Full Moon

2.4K 484 76
                                    

I love the way the sun loves the moon
In a perfect beautiful balance
That knows no time and space
In a constant otherworldly dance
That rages in silence
I love the way the sun loves the moon
From a distance
But pulled
And drawn together
By a force much stronger
Than them both

🌙

Dua bulan berlalu setelah pertemuanku dengan Kim Doyoung. Dan hari ini, tepat satu minggu sejak perilisan tulisanku yang bisa dibilang paling fantastis dari seluruh karyaku. Hasilnya, grafik pembaca menukik tajam. Perusahaan dimana aku bekerja sukses bukan kepalang.

Tuan Kim dan rekannya-- Tuan Byun tidak henti-hentinya memuji hasil tulisanku, yang notabene adalah sebuah karya yang membuat web kami sempat down karena saking banyaknya yang mengakses laman perusahaan.

Hal menyedihkan dibaliknya adalah, aku selalu lupa untuk meminum teman kecilku karena terlalu fokus pada tulisan. Batuk yang kuderita semakin mencekik, tetapi biarlah. Setelah ini aku akan menemui dokter.

Kim Doyoung, alias sumber inspirasiku dalam menulis kali ini benar-benar jenius. Aku berniat untuk membalasnya. Mungkin caraku membalas akan kurang berkesan, karena aku hanya melakukan hal yang biasa dilakukan oleh orang yang sedang berterimakasih.

Kring

Suara lonceng cafe berbunyi.

Aku menyunggingkan senyum terbaik pada Doyoung yang sudah siaga berdiri dibalik mesin kasir.

"Caramel latte, tidak terlalu manis untuk Tuan Full Moon?" Katanya sambil tersenyum.

"Wah, kau seperti dukun."

"Tunggu pesananmu, nanti akan kuantar."

Aku duduk di kursi dekat jendela, spot favoritku di setiap cafe yang kukunjungi. Sambil menunggu kopi, aku menuliskan sesuatu di kertas,

"Sometimes, I think of the sun and the moon as lovers who rarely meet, always chase, and almost always miss one another. But once in a while, they do catch up, and they kiss, and the world stares in awe of their eclipse."

Ketukan di meja membuatku sedikit terkejut.

"Sedang sibuk, huh?" Tanya si pemilik gummy smile.

"Tidak. Duduklah."

Kuberikan sebuket bunga baby breath berwarna putih untuknya, dan kuselipkan kertas yang baru saja kutulis di dalamnya.

"Untukku?" Ia memekik kegirangan.

Aku hanya mengangguk, melihatnya tersenyum lebar seperti itu membuatku meleleh. Demi Tuhan, senyumannya amat manis!

"Terimakasih!" Doyoung tidak berhenti memandangi buket yang kuberikan.

Senyumku terkembang sebagai tanda mengiyakan.

"Apa yang kau tulis tadi?"

"Baca sendiri." Kataku sambil menunjukkan daguku ke arah buket.

Ia lantas mengambil kertas itu dari dalam buket dan mulai membacanya. Aku melihat rahangnya terbuka, entah karena terkejut atau terpana.

"I-ini salah satu part favoritku dalam tulisan Full Moon yang baru saja dirilis!" Pekiknya.

"Oh ya?"

"Iya! Aku sangat menyukai bagian ini. Sangat menyentuh."

"Apa kau berharap bisa bertemu dengan Full Moon?"

Eclipse - Taeil x Doyoung Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang