1.

16.7K 451 30
                                    

Jangan lupa klik bintang sebelum membaca.😘

*****

PLAKK!!

Ini masih pagi, namun paras ayunya sudah menjadi sasaran empuk dari tamparan ayahnya.

Tubuhnya limbung terjatuh dengan kepala yang hampir saja menghantam tepian ranjang. Untungnya ia sempat menghindar, namun tetap saja ia bisa merasakan nyeri wajahnya yang menghantam kasur akibat kondisi kasur yang memang keras.

"Anak setan!" maki sang ayah sembari menjambak rambut panjang anak perempuannya. Kepalanya mendongak dengan rasa nyeri dikulit kepala yang tertarik kuat. "Berani-bearaninya lo bohongin gue, ayah lo sendiri! Bukannya semalam gue udah bilang, keluarnya gak usah lama! lo sengaja ya, biar gue kena bogem sama anak buahnya si Rian? Hah?!" ucapnya, berbarengan dengan semakin menguatnya tarikan tangan pada rambut anak perempuannya.

"Lo liat nih muka gue! liat! Muka gue jadi bonyok gini gara-gara lo semalam gak datang! Setan!" maki sang ayah lagi, sembari menyentak kasar tangannya yang tengah menjambak rambut gadis itu.

Gadis Felicia Chesta, atau yang akrab disapa Gadis. Meringis menahan rasa nyeri dipipi dan juga kulit kepalanya.

Terlihat beberapa helai rambutnya yang rontok berceceran dilantai, akibat dari jambakan sang ayah barusan.

Air matanya jatuh membasahi pipi. Lagi-lagi ayahnya mengasarinya seperti ini. Biarpun perlakuan ayahnya yang seperti itu sering kali diterimanya, tetap saja Gadis hanya diam dan tak bisa membalas perbuatan ayahnya tersebut.

"Ma-maaf yah, se-semalam aku gak tau kalau ngerjain tugasnya sampai selarut itu." jelas Gadis dengan nada sesenggukan akibat tangisnya.

Semalam memang sebelum pergi mengerjakan tugas bersama beberapa temannya, ia sudah berjanji pada sang ayah untuk tidak pulang malam. Tapi kenyataannya Gadis tidak tau jika tugasnya akan sesulit itu untuk dikerjakan. Sehingga membuatnya ingkar dengan janji yang sudah terlanjur dibuat dengan ayahnya, yakni mendatangi sebuah hotel untuk menemui Rian⸺seorang om-om sekaligus bos besar dari salah satu perusahaan yang cukup terkenal.

"Pinter banget ya lo ngelesnya." Arman menekan kuat pipi Gadis tanpa belas kasihan sedikitpun. "Lo pikir gue akan percaya, hah?! berengsek!" umpat Arman, sembari menyentak cengkraman tangannya dipipi Gadis, hingga membuat wajah Gadis berpaling menyamping.

Rasa nyeri kian makin menjalar dikedua pipi dan kepalanya. Rambutnya sudah acak-acakan tidak jelas akibat ulah sang ayah yang menjambaknya tadi.

"Pokoknya gue nggak mau tau. Entar malam lo harus datang ketempatnya Rian. Awas aja kalau sampai lo nyari alasan buat gak datang, gue bakalan kasih lo pelajaran! ngerti?!"

"Tapi Yah, om Rian itu orangnya kasar pas lagi main. Aku takut."

"Gue nggak perduli! Selama dia ngasih duit banyak ke gue. Seharusnya lo itu bersyukur si Rian mau makek lo lagi. itu tandanya, dias suka sama service yang lu kasih! Jadi gak usah kebanyakan ngeluh yang gak jelas! Faham??"

Gadis hanya diam tak menjawab dengan tangan yang bahkan masih memegangi pipinya nyeri. Terkadang ia tidak mengerti, kenapa tuhan memberinya sosok ayah yang bahkan sedikitpun tak memiliki rasa belas kasihan terhadap putri kandungnya sendiri.

Jika normalnya ayah pada umumnya akan menjaga dan melindungi anak gadisnya diluar sana. Berbanding terbalik dengan Ayahnya yang justru tega menjual keperawanan Gadis, saat dirinya baru menginjak awal SMA kala itu.

"Heh! Lo denger gak gue ngomong?! Malah diem aja lo. Bisu?!" bentak sang ayah. Membuat gadis akhirnya menjawab dengan nada tergagap takut.

"I-iya yah. Aku ngerti." Jawab Gadis, pasrah.

Gadis Dewa (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang