1. They said He is Hot

5.6K 544 49
                                    

Hinata menggerutu ketika mendapati sejumlah gadis tukang gosip memblokir lorong menuju kelasnya dengan cerocosan seputar make up dan siapa saja yang mendapat ONS dengan profil terbaik. Mereka benar-benar gila.

Hinata sendiri tidak suka berdandan. Dan dia benci ketika setiap orang membanggakan aset tubuhnya sembarangan. Ini kampus. Bukan ajang pamer aset pribadi atau aset keuangan.

Karena sudah menikah sejak hampir 5 tahun yang lalu, Hinata bahkan tidak sempat memasukkan kata kencan dalam list to do miliknya karena tidak banyak berguna.

Jika dia berkencan, jelas sekali pria itu harus memiliki profil yang lebih hebat dari Sasuke. Dan hello? Dimana dia harus mencarinya?

Suaminya itu... Orang yang tidak dapat digantikan oleh siapapun. Dia memiliki wajah tampan dan tubuh yang indah seolah dipahat langsung untuk menjadi mahakarya terbaik. Sasuke juga memiliki sikap manis dibalik sifat pendiamnya dan bisa membuat Hinata jatuh cinta berkali-kali. Dia sangat pengertian dalam banyak hal. Bertingkah layaknya superhero bagi Hinata dan itu membuat Hinata tidak bisa mengalihkan pikirannya bahkan sedetik! Polisi yang kerap menangani kasus kriminal dan penembak jitu yang sudah membuat banyak penghargaan dari ajang menembak cepat.

Dengan profil sehebat itu, dia mau mencari sosok yang lebih baik? Bunuh saja kepolosan miliknya itu. Dia tidak akan menemukan pria yang lebih baik dari Sasuke.

Bodohnya, selama hampir 5 tahun belakangan ini, Hinata berusaha membuat pria itu melihatnya sebagai seorang gadis yang dipilihnya untuk menjadi istri. Bukan hanya gadis yang harus dilindungi. Tapi pria itu bersikeras bahwa pernikahan mereka hanya akan berumur 5 tahun. Kalau saja dia memiliki keberanian untuk menyeret pria itu dalam pusaran gairah. Oke, itu mengerikan. Mengingat dia masih belum tersentuh siapapun. Satu-satunya keintiman yang pernah dia rasakan adalah kecupan singkat Sasuke di pipi saat mereka sudah diumumkan sebagai suami-istri. Ironi.

"Aku ingin pria itu untuk hadiah natalku," gumam Jennie. Salah satu mahasiswi paling populer di kampusnya (kebetulan mengerikan selalu satu kelas dengan Hinata apapun yang terjadi) dengan bibir penuh filler yang tertekuk manja seolah sedang menahan liur agar tidak menetes.

Iuh...

Hinata mendengus dalam hati dan berusaha tidak mengumpat dengan tingkah konyol para mesin gosip itu. Namun rasa penasaran yang semula hanya sepintas lalu berubah menjadi akut ketika satu persatu dari segerombolan mesin gosip bertingkah mengerikan. Mereka semua seolah tengah menunggu (siapapun pria yang sedang mereka tatap) sosok tersebut menyeret salah satu dari mereka ke tempat tidur.

Dan, bloody kappa!

Itu suaminya!

Hinata menahan komat-kamit kejengkelannya karena para wanita haus itu menatap Sasuke seolah ingin menelannya bulat-bulat. Dan Hinata juga merutuki ketampanan suaminya. Andai saja pria itu mengijinkan hubungan mereka menjadi seperti suami istri pada umumnya, tentu Hinata tidak akan sedongkol ini. Yang lebih mengerikan, Sasuke saat ini sedang berjalan menghampirinya.

Acar timun!

"Kita butuh bicara, Hinata," intruksi Sasuke. Pria itu menatap bingung para gadis yang terlihat siap pingsan di balik punggung Hinata. Apa para gadis saat ini sangat lemah sampai seluruh wajahnya berubah menjadi merah ketika dia datang?

"Ada apa dengan temanmu?" tanya Sasuke bingung karena salah satu dari para gadis itu sudah terlihat nyaris pingsan.

"Efek wajah tampan pria berseragam polisi yang tiba-tiba ada di koridor kampusku," terang Hinata dengan jengkel tanpa diminta.

Sasuke hanya mengulum senyum melihat tingkah jengkel Hinata sebelum mengatakan maksud kedatangannya.

"Ada yang perlu kudiskusikan denganmu. Dan bukan disini. Bagaimana?" tawar Sasuke dengan mata penuh harap.

Love, Life, Lie [END]Where stories live. Discover now