Cinta Pertama di SMA

2.1K 2 0
                                    

Siapapun pernah mengalami yang namanya cinta pertama, setiap orang punya pengalaman berbeda tentang hal ini. Penulis adalah generasi kelahiran 80an keatas, jadi jangan berfikir jatuh cinta era 90an akan sama dengan cerita cinta zaman now. Percaya atau tidak saya baru mengenal cinta pada saat SMA tepatnya tahun 1997. Tentunya berbeda dengan anak milenial, sejak SD aja sudah merayakan aniversary tiap bulannya. Ketika itu saya baru duduk dikelas 1 SMA.

Kata orang masa-masa SMS itu masa paling indah, dengan bangganya saya menanggalkan seragam SMP dan berganti dengan seragam putih abu-abu. Seperti biasa saya dan teman-teman sedang asyik bercanda didepan kelas ketika pandangan saya tertuju kepada seorang siswi yang melewati kelas kami. Kecantikan seseorang adalah relatif, bagi penulis siswi satu ini berbeda dengan yang lainnya. Berkulit putih, rambutnya panjang bergelombang dan sedikit cuek.

Hari berikutnya ia lewat lagi didepan kelasku, ingin hati menyapa tapi takut. Seminggu sudah kuperhatikan dia, karena penasaran yang tinggi kucoba mencari informasi tentang dia. Melalui temanku yang satu kelas dengannya, dia dikelas 1c, sedang saya kelas 1b. Orangnya pendiam, susah untuk dekat dengan orang yang belum dikenalnya dan satu lagi ia adalah anak seorang guru. Jaman dulu belum ada media sosial. Boro-boro facebook, Handphone saja belum ada yang ada hanya telepon umum persis seperti yang ada didalam film Dilan. Perlahan kucoba mendekatibya walau dalam hati masih takut dan ragu. Apabila jaman sekarang bisa chating melalui WA, mesengger dan aplikasi lainnya, maka jaman dulu saya hanya memakai cara"kurir". Kutitipkan salam kepada temanku yang satu kelas dengannnya. Itulah satu-satunya agar bisa mendekatinnya. Acara kirim salam sering kulakukan tapi belum juga ada tabggapan, ingin mundur tapi hati kecil berkata "jangan menyerah".

Biasanya disekolah kami setelah ujian semseter akan ada jeda waktu satu kinggu untuk mengadakan klasmeeting  antar kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Biasanya disekolah kami setelah ujian semseter akan ada jeda waktu satu kinggu untuk mengadakan klasmeeting antar kelas. Waktu itu kupergunakan sevaik-baiknya untuk sekedar menyapa atau mengajak ngobrol. Oh ya, sekolah kami agak jauh dari rumah penduduk. Bahkan sampai ada julukan sekolah "tegal"(sawah). Karena disekitar kami memang persawahan. Setiap pulang pergi kebanyakan siswa dan siswinya mengandalkan angkutan umum atau bis untuk pulang pergi ke sekolah. Disela menunggu bis itulah ada waktu buat saya untuk mendekatinya.

Butuh perjuangan ekstra agar bisa dekat dengannya, selain pendiam dia ternyata orangnya tertutup. Waktupun berjalan, hubungan kami masih stagnan tanpa perubahan, belum nampak lampu hijau darinya. Berbagai cara telah kulakukan mulai sering mencegatnya saat pulang sekolah, mendatangi kelasnya jam istirahat atau hanya meminjam buku catatatn untuk sekedar bisa melihatnya walau satu menit. Pada akhirnya saya akhirnya memberanikan diri untuk "nembak" dia. Berdebar debar hati ini saat waktu, ketika pulang sekolah dibelakang kelas kukatakan bahwa saya mau bicara. Tanpa buang waktu kuberkata.

"Mau ga kamu jadi pacarku"..

Entah terkejut atau bagaimana mendadak wajahnya berubah merah merona, terdiam menunduk ketanah tanpa berkata. Lama keheningan diantara kami berdua, sampai ia mengatakan.

"Nanti saja ya, saya tidak bisa menjawabnya"

Dengan berat hati kuanggukkan kepalaku tanda setuju. Berhari-hari telah berlalu tapi ia tidak kunjung memberikan jawabannya walau hubungan kami tetap seperti biasa. Seminggu berlalu akhirnya dia mengajakku bertemu dan ia bilang

"Iya..aku mau jadi pacarmu.."

Duniaku seakan runtuh, terkejut bercampur gembira walau saya tidak berani memegang tangannya kubilang

Duniaku seakan runtuh, terkejut bercampur gembira walau saya tidak berani memegang tangannya kubilang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Terima kasih"

Itulah cibta pertamaku, kamipun berjanji akan selalu bersama. Sering kupinjam buku catatannya dan disaat kukembalikan kusisipkan kata-kata cinta, ungkaoan kerinduan didalamnya. Satu tahun, dua tahun dan tiga tahun kami jalani hubungan ini, hal paling romantis yang pernah kita liwati adalah ketika kita berjalan kaki pulang sekolah melewati hamparan persawahan yang hijau. Diselingi canda tawa, harapan-harapan dan kata-kata sayang kami berjalan walau panas terik dikepala kami. Yang ada hanya kebahagiaan, keceriaan tanpa perduli peluh membasahi tubuh kami. Hampir 20 menit kita berjalan tanpa henti yang pada akhirnya ia menyerah dan kamipun naik bis untuk pulang kerumah masing-masing.

Cinta kami cinta yang unik, tidak banyak kata. Kami menjalaninya dengan cara kami sendiri, sederhana tanpa diperlihatkan kemesraannya. Kisah kasih di sekolah adalah pengalaman yang tidak terlupakan. True story, untuk sebuah nama "R". Ternyata kita tercipta bukan untuk bersama, semoga engkau bahagia bersamannya. Biarlah kisah ini abadi dalam hati kita. 

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Cinta Pertama ku Pada Saat SMAWhere stories live. Discover now