Chapter 3

8.9K 745 12
                                    

Lalisa berjalan diantara deretan rak makanan disebuah pusat perbelanjaan. Matanya melihat sekilas makanan makanan yang tertata rapi, seolah sedang mencari makanan yang ia inginkan.

"Lisayaaa!!" teriak Jennie dengan tiba tiba.

Sontak Lalisa melihat kearah Jennie yang sedang berlari kearahnya.

"Kau sedang apa?" tanya Jennie.

"Sedang tak ingin melihatmu" ucap Lalisa.

Mendengar perkataan Lalisa, Jennie mencubit keras lengan Lalisa sampai Lalisa meringis kesakitan.

"Kau kasar sekali, seperti seekor macan" ucap Lalisa sambil mengusap lengannya.

"Jika kau tidak berkata seperti itu, aku tak akan berbuat kasar padamu" ucap Jennie.

"Tapi kau terlalu berlebihan" ucap Lalisa membela diri sambil terus mengusap lengannya.

Jennie terdiam sejenak, meliht kearah lengan Lalisa yang baru saja ia cubit.

"Apa itu sangat menyakitkan?" tanya Jennie tiba tiba seperti merasa bersalah.

"Sudahlah, tidak penting" ucap Lalisa beranjak dari tempat tersebut.

"Lisaaaa!" teriak Jennie dan terburu buru mengejar Lalisa.

Sampai akhirnya Jennie kembali dihadapan Lalisa.

"Kenapa lagi? Kau ingin mencubit lenganku yang sebelahnya?" ucap Lalisa.

Namun bukannya menjawab ucapan Lalisa, Jennie malah menaikan lengan sweater Lalisa.

"Apa yang kau lakukan?" ucap Lalisa.

Jennie terdiam menatap lengan Lalisa.

"Lisa" ucap Jennie.

Lalisa hanya terdiam melihat tingkah Jennie.

"Maaf.. Bekas cubitanku membiru. Kukira tidak akan seperti ini" ucap Jennie terlihat sangat merasa bersalah.

Lalisa segera menurunkan kembali lengan bajunya.

"Apa kau marah? Maafkan aku" ucap Jennie.

"Tidak, ini tidak begitu menyakitkan, aku bisa mengompresnya dengan air hangat nanti" ucap Lalisa.

"Ah biarkan aku mengobatinya" ucap Jennie.

"Tidak perlu, aku bisa mengobatinya sendiri" ucap Lalisa.

"Benarkah?" tanya Jennie.

"Um" sahut Lalisa sambil menganggukkan kepalanya.

-
-

"Apa kau penduduk asli di Korea?" Tanya Jennie sambil memakan ice creamnya.

"Tidak, aku orang Thailand. Ayahku lahir dan bekerja disini, jadi aku dan ibuku ikut kesini" ucap Lalisa.

"Oh pantas saja wajahmu terasa asing disini" ucap Jennie.

"Bagaimana denganmu? Kau lahir disini?" tanya Lalisa.

Jennie terdiam.

"Kau ada masalah pendengaran?" tanya Lalisa.

"Tentu tidak" ucap Jennie datar.

"Mengapa kau tidak marah dengan pertanyaanku?" tanya Lalisa yang sebelumnya menduga Jennie akan marah dengan ucapannya.

"Aku lahir disini, penduduk asli disini" ucap Jennie namun terlihat keraguan saat Jennie mengucapkannya.

Lalisa hanya mengangguk.

"Lisa, dimana kita sekarang" ucap Jennie menghentikan langkahnya dan melihat kesekelilingnya.

Love in RainbowWhere stories live. Discover now