Bab 18

138K 5.4K 112
                                    

“Hiksss Ayah jahat nak, kenapa sih selalu marah – marah, kenapa gak bisa dibicarakan baik – baik” Zahra menangis sedih dikamarnya. Moodnya hilang untuk melakukan apapun. Entah kenapa semenjak hamil hormonnya berbalik 180 derajat, dulu sekejam apapun perlakuan Gabriel dia masih bisa nahan, tetapi sekarang dibentak sedikit saja sedihnya melebihis edih mengetahui Gabriel tidur sama wanita lain.lebay memang tapi sungguh perasaan ibu hamil itu tidak bisa ditebak.

“Nyonya… Nyonya… Tuan nya.. ayo keluar” teriak Maryam.

“Aku lagi malas urus saja tuan kamu itu” balas Zahra

“Tuan pingsan nya” teriak Maryam dan Zahra langsung berlari dan membuka pintu dengan sangat cepat.

“Tuan mana?” tanya Zahra panik

“Suami aku mana Maryam, ya Allah kakak”Zahra melihat suaminya sedang terbaring di kursi tamu.

“Tuan kenapa?” Tanya Zahra dan Zahra berusaha membangunkan Gabriel. Gabriel masih diam dan tak menunjukkan akan bangun.

“Maryam telepon ambulance, sekarang!!!!”

“Iya nya”Maryam karena panik jadi bingung apa yang hendak dia lakukan, apalagi melihat Zahra juga panik.

“BURUAN!!!!” teriak Zahra

“Kak.. bangun… jangan tinggalin Zahra…maaf.. maaf sudah buat kakak marah.. bangun kak… aku.. aku hamil kak.. jangan tinggalin aku dan anak kita lagi…” Zahra menangis histeris melihat wajah suaminya semakin pucat dan dingin.

“MANA AMBULANCENYA”

“Iya nya… lagi dijalan”

“Kak, bangun kak.. disini… disini ada anak kita lagi”Zahra  mengambil tangan Gabriel dan meletakkannya di perut Zahra.

“Dek bujuk Ayah jangan tinggalin kita”

“Nyonya ini pihak ambulancenya udah datang”

“Pak buruan suami saya… hikss”

“Nyonya sabar.. Nyonya lagi hamil”

“Tapi tuan…”

“Kita susul aja tapi nyonya tenang dulu, ini tangan udah gemetar, Maryam takut kehamilan nyonya akan kena dampak”

“Iya” Zahra menghembuskan nafas untuk menenangkan diri.

“Oke, kita susul tuan” Zahra sudah merasa tenang dan akhirnya ikut pergi ke rumah sakit

****

“Keadaan suami saya bagaimana dok, beberapa hari ini dia terlalu sering sakit kepala, tapi gak pernah sampai pingsan seperti ini” tanya Zahra yang masih berusaha untuk tenang.

“Pasien hanya kelelahan, apa kurang istirahat bu? Soalnya tensinya turun dan asupan gizinya tidak ada”

Zahra berpikir, memang beberapa minggu ini Gabriel sangat sibuk di kantor, pulang dari kantor saja biasa jam 5 sore semenjak ada kontrak baru, baru pulang jam 2 pagi dan itupun jam 7 pagi pergi lagi.

“Iya dok, suami saya sedang sibuk di kantornya dan saya udah ingatkan untuk makan, tapi gak ada hubungan dengan luka di batang otaknyakan dok, suami saya akan sehat kembalikan”

“Gak kok bu, pasien hanya kelelahan tapi saran saya tunggulah beberapa hari ini, biarkan dia istirahat di rumah sakit dulu”

“Iya dok, lakukan apa saja agar suami saya bisa pulih kembali”

Setelah memastikan suaminya pingsan murni hanya karena kelelahan, Zahra akhirnya bisa tenang, dia takut hal buruk menimpa suaminya dan untung saja semua baik – baik saja.

8. Istri Buruk RupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang