Satu

91.1K 3.6K 51
                                    

Cerita baru, semoga suka yaa

Luv,

Carmen

-----------------------------------------------------------------------------------------

Pegunungan Albjuvenich

Tidak banyak yang mengenal St. Monty, sebuah negara kecil dengan luas tidak lebih dari 400km2 yang dikelilingi oleh jajaran gunung-gunung yang untungnya sudah tidak aktif lagi, di salah satu titik di Eropa Timur.

Ada banyak alasan mengapa orang-orang tidak mengenal tempat tersebut. Negara ini baru berusia tidak lebih dari 20 tahun, setelah dikuasai sana-sini dalam masa perang dunia, kemudian memecahkan diri dari salah satu negara besar, lalu menderita di bawah kepemimpinan komunis sebelum penduduknya berhasil melepaskan diri sepenuhnya. Tapi apa yang terjadi? Isolasi dan ketertinggalan sejarah, ekonomi dan politik.

St. Monty praktis ketinggalan dalam segala hal.

Jadi dalam masa transisi awal, setelah membentuk sistem pemerintahan parlementer dan memilih presiden pertama serta menunjuk perdana menteri pertama, kabinet baru mereka hanya memiliki satu misi - memulihkan St. Monty. Demi mengejar ketertinggalan ekonomi, mereka mendekatkan diri pada Inggris, meminta bantuan dan menjadikan negara itu sebagai sekutu, sekaligus membiarkan diri mereka terkadang dimanfaatkan. Tapi bersekutu dengan negara besar yang berkuasa menjadi jalan terbaik untuk memulihkan diri bagi negara kecil seperi St. Monty dan walaupun mereka masih memerlukan banyak perbaikan, namun sistem pemerintahan mereka berjalan cukup stabil, begitu juga dengan aspek ekonomi dan investasi pun mulai mengalir masuk.

Dan sejak bersekutu dengan Inggris, mereka tak lagi menjadikan bahasa ibu mereka sebagai bahasa nasional, namun justru menggunakan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari.

Terlepas dari kesan mereka sebagai negara muda yang masih berusaha menempatkan diri di jajaran negara-negara berkembang, St. Monty sebenarnya adalah tempat yang indah. Persis seperti negeri dongeng, di mana pemandangan begitu hijau di musim semi dan begitu putih menakjubkan di musim dingin yang panjang dan berat. Tapi walau salju turun hampir setengah tahun, tempat itu tetap adalah tempat terindah di dunia, di mana orang-orang St. Monty tidak mengharapkan apapun, selain kehidupan sederhana dan tenang, damai, jauh dari peperangan.

Dan karena St. Monty begitu kecil, ibukota mereka juga di satu kota yang sama, St. Monty. Kota sekaligus negara itu tidak memiliki laut maupun pantai. Bagian utara dipenuhi oleh peternakan, yang menjadi salah satu penunjang utama perekonomian, banyak yang tidak mengenal St. Monty tapi pastinya banyak dari negara-negara di belahan benua lain yang menyukai produk susu Monty. Bagian barat adalah pusat pemerintahan. Pusat kota terletak di bagian tengah hingga timur, dipenuhi perusahaan-perusahaan dan toko-toko serta beberapa pusat perbelanjaan. Sedangkan bagian selatan lebih tenang, dikhususkan untuk pusat pendidikan serta industri pabrik di ujung yang lebih jauh.

Sebenarnya, tidak ada tempat yang terlalu jauh yang tidak bisa dicapai di negara ini, dan para penduduknya juga jarang mengenakan kendaraan pribadi, kebanyakan sepeda dan motor. Mungkin ini salah satu keuntungan berteman dengan Inggris, St. Monty memiliki sistem transportasi yang bagus, bus-bus nyaman yang melayani hampir semua rute juga monorail yang menghubungkan setiap jalur di negara ini.

Ada satu lagi yang menguntungkan apabila bersekutu dengan negara besar, sektor pendidikan di St. Monty sama sekali tidak memalukan, bahkan di atas standar. Untuk ukuran negara sebaru dan sekecil St. Monty, itu adalah prestasi yang membanggakan, walaupun andil Inggris di baliknya tidak bisa diabaikan begitu saja. Dua universitas negeri dan satu universitas swasta menghasilkan lulusan-lulusan yang kesemuanya bermimpi untuk menaklukkan dunia di luar pegunungan yang menjulang ini. Dan Ana-Maria Francise Taranu adalah satu satu gadis muda yang memimpikan hal yang sama. Bahwa suatu hari nanti, impiannya akan membawanya menapakkan kaki di suatu tempat yang dipenuhi bangunan tinggi dan lalu lalang kendaraan yang bising, di mana orang-orang berpakaian modis, mengejar jadwal kerja yang padat dan menantang.

The Sheikh's Love-SlaveWhere stories live. Discover now