BAB 23

1.1K 126 5
                                    

*Rynelf's POV

------------10 tahun yang lalu---------------

Sudah dua bulan sejak Seth datang ke Kerajaan Mairen dan mengetahui kalau Partnernya adalah Sharon.

Tapi sejak saat itu, Seth tidak pernah datang lagi ke Kerajaan Mairen.

Bahkan setiap kali aku bermaksud untuk mengajaknya pergi ke Kerajaan Mairen, dia selalu mengacuhkanku bahkan memarahiku.

Itu pertama kalinya Seth pernah memarahiku.

"Tuan Rynelf." Panggil seseorang dari sampingku dan aku segera membalikkan tubuhku untuk menatap seorang wanita dengan rambut pirang pucat dan matanya yang berwarna coklat tua itu terlihat sedikit sedih walau aku tahu kalau dia sedang berusaha untuk menyembunyikan kesedihannya itu dengan sebuah senyuman.

"Tuan Putri... Selamat sore." Gumamku sambil menundukkan kepalaku ke arahnya.

Sharon segera tersenyum dan kembali membuka mulutnya. "Bagaimana dengan perjalanan anda hari ini? Apakah menyenangkan?"

Aku tersenyum ke arahnya lalu bergumam. "Baik – baik saja. Seperti biasa tangkapan ikannya banyak. Aku tidak bisa berharap lebih dari ini."

Kami berdua terdiam dan Sharon berjalan hingga dia berada sejajar denganku.

Akhirnya setelah beberapa saat, Sharon mulai berbicara. "Maafkan saya Tuan." Mulainya.

Aku melihatnya dengan pandangan penasaran dan tidak mengerti apa yang dimaksudkannya.

Sharon menatapku sambil tersenyum dan berkata lagi. "Belakangan hari ini Tuan Rynelf terlihat sedih dan diam. Mungkin karena saya terhubung dengan Tuan Seth... Ditambah lagi, Tuan Seth jadi kesulitan untuk datang ke Kerajaan ini. Padahal saat bersama dengan Tuan Seth, Tuan Rynelf selalu terlihat senang dan menikmati pekerjaan Tuan."

"Apa yang anda katakan Tuan Putri. Tentu saja itu tidak benar! Saya hanya sedikit kepikiran soal strategi saya." Kataku dengan cepat sambil menatap Tuan Putri Sharon namun dia tidak melihatku.

"Apa benar?" tanyanya. Dan aku sadar kalau pertanyaan itu tidak dia tujukan padaku.

"Jujur saja Tuan... Saya sangat senang saat saya terikat dengan Tuan Seth... Rasanya seluruh kekosongan hati saya yang selama ini saya rasakan hilang begitu saja. " Putri Sharon menarik napas yang dalam sebelum melanjutkan. "Namun saya tahu Tuan... Tuan Seth tidak pernah melihat saya lebih dari itu. Saya dapat merasakan dengan jelas kalau Tuan Seth selalu memikirkan seseorang."

Aku menatap Tuan Putri sebentar namun aku tidak dapat membantah perkataannya.

Sebenarnya belakangan hari ini, Seth selalu pergi ke Kerajaan Crusaider lebih cepat dariku dan pulang lebih lama dariku.

"Maafkan saya Tuan." Gumam Tuan Putri Sharon kembali dan aku hanya dapat melihatnya dengan sedih.

"Tolong... Tuan Putri, jangan meminta maaf kepada saya. Bahkan izinkan saya untuk meminta maaf ke Anda."

Tuan Putri langsung menggelengkan kepalanya dengan lembut lalu dia tersenyum dengan cerah. "Jangan begitu Tuan! Tuan telah melakukan sebisa Tuan untuk Kerajaan ini. Saya tidak pantas menerima kata maaf dari anda."

Untuk beberapa saat aku hanya dapat tersenyum ke arah Tuan Putri dengan lembut. Putri Sharon sekali lagi meremas tangannya dan menarik napasnya dengan kencang. "Matahari sudah hampir terbenam Tuan. Tampaknya ini waktunya makan malam." Gumamnya dengan suara yang dia buat terdengar sangat riang.

Aku tersenyum ke arahnya dan mempersilahkan Tuan Putri masuk duluan.

Setelah Tuan Putri masuk ke dalam, aku segera berkata dengan suara yang cukup keras. "Aku tahu kau di sana."

LEGEND OF ASWALD - The Gift HolderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang