6

5.4K 155 2
                                    

-----

Mereka semua pun masuk ke dalam kereta dan mencari tempat duduk lalu merapihkan barang-barang bawaan mereka yang bejibun.

Mereka mulai mengatur posisi duduk mereka. Riani duduk di pojok jendela bertiga dengan Genta yang berada di tengah dan Iyan yang berada dipinggir. Sedangkan Dinda duduk di pojok jendela bertiga dengan Zafran yang berada di tengah dan Arial yang berada di pinggir. Mereka duduk berhadapan sembari memakan makanan yang mereka bawa.

"Bang Genta, emang kita sampe Malang jam berapa?" tanya Dinda kepada Genta.

"Kemungkinan besok siang, paling lama antara jam satu ato gak jam dua," jawab Genta simple.

"Kita hampir seharian di kereta dong?" tanya Zafran sedikit kaget.

"Ta, sebenarnya kita mau kemana sih?" pertanyaan yang sama di lontarkan Riani kepada Genta.

"Tau Ta! Mau kemana sih kita nyet!" ngegas Zafran yang mulai emosi.

"Ada deh. Pada penasaran yah? Sukurin!" jawab Genta mendapat cubitan dari Riani.

Beberapa jam kemudian, langit mulai gelap.

"Bang Genta mau?" Dinda menawarkan cemilan miliknya kepada Genta.

"Mau! Gue sih sering makan ginian."

Di sisi lain, Iyan sedang berusaha merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah surat dan sengaja menjatuhkannya ke lantai.

"Yah, jatoh! Ple ple, tolong ambilin Ple!" pinta Iyan ke Zafran dengan sengaja.

"Apaan nih?" tanya Zafran sembari mengambil surat yang jatuh itu dan mulai membukanya.

"Ja-jangan di baca!" ucap Iyan sambil cengar cengir.

Zafran tidak peduli dengan Iyan dan langsung membuka surat itu lalu membacanya, begitu juga dengan Arial yang ikutan nimbrung membaca surat itu.

"Ohh.. Bon belanjaan DVD bokep, nih gue balikin! Kebiasaan lo!" ucap Zafran sembari mengembalikan surat itu kepada Iyan dan langsung di respon tidak enak dengan yang lain.

"Heh babi got! Lo masih aja beli DVD bokep! Kapan lo mau kelar kuliah lo?!" tanya Arial penuh emosi.

"Perasaan gue beli bokep gak pernah pake bon. Lagian, emang pernah di kasih bon?" cetuk Iyan sambil membaca surat itu memastikan kalau apa yang dibilang Zafran itu tidak benar, "Bukan," lanjut Iyan.

Zafran yang melihat wajah Iyan yang mulai panik langsung angkat suara, "Ian sidaaanggg!" sambil memukul-mukul perut Iyan dan tertawa di respon senang juga oleh yang lain.

"Selamat yah Ndut! Lulus juga akhirnya lo!"

"Iyan, lo udah mau lulus?"

"Sebentar lagi jadi sarjana dong?"

"Iyaaann selamat ya Iyan!"

Tanpa sadar, mereka telah di tegur oleh salah satu penumpang karena membuat kebisingan di dalam kereta.

"Gak pak, ini ada yang di terima kerja jadi pesut di Ancol," ledek Zafran kepada lelaki paruh baya yang menegur mereka.

"Thank you! Thank you! Yahh kalo gini mending gue kasih tau lewat sms aja."

"Trus lo jadi mau lanjutin kuliah di Inggris? Yah, lo bakal pergi dong. Kampus mana Iyan?" tanya Riani sedikit kecewa.

"Ada kampus bagus di Manchester. Tempat bokap gue kuliah dulu. England, Im Coming!" balas Ian senang.

"Yah, kurang satu deh bebek sepeda air Taman Mini, pergi ke Manchester."

"Turun obsite indomie."

"Yah, gue juga tau pasti lo ke Manchester cuma mau nonton MU di Old Trafford kan?"

"Nah, itu lo ngerti gue kan? Sambil menyelam, minum sirup natadecoco, pake eskrim, bareng Wayne Rooney!" ucap Iyan menanggapi teman-temannya dengan candaan.

"Yahh, Iyan pergi. Gue bakalan kangen deh."

Selesai dengan Iyan, mereka pun lanjut bermain bermacam-macam game untuk menghilangkan rasa bosan masing-masing, lalu akhirnya mereka istirahat menunggu tiba sampai tujuan.

•••

5 CM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang