BAB 30

648 33 0
                                    

Revan duduk ditepi kasur sambil masih berusaha meredam kekesalannya kepada Bayu. Cowok itu bernafas lega karena ada akhirnya Bayu mau keluar dari kamarnya sehingga tidak membuat Revan terlalu memendam amarahnya.

Revan tidak tahu mengapa hal ini terjadi lagi pada dirinya dan Bayu. Memang tidak sama persis, tetapi pada intinya kedua kakak beradik itu kembali masuk kedalam lingkaran persaingan tentang siapa yang paling unggul.

Tidak. Mengenai perkataan Revan saat itu yang mengatakan bahwa dia akan membuktikan bahwa Meyla menyukainya dan bukan kakaknya semata-mata hanya karena cowok itu sedang terbawa emosi. Sungguh, sebenarnya Revan tidak bermaksud mengatakannya. Apalagi ingin bersaing dengan kakaknya sendiri, ataupun balas dendam dengan kakaknya.

Revan tidak segila itu untuk melakukan seperti apa yang dikatakan oleh Bayu. Ia menyayangi Bayu sebagai kakaknya, meskipun apa yang dulu Bayu lakukan sangat menyakiti dirinya.

Revan mengalihkan perhatiannya ketika ponselnya kembali berbunyi. Cowok itu membuka layar ponselnya dan mendapati pesan dari Meyla yang belum sempat ia baca.

Meyla : Lo udah tahu, ya?
Meyla : Sorry ya, gue udah suka sama lo.

Revan menghela nafas. Kemudian cowok itu memilih mengabaikan pesan dari Meyla.

Semua berawal dari Meyla.

Revan dulu mengira bahwa Meyla memang menyukainya karena gadis itu sering sekali menghubunginya hanya untuk sekedar bertanya hal-hal sederhana. Lalu, Revan mencoba mengusir pikirannya itu ketika Meyla dengan tiba-tiba menanyakan tentang Bayu. Bagaimana sekolah Bayu, Bayu sedang apa, bagaimana rencana Bayu kedepananya, dan sebagainya. Hingga pada akhirnya Revan ragu jika Meyla menyukainya dan mulai berpikir bahwa Bayu lah yang disukai oleh Meyla.

Waktu berjalan hingga Revan mulai yakin bahwa Meyla menyukai Bayu. Apalagi setelah gadis itu dengan gencar mendekati Bayu. Revan juga sebenarnya tahu jika Meyla sering mengirimi kakaknya pesan.

Hingga pada akhirnya setelah pesan panjang dari Meyla, Revan kembali meragu tentang siapa yang sebenarnya Meyla sukai. Revan menjadi bingung dan memutuskan untuk mendiamkan pesan dari Meyla. Sampai fakta yang sebenarnya datang, Revan terkejut ketika mengetahui bahwa yang Meyla sukai selama ini adalah dirinya, bukan Bayu yang hanya Meyla anggap sebagai kakak.

Revan kesal bukan main. Ia tidak mengerti apa maksud dari tindakan Meyla. Seolah-olah dengan tingkahnya yang seperti itu, seakan mempermainkan Revan dan Bayu sekaligus. Disatu sisi Bayu telah mengira bahwa Meyla menyukai cowok itu, tapi disisi lain Revan juga merasakan hal yang sama.

Hingga fakta itu terdengar oleh Bayu, maka hal seperti tadi pada akhirnya terjadi untuk kedua kalinya.

Revan menghela nafas. Karena Meyla semuanya menjadi kembali kacau. Entah apakah Revan membenci Meyla, dia tidak tahu. Yang pasti, Revan sangat kesal dengan sikap Meylaa yang seperti itu.

"Jangan sakitin dia hanya karena lo ingin buktiin ke gue kalo lo bisa buat dia suka sama lo dan cuma nganggep gue sebagai kakaknya,"

Revan menghela nafas kesal untuk kesekian kalinya,

"Ck,"

***

Meyla hanya bisa terdiam lalu menghela nafas setiap kali ingatannya mengenai Revan kembali muncul dalam pikirannya. Gadis itu masih tidak percaya dengan hal-hal yang terjadi kepadanya akhir-akhir ini. Termasuk mengenai pengungkapan perasaannya pada Revan.

Meyla hanya bisa menerima semuanya dengan lapang dada. Karena sejak awal, dirinya sudah tahu akibat apabila perasaannya terungkap. Dan sekarang, Meyla telah membuktikan semuanya.

Meyla menatap layar ponselnya yang menunjukkan pesan terakhirnya hanya dibaca oleh Revan. Meyla ingin menangis sekarang. Tidak tahu harus berbuat apa.

Meyla harus menanggung malu jika bertemu dengan Revan. Meyla juga harus menerima kenyataan bahwa Revan tidak mau tahu tentang perasaannya. Dan Meyla yang harus tetap berusaha tersenyum didepan semua orang.

Meyla menenggelamkan kepalanya diantara tumpukan buku yang masih saja ia biarkan berserakan diatas kasur. Gadis itu bahkan tidak menghiraukan pesan-pesan dari teman-temannya yang masuk secara bergantian.

Meyla menangis. Air mata itu jatuh begitu saja. Menyalurkan rasa sakitnya karena Revan.

DISAPPOINTED [Completed]Where stories live. Discover now