ㅤㅤSEVEN

1.5K 249 12
                                    

Bagja tak ada di kelas, setelah ia pergi tadi pagi, ia tak kembali sampai istirahat kedua, Bella pun tak peduli, ia tak mengirimkan pesan seperti biasanya, menyuruh Bagja untuk ke kelas, menyusulnya, atau semacamnya.

Ia hanya,

Tidak ingin mengganggu waktunya dengan Laura.

"Bel, bang Bagja kemana?" Tanya Sadam. Bella hanya menggelengkan kepalanya.

"Kan biasanya lu yang suka ngechat ke bang Bagja kalo gaada di kelas"

"Lagi gaada kuota, hehe" bohongnya.

"Yaudah deh"

Bella hanya tersenyum kecut setelah itu melanjutkan tugasnya.

Ia hari ini sama sekali tidak berminat untuk berjalan jalan keliling sekolah seperti biasanya. Mungkin bosan? Atau memang ia betah di kelas yang bisa dibilang tak begitu bersih.

"Bella, bagi hotspot dong buat searching nih" pinta Adnan.

"Hah?uhh-"

Bella paling tidak bisa menolak permintaan temannya, apalagi jika itu memang bermanfaat bagi temannya, jika digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat, ia tak akan mau membantu.

Rasanya seperti sia sia.

Tetapi barusan ia bilang ke Sadam bahwa ia kehabisan kuota, haruskah ia berbohong untuk yang kedua kalinya?

"Ih lu denger ga sih tadi dia bilang gaada kuota" kata Sadam.

"Udah gapapa, Bell, gue tau posisi lu, saat gaada kuota tapi pengen ngechat doi, issokey! Udeh malak ke yang lain aja lu, Dam" lanjutnya. Kemudian ia mendorong Adnan agar pergi dari sana.

Oh tidak, melainkan ke meja di depan Bella.

Meja Frysca dan Haera.

"Nahh Frysca, bagi hotspot dong, urgent nih urgent" kata Adnan.

Kemudian Frysca tiba tiba berseru "kamu kemarin minjem uang aku gadikembaliin mana? Kok ga dibalikin? Pulpen aku juga kemana? Buku catetan mtk aku juga dihilangin sama kamu! Hueeeee"

Adnan yang terkena marahnya Frysca hanya bisa meminta maaf dan berjanji akan mengembalikan semua barang dan uang yang pernah ia pinjam dengan jaminan Frysca harus memberi ia password hotspotnya.

Bella hanya tertawa melihat keributan kecil
Adnan dan Frysca tersebut.

🌑🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘🌑

"Heh, ga ke kelas lu!" Tegur Jena membuat Chan terkaget.

"Apasih lu rusuh, kayak Bella ae"

"Uhh jadi eksitensi Bella terakui nihh, cielahh"

Kemudian hening, Jena mencoba untuk memancing Bagja tentang kejadian tadi pagi.

"Hmm i told you to explain"

Bagja pun menghela nafasnya.

"Gue juga gatau, Jena"

Jena diam, bukan berarti tak tau apa apa, ia tau Bagja akan mengatakan sesuatu.

"Kata Adip gue selalu nolak kemauan Bella, sementara pas sama Laura, gue iyain, yakan tapi gue sungkan aja sama Adip dan gue juga menghargai perasaan Laura,"

"Tapi lu ngehargain perasaan Bella ga?" Tanya Jena langsung kepada topik.

"Jen, lu tau sendiri gue kayak gini kenapa,"

"Ya balik lagi ke kata kata gue waktu itu sih, Ja. Kalo lu gaada niatan buat ngebales perasaan Bella, mending omongin sama dia, jangan bikin semuanya semakin rumit"

 ࣧ 𝐃𝐈𝐀 𝐁𝐀𝐆𝐉𝐀 [✓]Where stories live. Discover now