⚠ Cerita ini hanya fiktif belaka, unsur sejarah yang di gunakan sebagai latar tidak berdasarkan keadaan sebenarnya. Semuanya murni imajinasi yang di padukan dengan rasionalitas berpikir dari penulisnya.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
••• . .
Aku terbangun ditempat yang sangat asing.Semuanya berubah, membuatku tidak dapat mengenali diriku sendiri.Wujudnya memang sama, tapi penampilannya sangat berbeda.Apakah aku sedang bermimpi,atau dewa yang mengirimku pergi ke tempat ini?
Rasanya seperti tersesat di dalam sebuah raga. Raga yang sangat mirip—menyerupai diriku. Tapi aku yakin, bahwa raga ini bukanlah milikku. Aku tidak hidup di zaman ini. Aku tidak terbiasa dengan segala hal praktis yang ada di sini.
Aku jadi teringat dengan falsafah yang dikemukakan oleh tetua Hwang. Tetua Hwang pernah mengatakanpada abad ke-21 nanti, dunia akan berkembang lebih pesat dari apa yang aku bayangkan.
Awalnya aku tidak pernah mengerti apa yang dimaksud oleh filsafat tersebut,bahkan aku mengira pria itu gila, setelah mengatakan hal yang tidak masuk akal.Namun, pada akhirnya, aku termakan oleh omonganku sendiri.
Melihat semua benda aneh yang tersaji dihadapanku membuat aku yakin jika dunia akan berubah pada masanya.Sangat sulit membayangkan kalau semua yang aku lalui ini adalah sebuah kenyataan.Kenyataan yang memaksaku percaya,bahwa aku sedang menjalani kehidupan seseorang.
Seseorang yang tidak pernah aku kenal sebelumnya,dan aku sendiri tidak tahu kalau dia akan ada di masa ini.Saat ini, aku merasa seperti,dewa sedang bermain-main dengan takdirku. Aku merasa seperti,dewa sedang mempermainkan hidupku. Aku merasa seperti, dewa sedang menghukumku, atas sebuah kesalahan yang aku sendiri tidak tahu.
Arrggh ...
Terlalu banyak memikirkan keagungan sang dewa dengan segala tipu muslihatnya membuat kepalaku pusing. Yang jelas, pasti ada alasan tersembunyi kenapa dewa menghendaki ini semua agar bisa terjadi!