part 2. - sebuah pemaksaan -

679 40 1
                                    

"Aku, aku hanya numpang mengumpat di mobil mu saja! Kumohon keluarkan aku dari sini! Aku ingin kembali kerumah ku!" Lirih Lauren dan mendapatkan senyuman iblis dari pria itu.

"Kau sudah masuk kedalam rumah ku! Itu artinya! Kau tidak akan bisa keluar apalagi kembali kerumah mu lagi!" Ucap pria itu membuat Lauren semakin memberontak.

"Tidak! Tolong aku! Aku ingin pulang!!!" Teriaknya dan mencoba mengetuk pintu berkali-kali.

Pria itu menarik rambut Lauren dengan kasar membuat Lauren meringis. Lauren melihat wajah pria itu dengan rahang yang mengeras dan wajah yang murka.

"Jika kau terus saja memberontak! Aku tidak akan segan-segan memperkosa mu! Bahkan jika boleh sekarang, aku akan memperkosa mu dihadapan pelayan ku!" Ucapnya dengan suara yang menakutkan di telinga Lauren.

Setelah pria itu mengucapkan hal bejat yang akan ia lakukan. Pria itu mendorong Lauren kasar dan pergi meninggalkan Lauren yang sedang menangis.

Pria itu berjalan menuju taman dan duduk di gazebo. Memejamkan matanya, untuk menghilangkan emosinya yang memuncak karena gadis yang saat ini sedang ia kurung. Sebuah tangan menutupi mata pria itu dengan tiba-tiba, membuat pria itu kesal dan melepaskan kasar tangan Melisa.

"Kenapa kau kasar dengan ku, Noah! Ada apa?" Ucap Melisa dan duduk disamping Noah.

"Maafkan aku! Aku hanya sedang memikirkan pekerjaan ku!" Ucap Noah dan memijit pangkal hidungnya.

Melisa menatap wajah lelah Noah, menurutnya ini adalah salah satu cara agar Noah bisa bersama dengannya. Setelah dua minggu Noah pulang dari kanada, sifat Noah berubah maksimal pada Melisa. Pria yang dekat sekaligus sahabat Melisa dari kecil terkadang suka mengabaikannya dengan tugas kantornya.

"Bagaimana kalau kita pergi ke bar! Bukankah bar adalah obat masalah mu?" Ucap Melisa membujuk Noah yang sedang memejamkan mata sambil memegang pundaknya.

Noah mengangguk dan pergi menuju mobil meninggalkan Melisa yang tersenyum puas karena bujukannya berhasil.

Didalam bar, Noah telah meneguk sepuluh lebih whisky, kemurkaan nya pada Lauren membuat Noah mencelakakan tubuhnya sendiri. 5 jam sudah mereka menghabiskan waktu didalam bar. Tempat yang kotor serta dipenuhi bau alkohol membuat Mata biru pekat Noah berair, mulut yang penuh dengan bau alkohol dan juga mabuk berat membuatnya tak sadarkan diri.

"Antarkan aku pulang!" Ucapnya berat pada Melisa. Melisa yang sedang mendudukkan wajahnya diatas meja menatap Noah sayu dan mengangguk.

***

"Christ! Christ!" Panggilan dengan suara meninggi membuat Christ yang sedang berada didapur berlari menuju arah suara.

"Yaampun! Mr.Ashton! Apa yang terjadi nona Melisa?" Tanya Christ panik melihat tuan nya mabuk seperti ini.

"Dia hanya mabuk! Bawa dia ke kamarnya! Aku pulang!" Ucap Melisa melepaskan Noah dan pergi keluar rumah Noah.

"Aku bisa jalan sendiri Christ! Kau tidak perlu menolong ku!" Ucap Noah berat pada Christ. Christ yang merasa takut terjadi apa-apa dengan Noah tak tega membiarkan Noah berjalan menaiki banyak anak tangga untuk sampai ke kamarnya.

"Tapi Mr.! Saya takut terjadi sesuatu dengan Mr.!" Ucap Christ membuat Noah melepaskan tangan Christ yang sedang membantunya dari pundaknya kasar.

"Kau pergi saja! Aku bisa sendiri!" Ucap Noah dan pergi menaiki tangga dengan jalan sempoyongan. Christ yang melihat Noah memaksakan diri pun khawatir. Tapi jika Christ terus memaksa, ia takut Noah akan melakukan sesuatu yang tak diinginkan karena saat ini Noah sedang mabuk berat.

Ceklek...
Suara pintu terbuka mengagetkan Lauren yang sedang terduduk dilantai dengan kaki diangkat seatas dada dan juga air mata yang membasahi pipinya. Sosok pria yang menakutkan masuk dengan jalan sempoyongan kearah Lauren membuat Lauren dengan cepat bangkit dan ingin menjauh dari Noah. Tapi, sebuah kasur menjadi penghalang Lauren untuk kabur. Membuat Noah dengan cepat memeluk Lauren membuat Lauren terkejut serta takut.

Dengan cepat, Lauren melepaskan pelukan Noah dari tubuhnya. Tetapi Noah malah mendorong Lauren. Dan kini Lauren berada dibawah tubuh Noah. Lauren yang ingin melepaskan diri pun tidak bisa karena tubuh besar Noah. Noah menatap dan mengelus sayang wajah Lauren tanpa berkata apapun, Noah langsung mencium Lauren dengan ganas.

Ciumannya mulai menjelajahi dada Lauren membuat Lauren sekuat tenaga mendorong tubuh besar Noah untuk menjauh. Wajah panik Lauren muncul ketika mencium bau alkohol yang menyengat dari mulut Noah. Lauren segera bangkit dan berlari menjauh dari Noah.

"Tidurlah bersama ku!" Ucap Noah membuat mata Lauren melotot.

"Tidurlah bersama ku! Aku tidak akan melakukan hal itu pada mu" Ucap Noah berat membuat Lauren ragu untuk tidur bersama Noah. dengan berat Lauren melangkahkan kakinya menuju kasur.

Ditariknya tubuh Lauren membuatnya terjatuh didalam pelukan hangat Noah. Lauren hanya bisa diam dengan tubuh yang menegang didalam pelukan Noah. Ia harap Noah tidak akan memperkosanya seperti yang ia katakan tadi.

***

Lauren membuka mata dan melihat sebuah tangan yang masih memeluknya. Lauren mencoba melepaskan tangan Noah perlahan agar tidak membuatnya kaget dan terbangun. Ditatapnya wajah tampan Noah yang tidak bisa ditampik oleh siapapun. Wajah tampan dan tenang adalah pandangan pertama dipagi hari ini.

Lauren ingin bangkit dari tidurnya, tetapi sebuah tangan menariknya kedalam tubuh Noah membuat hidung Lauren terantuk dada keras Noah. Dengan mata yang masih terpejam membuat Lauren bingung. Bagaimana bisa? Padahal aku sudah dengan perlahan melepaskan tangannya dari tubuh ku?.

"Jangan coba ingin melarikan diri dari ku!" Suara sedikit keras dan dengan mata yang masih tertutup membuat Lauren terdiam.

Noah mempererat pelukannya ditubuh Lauren. Menghirup wangi kepala Lauren membuat Noah semakin mempererat pelukannya. Wanita yang selama ini Noah incar sekarang sudah ada didalam pelukannya. Noah berjanji tidak akan pernah melepaskan Lauren walaupun hanya ke kamar mandi.

"Apakah hidung mu sakit?" Tanya Noah yang sudah membuka kelopak matanya dan memunculkan mata biru pekat.

"Sedikit!" Singkatnya. Noah mengelus hidung Lauren dengan mata yang tertuju pada mata Lauren. Diciumnya hidung Lauren seakan menghilangkan rasa sakit yang terbentur dada kerasnya, membuat Lauren terdiam.

"Bagus kau sudah jinak!" Ucap Noah membuat kerutan dikening Lauren muncul.

"Apakah kau tersiksa disini?" Pertanyaan bagaikan petir membuat Lauren terkejut.

"Mm..! A-"

"Aku tau kau pasti tersiksa! Maafkan aku jika aku telah menyiksa mu!" Lirih Noah sambil membelai rambut pirang Lauren.

"Tapi! Jika kau ingin terbebas dari sini! Menikahlah dengan ku!" Ucapan Noah membuat jantung Lauren hampir berhenti berdetak.

"Aku beri waktu untuk mu! Pikirkan secara matang! Dan jika kau sudah mengambil keputusan! Beritahu aku!" Ucap Noah mencium sekilas bibir Lauren dan pergi menuju kamar mandi.

Lauren tidak habis fikir. Bagaimana mungkin seorang yang belum mengenalnya langsung melamar dirinya. Ia sangat menyesal telah masuk kedalam mobil pria itu. Demi keselamatannya dari penjahat yang mengejarnya, malah ia lebih tidak selamat telah bertemu Noah.

Dunianya hancur sudah. Orangtua serta kakaknya pasti mencari Lauren. Sudah dua hari berlalu namun Lauren tak kunjung mendapatkan ide untuk melarikan diri dari rumah berserta seisi rumah ini.

Cute But Psycho (Wattys2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang