Chapter 14

5.6K 511 11
                                    

"Mommy percaya kalian dapat menghadapinya" ucap mommy Lalisa mengelus pundak Lalisa setelah menceritakan kejadian yang menimpa Jennie bahkan dirinya.

Lalisa hanya mengangguk.

Tiba tiba terdengar suara langkah kaki membuat ibu dan anak ini menengok kebelakangnya, mendapati Jennie yang menuruni setiap anak tangga dengan hati hati.

"Jen.." ucap Lalisa segera menghampiri Jennie.

"Kau mau kemana?" tanya Lalisa memegangi tangan Jennie.

"Aku jenuh berada dikamar Lisa" ucapnya.

"Ayo kubantu" ucap Lalisa membantu Jennie berjalan.

"Bagaimana keadaanmu Jen? Kau sudah merasa baikan?" tanya mommy Lalisa setelah Jennie duduk disampingnya.

Jennie tersenyum dan mengangguk.

"Mungkin tidak seburuk kemarin" ucap Jennie.

"Syukurlah.. Lebih baik kau banyak istirahat dulu" ucap mommy Lalisa membuat Jennie menganggukan kepalanya.

-
-

"Jangan khawatir Dad, dia akan baik baik saja bersama Lalisa" ucap Chaeng melihat kondisi ayahnya yang selalu mengkhawatirkan Jennie.

"Bagaimana bisa aku tak mengkhawatirkannya Chaeng, dia pergi bersama orang yang.. Akh!" ucap sang ayah terdengar frustasi diakhir kalimatnya.

Chaeng terdiam sejenak.

"Mereka saling mencintai Dad, mereka akan saling menjaga satu sama lain. Terlebih keluarga Lalisa yang sangat menerima Jane pasti akan memperlakukannya dengan baik" ucap Chaeng.

Terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum melihat anak gadisnya yang bukan merupakan anak kandungnya.

"Terimakasih kau selalu menenangkan ayah disaat pikiran Daddy sedang tak menentu seperti ini" ucap sang ayah mengelus kepala Chaeng.

Lantas Chaeng melempar senyumnya.

Ting tong..

Suara bell rumah berbunyi membuat keduanya saling menatap.

"Biar aku yang melihatnya" ucap Chaeng lalu berlari kecil menuju pintu utama rumahnya.

"Jisoo.." ucap Chaeng terkejut segera keliar dan menutup pintu rumahnya.

"Ada apa lagi kau kesini?" tanya Chaeng.

Lantas Jisoo tersenyum miring.

"Sudahlah, kau tak perlu lagi mencegahku menemui ayahmu seperti ini. Aku benar benar ada urusan dengannya" ucap Jisoo membuat Chaeng terdiam.

"Biarkan aku masuk" ucap Jisoo hendak melewati Chaeng namun Chaeng segera menahan Jisoo.

"Ikut aku.." ucap Chaeng menarik lengan Jisoo.

"Hey! Apa yang kau lakukan" ucap Jisoo namun Chaeng tak menghiraukannya.

Ternyata Chaeng membawa Jisoo kehalaman belakang rumahnya.

"Ah lepaskan!" ucap Jisoo menghempas kasar tangan Chaeng.

"Aku hanya ingin memberitahumu, bahwa apa yang ingin kau lakukan sekarang hanya akan membuatmu menyesal. Daddy tak akan membutuhkanmu untuk mencampuri keluarga kami. Daddy sudah tau Jane memiliki hubungan dengan Lisa" ucap Chaeng membuat Jisoo terkejut dengan kalimat terakhirnya.

"Darimana kau tau maksud kedatanganku kesini? Apa kau yang mengambil semua foto foto itu" tanya Jisoo.

Terdapat rasa iba dihati Chaeng melihat Jisoo saat ini, namun ia tak berbuat apapun selain yang ia lakukan sekarang bahkan yang akan ia lakukan pada Jisoo.

"Iya, karena kau meninggalkannya dimobilku" ucap Chaeng.

Jisoo tersenyum kecut.

"Baiklah tapi aku tidak yakin mereka mendapat restu ayahmu" ucap Jisoo menguatkan hatinya sendiri yang justru menduga mereka mendapat restu.

"Daddy merestui mereka, dan sekarang mereka sedang pergi liburan bersama" ucap Chaeng.

