«duapuluhdelapan»|Makan malam

377 16 0
                                    

Drett... Drett...

Terdengar dering nada dari ponsel adara. Adara yang sedang membaca novel pun harus berhenti untuk melihat siapa yang mengirim pesan untuknya.

Reynand
"Adara...? "

Adara
"kenapa rey?"

Reynand
"nanti malem lo sibuk gak? Bunda ngajak kita makan malam diiluar"

Adara tak salah baca atau emang reynand yang salah kirim pesan ya? Pasalnya beberapa minggu ini reynand marah padanya, kenapa sekarang dia berbeda. Tanpa menunggu lama adara segera mengiyakan apa yang reynand perintahkan.

Adara
"gak kok rey, gue free hari ini. Yaudah nanti lo shareloc aja"

Reynand
"nanti gue jemput jam tujuh malam"

Adara tercengang setelah membaca pesan reynand. Kali ini dia tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Dan dia terus melompat lompat dia atas kasur sampai akhirnya dia teringat untuk membalas pesan reynand.

Adara
"jangan rey, gue bisa kok sendiri. lo shareloc aja. Nanti gue langsung otw"

Reynand
"yakin? "

Adara
"lo tenang aja gue aman:)"

Reynand
"yaudah"

Read

Adara tak berniat untuk membalas pesan dari reynand. Lagi pula kalo harus dijemput reynand dia akan merasa canggung. jadi dia akan berangkat sendiri.

*****

Langit terlihat gelap, gemuruh terdengar dari langit! Mengundang hawa dingin khas hujan. Motor sport berwarna biru milik vero masih melaju membelah ibu kota yang terlihat sepi hari ini. Ditempat ini juga vero sering melakukan balap liar bersama reynand beberapa bulan yang lalu.

Cowok berbadan tinggi itu menatap adara yang sendirian ditrotoar jalanan yang sangat sepi malam ini. Adara yang merasa dalam bahaya pun melangkah mundur ketika vero mulai turun dari motor dan menghampirinya. Tercetak senyum devil pada wajah vero.

Adara tak peduli, ia terus berlari menjauhi tempat terkutuk itu dan mencari kerumuan orang. Menyadari itu vero segera bertindak dan mengngejar adara.

"Adara...!"

Namun salah! Yang adara lihat hanyalah jalanan yang kondisinya begitu sepi, seperti tak berpenghuni.

Bibir adara bergetar, dia sudah putus asa dengan keadaan saat ini. Kedua tangan adara sudah mengepal, matanya terpejam, gerak kakinya perlahan melambat. Lambungnya mulai terasa perih dan tiba tiba kepalanya terasa pening. Detak jantung adara sudah tak berarturan.

Adara menangis, panik, bingung! Ia sudah tak kuat lagi!

"kenapa lo ganggu gue! Punya salah apa gue sama lo." adara tak dapat menahan emosinya dia menjaga air mata pada pelupuk matanya agar tidak jatuh.

"lo gak punya salah apa apa sama gue, tapi asal lo tau gue benci sama lo! Dan hal itu yang ngebuat gue terus akan ganggu kehidupan lo!"

Adara|{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang