two.

211 41 10
                                    

baca buku ini ada baiknya menggunakan background/them(?) hitam. jangan lupa kalau ada mulmed yang ditaro jangan lupa di play, wajib itu mah.

teroooos, bacanya pelan2

_____

ii ; Nothing Like Us

_____

"Lix, besok gue harus ke Bali." Ucap Eric sambil melepas sepatunya dan berjalan cepat menuju kamarnya tanpa menyapa Felix, seperti biasa.

"Loh, kok mendadak? Ada acara apa memangnya, Ric?" Felix melepas apronnya dan segera menyusul Eric ke kamar mereka. "Acara kampus atau—"

"Bacot,"

Felix menghela nafasnya, "Aku nanya, Ric. Ada acara kampus atau—"

"Jalan-jalan biasa."

"Loh? Bukannya kamu lagi banyak tugas, ya? Kenapa jalan-jalan sekarang? Waktu liburan padahal bentar lagi, loh."

Eric menggebrak kopernya, "Emangnya kenapa sih!? Masalah banget!?"

Felix menghela nafasnya lagi, "Nggak usah emosi, Ric. Maksud aku 'kan—"

"Gue mau nge-refresh otak gue. Gue jenuh."

Entah kenapa, bagi Felix kalimat Eric yang terakhir sedikit menusuk hatinya.

Eric benar-benar sedang jenuh dengan urusan kampusnya atau jenuh dengan hubungannya dengan Felix yang sepertinya semakin hari semakin memburuk? Itu yang sedang Felix pikirkan.

"Kamu jenuh sama aku, ya?" Tanya Felix to the point.

Eric yang sedang memasukan pakaian ke dalam kopernya berhenti untuk sesaat dan menatap Felix sekilas sebelum melanjutkan aktifitasnya.

Felix menghela nafasnya lagi sebelum ia berjalan menuju pintu kamar mereka. "Jangan lupa makan ya, udah aku siapin di meja pantry." Ucap Felix sebelum menutup pintu kamar mereka.

"Felix, lo mau kemana? Nggak tidur disini?"

Felix membuka pintu kembali, "Kayaknya aku mau begadang malam ini,"

"Felix, good night." Eric mengucapkannya dengan cepat sebelum Felix benar-benar menutup pintu. Dan Felix hanya merespon dengan anggukan dan senyuman tipis.










Felix mulai lelah, tetapi ia tidak mau menyerah.

_____
















"Eric, kamu yakin mau berangkat ke Bali? Kamu kayaknya nggak fit, nanti kalau tumbang disana gimana?" ketika Felix hendak menaruh punggung tangannya di kening Eric, laki-laki itu menepis tangannya.

Eric mendengus lalu menatap Felix malas, "Nggak."

"Kamu mau berangkat sama siapa aja sih?"

"Daehwi, Hyunjin, Ryujin, Somi—"

"Somi siapa?"

"Yaelah, ceweknya si Ryujin."

Eric mengecek jam-nya yang menunjukan pukul dua kurang dini hari, "Gue berangkat sekarang, flight jam 3 subuh soalnya."

"Tapi— ah, aku titip kamu ke Daehwi aja ya?"

"Nggak usah, gue bisa jaga diri."

Felix mengangguk lalu memeluk Eric, tetapi Eric mendorong Felix paksa agar melepaskan pelukannya, "Nggak usah lebay gini, alay tahu nggak."

BLAM!

Eric membanting pintu dengan cukup keras.

Belum sempat Felix mengucapkan sekedar kata 'Hati-hati', Eric sudah melengos keluar begitu saja.

Felix menghela nafasnya, kali ini secara kasar. Ia berjalan dengan malas dan melempar tubuhnya ke atas sofa ruang TV lalu menatap foto dirinya dengan Eric berukuran lumayan besar yang dipasang di atas TV.



"There's no relationship like us, Ric. I miss you.

_____

bahasanya aneh ya? :( maaf ya 

kritik saran ayoo! vomment juga ya ><

maaf ya typo(s) dan baru apdet.

ada yang kangen ga? Gcanda.

stay | felix, ericWhere stories live. Discover now