Bunuh Diri!

2.9K 170 38
                                    


Goresan pena hitam yang mengukir diatas kertas putih, menampilkan sosok wajah gadis remaja yang nampak tersenyum sampai netranya terlihat tenggelam. Cantik, dan terkesan lugu.

Sudah sebulan dan tidak ada rasa bosan kala jemari kekar nan lentiknya terus-terusan menggores penanya demi mewujudkan wajah cantik dari gadis yang pernah ia temui sebulan lalu itu

Senyum tampan sang pengukir terbit kala mengingat sosok gadis lincah nan lugu itu, ia bahkan rela bertukar sekantung darah demi bisa melihat gadis itu kembali. Sepanjang sejarah hidupnya, tak pernah ia semenyesal seperti ini karena tak bisa meraih gadis itu

Rasa haus nya saja bisa terkalahkan hanya dengan berlama-lama menatap belasan kertas yang tergores penanya, menampilkan gadis tanpa nama itu

Klek...

Suara deritan pintu terdengar dari balik tubuhnya, pria itu nampak enggan membalikan tubuhnya. Ia sudah menebak dari aromanya, sosok siapa yang telah berani memasuki ruangan pribadinya, siapa lagi kalau bukan mommy atau daddynya. Tapi untuk kali ini ia menjamin demi se ember darah segar bahwa yang tengah melangkahkan kaki mendekatinya adalah sang mommy

"Herma, ini waktunya makan malam! Apa kamu akan terus mencoreti kanvas kosong itu"pekikan yang berasal dari wanita paruh baya disampingnya

Audrey Damon Hermakley, sosok pria tampan berdarah dingin yang sering dikenal dengan kaum vampir itu. Herma sapaan akrab-nya, pria itu menoleh dan terkekeh kala mendapati sang mommy

Herma sendiri merupakan putra mahkota dari klan  vampir, ayahnya merupakan seorang raja dan akan menuruni tahtanya kepada Herma. Putra tunggalnya itu tak lama lagi.

Sang mommy, Helena mengernyit karena merasa tak ada yang lucu, tapi putra semata wayangnya itu tiba-tiba terkekeh tak jelas

Wanita paruh baya itu mengulurkan telapak tangannya kearah dahi putranya itu, mengecek suhu tubuhnya. Namun hanya rasa dingin seperti biasa yang ia rasakan saat kulit tangannya menempel didahi sang putra
"Herma! Kamu sakit sayang?"Herma, pria berwajah tampan dengan kacamata baca yang bertengger dinetranya itu kembali terkekeh dan menggeleng

"Mom, im fine. Oke"ujar Herma meyakinkan mommynya bahwa ia baik-baik saja

Sang mommy menghembuskan nafasnya dan mengangguk, netra wanita paruh baya itu kini bergulir menatap maha karya putranya itu

"Demi tuhan! Herma, lebih baik kamu menggambar wajah mommy daripada terus-terusan melukis wajah gadis remaja cantik itu setiap hari. Apa kau tidak bosan, huh?!"

Herma melepas kaca matanya, berdiri dari duduknya dan menatap lembut wajah sang mommy

"Mom... Never, aku tidak akan bosan melihat wajah cantik nan lugunya itu"jawab Herma lugas

Wanita paruh baya itu memutar kedua bola matanya malas, apa putranya itu sudah gila karena kebanyakan mengkhayali sosok gadis yang tidak pernah ada?

"Kau melihat gadis itu dimana? Di majalah? Di televisi? Atau di instagram? Di ma..."

"Di pesawat"potong Herma dengan cepat, wajahnya tersenyum begitu tampan saat mengingat awal perjumpaannya dengan sang gadis

Pletak....

Dengan gemas wanita paruh baya itu mengeplak kepala putranya yang kelewat polos itu
"Jangan banyak ngayal deh! Kamu gak malu apa, masa putra dari raja vampir suka sama perempuan asal yang gak jelas cuman gara-gara mukanya cantik. Herma! Mommy bisa cariin seribu wanita yang berwajah lebih cantik dari gadis random gak jelas semacam itu."cerocos sang mommy panjang lebar

Tapi bukannya marah atau kesal, Herma dengan hebatnya mampu mengendalikan dirinya. Maka tidak heran jika pria tampan itu malah tersenyum tipis dan terlihat begitu tenang

My King Of Werewolf (Sequel Soulmate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang