20 | A Wolf in the Mirror

3.4K 466 28
                                    

Tegang dan mencekam. Itulah suasana yang menyelimuti ruang interogasi sekarang. Keheningan pun ikut bergabung, sebab tersangka masih saja bungkam akan pertanyaan yang diajukan.

Sedang Jungkook memperhatikan dalam diam. Rahangnya mengeras dengan tangannya yang terkepal kuat, serta matanya yang menyorot tajam lurus ke depanㅡke balik kaca bening (read : ruang interogasi) yang di sana ada Nancy. Tetapi hatinya tak bisa berdusta, ia menunggu pernyataan perempuan itu dengan harap-harap cemas.

Setengah berharap Yugyeom tidak ikut serta dalam kecelakaannya.

Dan Taehyung memperhatikan, ia sadar jika Jungkook sedang cemas. Maka tangannya bergerak perlahan membelai rambut Jungkook pelan-pelan. Menyalurkan seluruh afeksi yang sudah lama ia simpan.

Jungkook mendongak. Mendapati Taehyung yang melemparkan senyum lembut padanya. Dan perasaan memuakkan yang tadi sempat bersemayam kini menguar, tergantikan dengan perasaan nyaman dan aman.

Lalu ada tuan Jeon yang memperhatikan keduanya. Lelaki tua itu menghela napas. Ia bisa melihat dengan jelas bahwa Taehyung dengan mudah menenangkan putranya.

Juga ada nyonya Jeon yang ikut sadar akan di mana letak perhatian yang dijatuhkan suaminya. Ia membelai lembut lengan suaminya itu. Dan ketika sang suami menatapnya, nyonya Jeon memberikan senyuman hangat yang seakan mengatakan bahwa semua tidak apa; Jungkook mereka akan baik-baik saja.

Dan ketika sedikit suara Nancy terdengar, semua yang ada di ruang monitor itu segera menoleh ke sumber suara.

"Nancy?" Jongin bersuara, menanti kalimat yang ingin Nancy ucapkan.

"Bu-bukan aku..." lirih Nancy. "Bukan aku..."

"Bukan kamu? Lalu siapa yang ada di rekaman ini jika bukan kamu?" Jongin mempertontonkan rekaman yang berhasil ditangkap black box mobil milik pengemudi mabuk yang kemudian tak sengaja menabrak Jungkook. "Kembaranmu? Jangan mengatakan iya karena aku tau kamu gak punya kembaran!"

Nancy tak menjawab. Ia menutup matanya ketika Jungkook terlempar ke pembatas jalan. Nancy terisak.

"Jawab! Menangis gak akan membuatmu bebas!"

Nancy terkejut bukan main. Ia tak pernah dibentak seperti ini. Bahkan orang tuanya selalu melimpahi ia banyak kasih.

Ah.. pernah, sekali. Ia pernah dibentak seperti ini. Ia pernah dibentak hingga tak lagi sanggup menangis di malam yang dingin oleh monster dengan rupa yang manis.

Monster...

Seketika takut menyerang Nancy. Tubuhnya bergetar dan ia menggigil ketakutan. Nancy sungguh tertekan.

"Nancy? ...Nancy? Kamu kenap--"

"A-aku.. benar. Aku pelakunya dan-- d-dan aku merencanakan kecelakaan itu gak sendirian..." Nancy mengambil napas dengan sedikit bergetar. Ia menunduk bersamaan dengan air matanya yang jatuh. "Aku merencanakan kecelakaan itu bersama Kim Yugyeom."

Maka pernyataan yang Nancy lontarkan total membuat harapan Jungkook luluh lantak.

...

Rasanya begitu menyesakkan untuk Taehyung lihat ketika Jungkook menahan keras tangisannya. Benar, pemuda Jeon itu menangis dengan matanya yang terpejam sepanjang perjalanan menuju tempat ia dirawat. Namun ketika Taehyung merangkul pundaknya, maka Jungkook sudah tidak bisa menahan isakannya; ia menangis keras.

Jungkook benar-benar berada di titik terendahnya dan Taehyung merasa sangat bersalah melihatnya.

Empat puluh lima menit perjalanan kini terasa berjam-jam lamanya. Bahkan Jungkook telah tertidur dengan mata sembab di dekapan Taehyung (yang tertidur juga). Sedang tuan dan nyonya Jeon hanya diam, mereka tak kalah sedih saat mendengar putranya menangis lirih.

Euphoria | taekookWhere stories live. Discover now