Chapter 3

11 2 0
                                    

Bel pulang pun berbunyi, Arsa berlari menuju kelas embun untuk mengajaknya pulang bersama.

"bun, pulang bareng sama aku ya?" Tanya Arsa.

"gak ah" jawab Embun cuek.

"ayolah, kapan lagi kita pulang bareng kayak dulu, nanti aku temenin deh liat senja sore ini" mohon Arsa.

Arsa selalu tahu apa yang bisa membuat seorang embun luluh, iya dia tau segalanya. Hanya satu yang dia tidak tahu sampai sekarang, perasaan embun terhadapnya. Menyedihkan memang.

Embun pun meng-iyakan permintaan Arsa, sebenarnya embun tidak bisa menolak apapun yang Arsa minta.
Embun pun berjalan dibelakang punggung Arsa mengikuti langkah sahabat kecilnya itu.

"ayo naik, maaf helmnya cuma ada satu gapapa ya kamu ga pake helm?" Arsa.

"iya gapapa, kamu harus selalu jaga keselamatan mu" ucap Embun.

Diatas motor pun, mereka hanya diam. Arsa serius mengendarai laju motornya, sedangkan Embun melihat ke sisi-sisi jalan dan sesekali melihat ke arah langit. Sampai akhirnya Arsa yang memulai pembicaraan.

"pulang dulu atau gimana?" tanya Arsa.

"langsung saja" jawab Embun.

"mau lihat dimana?" tanya Arsa.

"katanya kamu lebih dulu dikota ini, pasti kamu lebih tahu tempat-tempat yang pas untuk melihat senja" ucap Embun.

"pantai baros" ucap Arsa.

"dimana itu?" kini giliran Embun yang bertanya.

"kamu akan tahu sendiri" ucap Arsa.

Yah, begitulah Arsa. Selalu membuatku penasaran.

~~~~

Kata pertama sesampainya di tempat yang dikatakan arsa tadi adalah menakjubkan.

Pantai baros adalah tempat wisata yang baru-baru ini diadakan didaerah yogyakata lokasinya lumayan jauh dari tempat tinggal kita, dipantai ini juga ada kawasan hutan mangrove untuk anak-anak remaja atau keluarga untuk berfoto ria, begitu penuturan Arsa.

"sini duduk disamping ku sa" ucap Embun yang sudah duduk ditanah.
Dan Arsa pun duduk disamping Embun.

"selama kita pisah dan akhirnya bertemu ternyata kamu banyak berubah bun, mungkin semakin dewasa." ucap Arsa.

"manusia itu harus ada perubahan sa, jangan stak dimasalalu saja." ucap Embun.

"nah kan apa aku bilang kamu udah dewasa" Arsa sambil tersenyum.

"ada yang tidak berubah sa" Embun menggantung ucapannya.

"apa itu bun?"

"yaitu, aku masih tetap menyukai hujan dan mengagumi senja." Embun ternyum manis ke arah Arsa.

Perasaan yang ku miliki untuk mu itu masih tetap sama bun, tidak ada yang berubah. Batin arsa. Arsa pun memandangi embun yang sedang menikmati sang senja sore hari ini.

Tiba-tiba Embun membalikkan wajahnya ke arah arsa.
"kita foto berdua ya sa" ucap embun.
"biar apa?"
"biar kalo kita berpisah lagi, aku ga perlu repot-repot mencarimu. Aku tinggal lihat foto kita berdua digaleri handphone ku saja" ucap Embun dengan mata berkaca-kaca.
"bun, kita tidak akan berpisah lagi. Aku akan menjadi Arsa sahabat kecilmu lagi." ucap Arsa meyakinkan.
Kecuali, Allah yang berkehendak. Batin Arsa.

Setelah percakapan itu, mereka berduapun menikmati sang senja yang akan pulang ke kesunyiannya-malam sambil tersenyum bahagia.

~~~~

Arsa mengantarkan Embun didepan pagar rumahnya.
"makasih Arsa, sudah ingin menemani embun melihat senja sore ini, sangat menakjubkan." ucap Embun dengan wajah yang berbinar.

"sama-sama Embun manis."

"gak mau mampir dulu sa?" menawarkan.

"sudah hampir malam bun, lain kali saja. Salam untuk mama dan ayahmu ya" ucap Arsa.

"siap" mengangkat tangan kanannya-hormat. "hati-hati".

Setelah itu, malam pun datang. Membiarkan semua beban yang dibawa oleh anak manusia perlahan hilang karna sang bulan ada untuknya. Entah untuk besok, mungkin kembali lagi.

~~~~~

Yeaaayy! Apdute lagi:v maaf ya, baru aktif lagi.
Maaf, sudah membuat kalian penasaran sama Arsa dan Embun.
Btw, cerita ini ga ada tokoh dalam bentuk foto ya:"v jadi bayangin aja kalo Arsa dan Embun itu ibaratkan kalian dengan seseorang.

Vote & coment ya readers:*

EmbunWhere stories live. Discover now