Deg!

Hatinya kembali terluka. Merasakan sakit yang kesekian kalinya.

Kini air mata Jisoo berhasil membasahi pipinya.

Chaeng memalingkan pandangannya, mencoba menyembunyikan perasaan ibanya terhadap Jisoo.

"K-kuharap k-kau tidak lagi menemui Jane jika untuk merusak kebahagiaannya. Seperti kemarin kau membuatnya menangis" dengan berat hati Chaeng mengucapkan kalimat menyakitkan itu untuk Jisoo.

Jisoo menatap Chaeng, mengeraskan rahangnya, air matanya tak berhenti mengalir.

"Kau harus tau, aku sama sekali tak memiliki hubungan dengan siapapun saat ini. Bahkan sampai sekarang pernikahanku dengan pria itu tak pernah ada!" ucap Jisoo dengan nada tertekan.

Lantas Chaeng terkejut mendengar ucapan Jisoo.

"Kau tau? Semuanya hanyalah settingan agar Jane menjauhiku bahkan membenciku! Dan itu semua atas perintah ayahmu, aku dengan terpaksa menyetujui semua hutang ayahku lunas padanya jika aku melakukan ide gilanya itu!" ucap Jisoo membuat Chaeng merasa bersalah sekarang.

Tak tega melihat Jisoo yang terus mengeluarkan air matanya.

"Kau s-sedang tidak berbohong?" tanya Chaeng mencoba menyakinkan bahwa Jisoo tak sedang membohonginya.

Lantas Jisoo tersenyum kecut.

"Orang sepertiku sudah tak pantas dipercayai, bahkan hanya karena usahaku yang menginginkan kekasihku kembali" ucap Jisoo hendak pergi.

"Jisoo.." ucap Chaeng menahan tangan Jisoo.

"Maafkan aku.. Aku tak bisa berbuat apapun" ucap Chaeng.

Lantas Jisoo menghempaskan tangan Chaeng dan pergi.

-
-

"Aku baik baik saja Chaeng" ucap Jennie dengan suara lemas, berbicara kepada Chaeng melalu sambungan telepon.

"Suaramu terdengar lesu Jane, kau tidak baik baik saja. Apa kau sakit?" tanya Chaeng khawatir.

"Hm.. Ya aku mungkin sedkit kelelahan. Tapi Lisa dan ibunya merawatku dengan baik" jelas Jennie berusaha membuat Chaeng tak mengkhawatirkannya.

"Ck, sudah kuduga. Ingat Jane jaga selalu kesehatanmu. Semoga kau cepat sembuh" ucap Chaeng.

"Ya terimakasih Chaeng. Jangan mengkhawatirkanku" ucap Jennie.

"Baiklah, aku akan melanjutkan pekerjaanku. Nanti akan kuhubungi kembali" ucap Chaeng.

"Ya selamat bekerja" ucap Jennie menutup sambungan teleponnya.

"Siapa yang menelfonmu Jen?" tanya Lisa yang tiba tiba menghampirinya.

"Chaeng, dia menanyakan keadaanku" ucap Jennie.

Tanpa menjawab ucapan Jennie, Lalisa jutru menempelkan tangannya dikening Jennie.

Lantas Jennie tersenyum dan meraih tangan Lalisa yang ada dikeningnya.

"Aku sudah baik baik saja" ucap Jennie.

"Kemarin itu kau sangatlah membuatku panik dan khawatir" ucap Lalisa.

Jennie mengelus lembut pipi Lalisa.

"Maaf sudah membuatmu khawatir. Tapi lihatlah, sekarang aku baik baik saja karena kau merawatku dengan baik" ucap Jennie.

Lantas Lalisa tersenyum, menggenggam tangan Jennie yang masih setia mengelus pipinya.

"Jangan sakit sakit lagi" ucap Lalisa.

-
-

"Jangan sampai Chaeng tau atau siapapun itu. Bawa Ruby Jane anakku kembali, jangan sampai gagal" ucap ayah Jennie memerintah kedua orang kepercayaannya.

"Kami akan melakukannya bos, Nona Ruby akan kami bawa pulang" ucap salahsatu dari kedua orang tersebut.

"Pergilah dan kembali bersama anakku" perintahnya lagi.

TBC

Love in RainbowWhere stories live. Discover now