Yunho mengangguk dan tersenyum lega mendengarnya. Perlahan Yunho mendekatkan wajahnya kepada Jaejoong, jarak keduanya pun begitu tipis, bahkan kini bibir Yunho telah menyentuh bibir lembut Jaejoong. Jaejoong memejamkan matanya dan menikmati lumatan lembut yang Yunho lakukan pada bibirnya.

Tuhan menjadi saksi bahwa mereka saling mencintai. Yunho ataupun Jaejoong sangat berharap akan impian mereka.

...

...

Jeonghwa semakin kacau, ia tak tahu harus mencari kemana anaknya saat ini. Jeonghwa hanya membayangkan senyuman Jaejoong, anak itu tak pernah sekali pun mengeluh akan hidupnya, seandainya ia mampu memutar kembali waktu, ia tak akan mengabaikan Jaejoong.

"Anakmu tidak bersalah Jeonghwa, berhenti melakukan aksi gilamu."

"Ssttss diam saja, anak ini bersalah karena hadir!"

...

"Haahhh dosen Yoon, kau tahu? Aku sangat bahagia mampu berkuliah disini. Aku memiliki cita-cita akan menjadi orang yang berhasil, dengan begitu aku mudah menemukan Appa dan Ummaku. Ahh tidak sabar rasanya, mereka pasti juga tidak sabar menantiku bukan? Hehee."

Withered Lily✔Onde histórias criam vida. Descubra agora