Prolog

89 6 0
                                    

Vote

Comment

Follow

Happy Reading!! 📓📖🎉

-
-
-

Seseorang dengan jubah hitam berkibar yang membalut tubuhnya tengah berdiri di atas pinggiran atap gedung. Kepalanya sedikit tertekuk menandakan bahwa dia sedang memperhatikan sesuatu di bawah sana. Sampai beberapa jam berlalu pun dia sama sekali tidak beranjak dari tempatnya.

Hingga objek yang tengah ditatapnya menatap ke arah dia karena merasa risih, terlihat jelas dari raut wajahnya. Tepat saat itu juga dia menghilang bersamaan dengan hembusan angin malam, tanpa ada yang tau ke mana perginya. Si objek yang tidak mendapatkan apapun lantas melanjutkan aktifitasnya melangkah di trotoar, berusaha tidak peduli dengan pikirannya yang sedang kacau sekarang.

Dalam perjalanannya, si objek bersenandung ria mencoba menghibur dirinya yang akhir-akhir ini hampir setress akibat pekerjaannya yang menumpuk melebihi mount everest. Sembari menenteng kantong plastik putih berukuran sedang di sebelah tangannya, dengan hati yang ditatanya untuk damai dari semua hal yang tidak diinginkannya, senandungnya berkejaran dengan irama ketukan high heels yang menapakkan kaki di tepi jalan.

Tiba-tiba dirinya kembali merasa ada sesuatu, tidak, lebih tepatnya seseorang yang mengawasi dirinya (lagi). Langkahnya terhenti. Si objek menggerakkan kepalanya menyapu sekitar. Sepi. Itulah yang dilihatnya. Jalanan terasa sangat sunyi karena waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam. Tidak ada satu orang pun yang dilihatnya selama melewati jalan itu. Si objek menggelengkan kepalanya mengenyahkan semua pikiran negatif yang tebersit di otaknya. Berusaha terlihat santai, si objek kembali pada kegiatan awalnya.

Gerakan kakinya berhenti saat menginjak anak tangga terakhir yang menuju ke apartemennya. Matanya membulat sempurna begitu melihat seseorang yang ternyata sedaritadi memang memperhatikannya. Si objek cukup yakin akan hal itu.

Seseorang berjubah hitam yang menghadap pintu apartemennya yang berjarak sekitar empat ruangan menggerakkan tubuhnya setelah menyadari objek yang sangat lama ditunggunya. Dia merasa si objek merasa bingung, takut, dan gelisah bercampur menjadi satu. Sorot matanya si objek menampakkan sikap awas yang tinggi, justru membuat dia nyaris meledakkan tawanya. Yang menurutnya lucu itu bukanlah ekspresi si objek, melainkan pertemuan mereka yang dapat dibilang sangat aneh.

Si objek yang tingkat kewaspadaannya telah meningkat kini mengernyit bingung. Entah memang matanya yang buram atau pikiranya yang sedang berkhayal saat melihat bahu dia berguncang pelan.

Tunggu. Dia tertawa?

Orang aneh berpenampilan aneh yang sedang tertawa tanpa sebab membuatnya semakin terlihat aneh. Merasa risih si objek mengeluarkan suaranya.

"S-siapa kau?" tanyanya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

Dia berjalan dua langkah menuju si objek membuat si objek mundur ke undakan anak tangga ke empat yang teratas.

"Tenang saja. Aku tidak akan menyakitimu," terdengar tenang serta tidak terdengar nada ancaman dari kalimatnya. Tapi tetap saja si objek was-was terhadap gerak-gerik dia yang bisa kapan saja menghantam dirinya.

"Kau terlalu berlebihan, kau tahu," jeda sejenak sebelum dia merogoh sesuatu lalu menjulurkan tangannya keluar dari jubah yang menutupi seluruh tubuhnya. "Apa kau masih mengingat ini?"

Tanpa aba-aba, derap langkah kaki mengarah pada dirinya yang refleks menerjang dia yang terdiam kaku dengan perasaan hangat.

T.B.C

-
-
-

A/N

Hallo semuanya yang membaca ceritaku atau yang sekedar mampir di sini!! 😀😁
Apa kabar? Kalau sehat alhamdulillah ya... Sesuai dengan kesepakatan(?) yang udah kubilang 2 bulan yang lalu, setelah sekian lama akhirnya cerita ini kembali hadir dalam dunia oranye ini. Hehe...
O ya, cerita ini updatenya nggak nentu ya, soalnya aku kan udah kelas sembilan. Jadi, bakal sibuk aku nantinya. Dan mohon maaf kalau updatenya sebulan sekali atau bisa jadi enggak update sama sekali. Mohon untuk dimengerti sama-sama karena kita juga memiliki urusan di dunia nyata yang lebih penting. Mohon bersabar, ya.

Satu lagi.

Cerita ini bakal aku rombak habis. Jadi kemungkinan besar banyak alur dan konfliknya yang berubah. Atau mungkin nama tokoh? Udah kelihatan duluan tuh kalau prolognya aja beda, kan? Tehe...

Segini aja dulu, ya. Aku lagi fokus sama dunia nyata dulu nih. Selesaikan dulu yang di sini kemudian berbahagia ria-lah dalam dunia penuh abjad ini. Seperti kata pepatah "berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian".

Nggak di dunia nyata nggak di sini ternyata aku cerewet banget, ya. Mohon maaf karena aku orangnya memang begini😁

Sekian dulu perjumpaan kita hari ini. Selamat menjalankan aktifitas masing-masing, ya!!

Bon Jour
Lia Ramsyah

[tebar apel hijau // 🍏🎉🍏]

Sky Activity: BLUE WINGSWhere stories live. Discover now