Chapter 84-86

34 2 0
                                    

Part 84

"Mom, aku ingin bertemu Dane," ucap Cheryl ketika baru saja masuk ke dalam mobil yang di bawa Jessica.

"No Mom! Aku tidak ingin bertemu dengan Dane!" sanggah Calvin langsung. Cheryl memutar kedua bola matanya. Ingin sekali rasanya gadis kecil itu mematahkan leher saudara kembarnya itu.

"Kalau kau tidak mau ikut, kau akan di jaga nanny Sophie dirumah. Tidak boleh keluar rumah sampai Mom atau Dad pulang. Mengerti?!" Jessica mengeluarkan telunjuknya di depan Calvin.

Wajah Calvin berubah masam. "Baiklah. Aku ikut dengan Mom!" ucapnya setengah hati.

+++++

*Jessica P.O.V*

Baru saja tiba dirumah Mom, Cheryl langsung berlari masuk ke dalam sambil memanggil Dane. Ku lirik Calvin yang berjalan di belakangku sambil sesekali menggerutu. "Dane!" pekik Cheryl langsung saat di dapatinya Dane baru saja turun dari tangga. Cheryl berlari dan langsung memeluk Dane. Ku perhatikan Dane yang terlihat semakin dewasa. Umurnya sudah menginjak 19 tahun. Well, kini Dane sudah memiliki kekasih –Claudya- gadis yang memang Dane sukai sejak dulu. Hubungan mereka sudah memasuki tiga tahun. Mengenai Raisha dan Joe Jonas mereka sudah menikah dua bulan yang lalu dan kini sedang berbulan madu di Paris. Lamunanku buyar saat merasakan Dane memelukku sesaat lalu melepasnya. Dane tersenyum tipis dan menanyakan kabarku. Sifat menyebalkannya memang sedikit berkurang.

"Kau terlihat semakin dewasa," ucapku dengan nada serius.

Dane tertawa malu. "Tentu. Aku bukan anak kecil lagi, Jessi!"

+++++

*Author P.O.V*

Sore harinya, Jessica berjalan memasuki rumahnya tanpa kehadiran Calvin dan Cheryl. Dane menyuruh Calvin dan Cheryl agar menginap di rumahnya hari ini. Dengan senang hati Jessica menyetujui perkataan Dane. Baru saja akan membuka pintu rumah, Jessica sudah disambut dengan Justin yang sudah membuka pintu duluan. Pria itu tersenyum membuat kedua sudut bibirnya terangkat sempurna. Tanpa bicara sepatah katapun, di rengkuhnya wajah Jessica dan melumat bibirnya singkat. Jessica menatap Justin dengan dahi berkerut.

"Sepertinya hari ini kau terlihat bahagia. Bisa ceritakan padaku?"

Justin merangkul bahu Jessica dan membawa wanita itu masuk ke dalam rumah. "Tidak ada yang istimewa hari ini. Hanya saja ketika melihatmu aku menjadi senang. Sangat senang bahkan!"

Jessica tersenyum malu. "Gombal!" ujarnya sembari menepuk lengan Justin dengan manja.

Wajah Justin berubah serius. "Baiklah. Aku harus pergi sekarang!" ucap Justin singkat dan berhasil membuat wajah Jessica berubah murung.

+++++

Jessica memasuki kamarnya dengan tidak semangat. Dalam hatinya Jessica menyalahkan kesibukan Justin yang sangat padat. Matanya terfokuskan pada satu kotak biru yang di balut dengan pita merah tua. Langsung di bukanya kotak itu dan mendapati sebuah dress berwarna ungu dan higheels yang senada dengan warna dressnya. Aktifitas Jessica terhenti saat di rasakannya ponselnya bergetar. Matanya berbinar begitu melihat nama penelepon yang tertera di layar ponselnya.

"Justin, ini semua untukku? Whoa, aku sangat suka dengan dress dan higheels yang kau berikan," pekik Jessica.

"Aku akan menjemputmu jam 7 malam ini. Jangan telat. Ingat itu!" tegas Justin di akhir kalimat. Jessica tertegun mendengar ucapan Justin. Diliriknya jam weker yang terletak di sampin meja kecil ranjangnya. Pukul 05.00 pm. Tersisa dua jam lagi. "Kau harus terlihat cantik malam ini. I love you," sambung Justin lagi dan mengakhiri sambungan. Jessica langsung berhambur dan berlari ke kamar mandi.

She's MineWhere stories live. Discover now