B. Mainan Baru Angkasa

6.7K 367 37
                                    

"Angkasa macarin mereka bukan karena Angkasa suka, Angkasa cuma mau mereka terluka. Angkasa baik juga, kapan lagi coba mereka punya mantan kece kayak Angkasa?"

-Angkasa Altezza-

🙈


Setelah bel istirahat berbunyi, Angkasa langsung menyeret Alya ke kantin. Arya yang sudah mengerti apa yang akan Angkasa lakukan, hanya mengikuti Angkasa dari belakang. Mungkin sebentar lagi Arya akan melihat sebuah film bagus yang akan ditampilkan langsung oleh Angkasa. Ah, hiburan gratis.

Sampai di kantin, Angkasa, Arya, dan juga Alya langsung duduk dibangku kebanggaan Angkasa yang tidak ada seorangpun berani duduk di situ.

"Ih, apaan sih, kamu narik-narik saya gitu, kamu ngefans sama saya?"

Berbagai ocehan terus keluar dari mulut Alya yang terdengar sangat menyebalkan di telinga Angkasa. Arya? Hanya menonton saja.

"Jadi, kamu ngapain bawa saya ke sini? Pakai acara ditarik lagi, kan sakit nih tangan saya," omel Alya sambil menunjukkan tangannya yang memerah karena ditarik oleh Angkasa tadi.

"Bisa diem ga sih? Itu mulut ga ada remnya ya?" tanya Angkasa menatap Alya kesal.

Alya manyun. "Ih, kamu kalau mau kenalan sama saya, nanti lagi ya? Saya mau kenalan sama anak-anak ceweknya," ucap Alya cemberut. "Saya pergi, ya?"

Sebelum Alya pergi, Angkasa menarik tangan Alya lagi, lalu menariknya agar duduk kembali. "Siapa yang ngebolehin lu pergi?" tanyanya menatap Alya tajam.

Alya yang sudah semakin kesal pun balik menatap Angkasa tajam. "Emang kalau mau pergi, saya harus ijin ke kamu?"

Angkasa menganggukkan kepalanya.

"Idih, kamu siapa emang? Baru kenal kok saya udah harus ijin ke kamu," jawab Alya kesal lalu beranjak pergi.

"Lu pacar gue, Alya."

Alya menghentikan langkahnya. Tidak hanya Alya yang terkejut, tetapi orang-orang yang berada di kantin sama terkejutnya.

"A--pa? Kamu bilang apa?" Tanya Alya dengan gugup.

Angkasa mengeluarkan senyum mautnya. "Lu.pacar.gue. Alya," ucapnya penuh penekanan.

"Idih? Ogah!" Alya menghentak-hentakkan kakinya kesal. "Apasih kamu, enggak jelas mulu, enggak lucu ya!"

Angkasa terkekeh. Entah kenapa, dia suka dengan mainan barunya. "Gue enggak bercanda, Alya. Bodoamat sih lu mau enggak, intinya lu tetep pacar gue."

Alya membelalakkan matanya. Cowok sinting! Tanpa peduli lagi, Alya segera pergi dari kantin yang penuh sesak karena dia ditatap oleh banyak pasang mata.

Setelah Alya pergi, senyum Angkasa belum juga pudar. "Anjir Ar, gue seneng banget masa."

Arya hanya menganggukkan kepalanya, dia hanya sedikit kaget tadi, sedikit ya. Berteman sejak SD, Arya sudah tahu bagaimana sifat Angkasa dan alasan Angkasa seperti itu.

Sambil menikmati batagor yang baru saja mereka pesan, seseorang mendekati meja mereka.

"Sa, lu mutusin gue gara-gara cewek kayak gitu?" Tanpa basa-basi, Belva langsung menanyakan apa yang terlintas dipikirannya.

Angkasa mengernyitkan dahinya, sedikit berpikir. Ini, siapa ya?

Oh, Angkasa ingat. Ini yang baru Angkasa putusin semalam kan ya?

"Oit, enggak sih, gue udah bosen aja sama lu, hehe." Angkasa berkata dengan polosnya.

Belva Febianti. Kakak kelas cantik dengan ciri khas rambut sebahunya, kulitnya yang tidak terlalu putih, pendek, tetapi imut. Duh, sebenarnya banyak yang suka Belva, tetapi Belva tidak suka mereka.

Bagi Belva, semua laki-laki itu murahan. Tetapi, Angkasa berbeda, lagipula dengan kepopuleran Angkasa, bukankah itu akan membuat Belva semakin famous?

Belva terkekeh. "Gue tunggu kata-kata lu minta balikan sama gue, Sa."

Belva meninggalkan Angkasa setelah berhasil membuat Angkasa terkejut. Belva harus lebih cantik, agar Angkasa mau kembali dengannya.

Angkasa melirik Arya. Arya yang ditatap tajam oleh Angkasa pun tersedak. "Paan njir Sa."

Angkasa memegang tangan Arya. Arya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Angkasa. Arya sedang tak ingin dikatain homo, tolong.

"Tatap gue Ar, lihat baik-baik," ucap Angkasa dengan serius.

"Apaan sih anjir!" Kesal Arya.

"Apa kegantengan gue udah hilang Ar? Masih ganteng kan gue?"

Arya mendecak kesal. "Bodoamat, gantengan gue."

Angkasa melepaskan genggamannya dan tersenyum manis. "Yakali ya ganteng gue hilang, gue mah udah ditakdirin tetep ganteng."

Arya hanya memalingkan mukanya dan merapal kata. "Bodoamat."

🙈Angkasa🙈

Uwuw jumpa lage, hahah.
Tetep, semoga suka❤

Te amo.

>>>

Angkasa ✓Место, где живут истории. Откройте их для себя