02

38 1 0
                                    

Panggilan Minyoung terputus saat salaman dari kakaknya yang paling besar terdengar. Entah kenapa kaki Minyoung tidak mau digerakkan mendekati mereka bertiga. Gadis itu berdiri sedikit jauh dari ruang tamu.

"R-rome?"

"Yura?"

Minyoung menatap bingung keduanya.

'Mereka saling kenal? Kenapa aku nggak tau?'

"Akhirnya kalian ketemu lagi sejak kalian putus. Iyakan? Pasti ini pertemuan pertama kalian?"

Deg!

Kalimat dari bunda sukses membuat Minyoung terkejut sampai tidak sengaja menjatuhkan salah satu gelas yang dibawanya.

Prang!

Sontak ketiga pasang mata itu langsung menoleh kearah Minyoung. Mata Barom langsung melebar saat melihat Minyoung.

"A-ah maaf nggak sengaja,"

"Astaga Park Minyoung! Hati-hati dong kalau bawa gelas," bunda langsung menghampiri Minyoung yang sedang memunguti pecahan gelas.

"Udah udah jangan diambilin lagi, kamu nggak pake sarung tangan. Ambil sarung tangan dulu sama lap," lanjut bunda.

Minyoung mengangguk lalu bangkit. Gadis itu menatap kekasihnya sebentar sebelum kembali fokus ke bundanya.

"Pacar aku barusan aja pergi bun, ada urusan mendadak katanya. Dia minta maaf sama bunda," kata Minyoung dengan nada bergetar.

"Yaudah nggak apa-apa," jawab bunda. Bunda lalu menahan tangan Minyoung sebentar.

"Oh iya, ini kak Rome. Kamu inget nggak? Yang itu loh yang mantan pacarnya kak Yuraa dulu, yang pas putus kak Yura sampai galau satu bulanan,"

Deg!

Jadi dia mantan kekasih kakaknya? Kenapa dia tidak tau? Tentu saja Minyoung tidak tau karna saat mereka berpacaran Minyoung sedang berada di Busana bersama kakek dan neneknya. Minyoung memang sempat tinggal di Busan selana sekolah menengah pertama.

Dia sangat ingat bagaimana galaunya sang kakak pertama saat putus dari pacarnya. Saat itu Yura memberi tau nama Rome kepada Minyoung. Kakaknya benar-benar sangat menyedihkan saat itu.

'Jadi apa semua maksudnya ini? Dia yang sengaja mendekatiku biar bisa balikan sama kak Yura lagi atau memang dia nggak tau apa-apa?'

"Oh halo, aku adeknya kak Yura," kata Minyoung sambil membungkukkan tubuhnya sedikit.

"Min-"

"Adek naroh ini dulu ya bun," Minyoung sengaja memotong kalimat Barom. Dia benar-benar tidak ingin berbicara dengan lelaki itu untuk saat ini.

Sang bunda melihat kepergian anak bungsungnya dengan pandangan khawatir. Firasatnya mengatakan ada yang tidak beres dengan semua ini. Tapi dia memutuskan untuk tidak ikut campur. Anak-anaknya lah yang harus menyelesaikan sendiri.

"Kalo gitu bunda pamit kebelakang dulu ya, mau bersihin pecahan ini," kata bunda.

"Sebelum aku nanya apa hubungan kamu sama Minyoung, aku mau jelasin semuanyaa. Tentang kita," ucap Yura begitu bunda meninggalkan mereka berdua.

Barom menatap Yura dengan pandangan yang tidak bisa di jelaskan.

"Aku sama dia nggak ada hubungan apa-apa. Aku berani sumpah," jelas Yura.

"Kamu nggak mau dengerin penjelasan aku dulu waktu itu. Kamu salah paham,"

"Salah paham dimananya? Aku udah sering mergokin kalian jalan berdua. Dibelakang aku," balas Barom.

"Rome, kamu salah paham. Aku cuma nemenin dia nyari hadiah buat pacar dia. Kalo aku emang ada hubungan sa dia kenapa aku harus nangis pas kamu mutusin? Kenapa aku harus galau?"

Barom terdiam. Hatinya terasa sedikit menghangat saat mendengar gadis di hadapannya ini memanggilnya dengan panggilan kesayangan saat mereka masih pacaran dulu.

"...iya aku tau aku salah paham sama kalian..." Ucap Barom pelan. Lelaki itu sedikit merutuki keputusannga dulu. Dia dibutakan dengan kecemburuan dan amarah.

"Rome.. aku bener-bener hancur pas kamu mutusin aku dulu tanpa dengerin penjelasan kami,"

"Maaf.."

"Tapi sekarang aku udah lega. Aku udah ceritain yang sebenernya ke kamh. Sekarang kamu harus ketemu sama dia terus maafan. Kalian udah nggak temenan lagi gara-gara itu kan?"

Barom mengangguk

"Terus sekarang gimana?"

"Apanya?" Tanya Barom bingung.

"Kamu ada hubungan apa sama Minyoung? Aku tau kalo kalian pasti saling kenal," tuding Yura.

Barom tidak langsung menjawab pertanyaan Yura.

"Dia pacar kamu?" Tanya Yura lagi.

"...iya"

"Astaga! Kamu kok nggak tau kalo dia adek aku?" Tanya Minyoung kaget.

"Aku nggak pernah ketemu dia selama kita pacaran, gimana aku mau tau? Lagian rumah kalian juga udah pindag kesini dan aku juga nggak tau," jawab Barom.

Yura mengusap wajahnya dengan lelah.

"Dia pasti udah salah paham sama kita.." gumam Yura. "Kamu beneran tuluskan sama Minyoung?"

Barom terdiam.

"Rome?"

"Iya, aku sayang sama dia. Aku bener-bener tulus sama dia," jawab Barom mantap.

"Astaga adek! Kalo naik tangga hati-hati dong, kalo kepeleset terus ngeguling kebawah gimana-LOH DEK! DEK!"

Yura dan Barom langsung menoleh kearah tangga yang memang terlihat langsung dari posisi duduk mereka. Ternyata Chanyeol yang sedang berdiri di tangga sambil menatap sebuah kamar dengan heran.

Seketika badan Barom menegang. Sepertinya Minyoung benar-benar salah paham.

"Loh? Bang Barom? Sejak kapan ada disini?" Tanya Chanyeol begitu melihat Barom.

"Yeol, tadi Minyoung udah dari tadi disitu?" Tanya Barom mengabaikan pertanyaan Chanyeol.

Dengan sedikit bingung Chanyeol menjawab pertanyaan Barom.

"Nggak tau sih bang. Tadi pas gue mau turun Minyoung udah buru- buru naik sampe ke sandung di tangga,"

Barom baru saja mau mendatangi kamar kekasihnya itu tetapi tangannya langsung di tahan Yura.

"Biar aku aja yang jelasin semuanya ke Minyoung dulu. Mendingan sekarang kamu pulang aja dulu, ntar aku hubungin,"

Mau tidak mau Barom menyetujui perkataan Yura.























Hai hai selamat menikmati cerita absurd ini lagi ya temaaaannsssss

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 05, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ROLLER COASTER Where stories live. Discover now