5 (BEGINNING)

39 3 0
                                    

Vote

Comment

Follow

Happy Reading!! 📓📖🎉

-
-
-

Pria bersurai hitam memasuki kedai ramen yang dihampirinya. Dia kemudian duduk di meja penyajian, setelah itu memesan makanannya.

"Ramen miso satu, paman!"

"Oke!!"

Sambil menunggu pesanannya, pria bersurai hitam menyapu pemandangan sekitarnya. Kedai ramen yang lumayan bising dipenuhi oleh hiruk-pikuknya ocehan pelanggan, tidak lupa lelucon yang membuat kebahagiaan mereka dihiasi oleh tawa. Pelayan kedai menyebar ke sana-kemari, melayani ataupun mencatat menu yang dipilih pelanggan. Pria bersurai hitam tidak perlu repot-repot didatangi seorang pelayan karena dia duduk di meja penyajian. Meja itu adalah tempat duduk kesukaannya untuk menikmati ramen super lezat buatan Paman Hiroku. Walaupun tadinya dia tidak datang sendirian, sih. Dan juga di antara para pelayan itu, biasanya ada salah satu temannya yang berkeliling dari satu meja ke meja yang lain. Temannya yang datang ke sini bersamanya tadi tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar. Dia pikir mungkin saja temannya itu berkemas untuk melayani pelanggan, tapi batang hidungnya belum nampak di mana pun.

"Kau melihat apa?" pria bersurai hitam terlonjak di kursinya karena keberadaan seseorang di sampingnya yang tanpa permisi nyaris membuat jantungnya hampir copot.

Pria bersurai hitam menatapnya terdiam selama beberapa detik. Tersadar dari lamunannya, dia mengelus-elus dadanya mengembuskan napas kasar. "Bisa tidak, jangan mengejutkanku? Untung saja aku tidak jatuh dari kursi tadi!"

Pria bersurai biru muda hanya menatapnya malas tanpa memedulikan gerutuan sobatnya itu. Di tengah kekesalan pria bersurai hitam yang menatap kesal pria bersurai biru, Paman Hiroku datang ke meja penyajian ditemani dua mangkuk ramen di nampan. Dia menghidangkan semangkuk ramen dihadapan pria bersurai hitam membuatnya melupakan semua rasa kekesalannya begitu saja. Paman Hiroku berseru melihat pria bersurai biru berdiri di samping pria bersurai hitam yang telah melahap ramen pesanannya.

"Hei, boy, kau sudah pulang rupanya!" Paman Hiroku tersenyum lebar. Seorang pelayan mendatangi meja penyajian, mengambil alih nampan di tangan Paman Hiroku, kemudian berlalu pergi ke meja pelanggan. "Apa perjalanmu menyenangkan?"

"Terbalik," sahut pria bersurai biru dengan tatapan datarnya. Paman Hiroku tertawa renyah mendengarnya. Lalu membalas, "mengecewakan maksudmu, atau membosankan?"

"Percuma saja paman bicara dengannya. Membahasnya pun dia tidak mau. Tidak ada yang menyenangkan hatinya bagaimanapun caranya karena memang tidak ada yang ingin dia tanggapi. Tersenyum saja bisa sampai dua bulan sekali, bahkan mungkin seratus tahun pun dia tidak akan mau tersenyum. Entah apa yang bisa membuatnya menarik di dunia ini. Aku yakin dia ingin merubah semua itu, tapi mungkin saja terhalangi oleh wajah datar mengenaskannya itu," pria bersurai hitam melambai-lambaikan tangannya. Seketika dia dan Paman Hiroku tertawa melihat wajah masam pria bersurai biru yang masih berdiri di sampingnya dengan menggunakan celemek putih berlogo 'Shuichi Ramen' dan bandana putih yang menutupi separuh kepalanya.

Pria bersurai biru berlalu pergi begitu saja dengan kekesalan yang memuncak. Kedua orang yang tadi sempat mentertawakan pria bersurai biru menatap punggungnya yang mulai menjauh. Mereka memperhatikan pria bersurai biru menanyakan menu pelanggan, kemudian mengguratkan pena di buku catatan pesanan pelanggan. Pria bersurai hitam yang tadinya membalikkan setengah badannya ke belakang untuk memandang kepergian sobatnya kini beralih ke depan. Kembali pada ramen kesukaannya dan berhadapan dengan Paman Hiroku yang menjulang tinggi di seberang meja.

Sky Activity: BLUE WINGSWhere stories live. Discover now