Nakajima Atsushi

126 19 1
                                    

"Atsushi-san."

Kau memanggil pria harimau putih itu. Namun sayang, ia tidak merespon, sibuk dengan dunianya sendiri ; memperhatikan dompetnya yang tak lama lagi mendekati ajalnya. Panggilan darimu hanyalah angin lalu baginya.

"Atsushi-san, hei..."

Tepukan di bahu kau berikan padanya. Tapi responnya masih sama, diam.

Hingga...

"Atsushi-san! Kau mendengarku atau tidak?!" panggilmu dengan nada yang agak tinggi. Sukses membuat pria itu tersentak, menoleh ke arahmu dan menatap panik kepadamu.

"[Name]-chan? A-ada apa?" tanyanya.

Kau mendelik kesal, memperlihatkan bungkus-bungkus cokelat yang telah habis dalam satu tempat.

"Coklatku habis. Tambah lagi."

"..."

"Atsushi-san!?"

"T-tapi, [Name]-chan... Uangku sudah sekarat... Kita tunggu sampai aku terima gaji saja yah?" bujuk Atsushi, memperlihatkan senyum paksanya.

Mau bagaimana lagi? Kau telah menghabiskan hampir seperempat dari seperlima uang milik Atsushi. Jika uangnya habis, bagaimana pria itu bisa memenuhi kebutuhan hidupnya?

Untuk apa uang itu digunakan?

Tentu saja untuk membelikan makanan kesukaanmu, coklat. Daripada kau merengek dan lebih menganggu dirinya lebih baik Atsushi membungkammu dengan itu.

Tapi mengingat coklatnya telah habis maka habis juga masanya kau diam.

"Aku mau coklat! Berikan coklat padaku sekarang!" rengekmu.

Atsushi menepuk jidatnya, bingung dengan situasi menyusahkan ini. Tapi, seharusnya karena kau merupakan sanak keluarga dari Dazai maka Atsushi bisa saja meminta ganti rugi padanya.

Toh, si maniak bunuh diri itu jugalah yang menitipkan dirimu padanya.

――Tahan sebentar... Memangnya Dazai mau ganti rugi?
  
  
Memikirkan hal itu, membuat Atsushi semakin pusing. Butuh waktu beberapa lama hingga Atsushi membuka mulutnya, mengeluarkan suara khas miliknya.

"Daripada membeli coklat, bagaimana kalau kita membuatnya? Naomi-san sepertinya mempunyai alat dan bahan untuk membuat coklat..."

"Membuat coklat? Itu, seperti apa?"

Kau mengerjapkan matamu, menatap polos sekaligus berbinar ke arahnya. "Apakah rasanya lebih menyenangkan daripada memakannya?" tanyamu lagi.

Atsushi mengira-ngira sejenak, lalu nengangguk pelan.

"Saat coklatnya sudah jadi pasti kau akan merasa sangat senang apalagi ketika kau memakannya. Rasanya lebih enak daripada membelinya lho."

"Wah, aku mau!"

Sontak kau melompat ke arahnya, memeluk lengannya dengan girang, kemudian menariknya. "Ayo pergi ke tempat Naomi-san!"

"Tunggu―[Name]-chan!"

  
 
Yah, sepertinya coklat ini membuat kalian semakin dekat. Walau ada yang lebih penting dari itu...

Atsushi berdoa, mudah-mudahan saja Naomi tidak kesusahan dengan dirimu dan mudah-mudahan saja Dazai mengganti uang miliknya.

Chocoholic | BSDWhere stories live. Discover now