-Kibum POV-
Aku baru saja pulang dari luar negeri kala berita itu sampai ke telingaku, lantas air mataku tak tertahan. Kim Jonghyun, kekasihku selama 3 tahun, ia mengakhiri hidupnya. Aku tak bisa berpikir jernih sama sekali, seharusnya mungkin air mataku sudah mengering sedari tadi, namun nyatanya air mataku masih mengalir dengan sangat deras meski mungkin sudah berjam-jam rasanya aku menangis. Sungguh sebenarnya aku belum bisa menerima kenyataan kejam ini, namun nyatanya aku bisa apa? Mimpi burukku telah terjadi di depan mataku dan aku tak bisa melakukan apapun selain menangis.~
Kini aku berdiri tertunduk dengan air mata dan kesedihan yang masih menemaniku, orang-orang berpakaian serba hitam di sekitarku juga berhujankan air mata. Hatiku seperti ditusuk ribuan pisau, otakku pun dikelilingi pertanyaan. "Mengapa kita harus berakhir seperti ini?" benakku mengulang pertanyaan itu entah berapa ratus kali.
Kupandang foto wajah Jonghyun yang kini telah ditemani bunga-bunga indah di sekitarnya. Rasanya baru kemarin aku melihat senyuman hangatnya itu, namun mengapa ia harus pergi sekarang? Aku mungkin tidak ada lelahnya bertanya, namun apa semua ini salahku? Apa aku kurang memedulikan mentalnya? Tidak peka? Ughhh....sungguh aku tidak mengerti apapun lagi, yang jelas hanya tersisa satu kalimat untuknya sekarang."Selamat Jalan hyung...Yang tenang di sana ya?...Aku akan mencoba menerima awal baru ini...tanpamu"
-Seminggu kemudian-
"Hyung, aku pergi dulu ya...Minho-Hyung udah jemput aku nihh." Ucap Taemin sambil berjalan kearah pintu, "Iya...hati-hati yaa...." balasku padanya, belakangan ini Taemin sering diajak keluar oleh kekasihnya. Yaa...bisa dimengerti mengapa Minho sering mengajaknya kencan, mereka baru saja jadian sekitar 2 bulan yang lalu, itu memang hal yang normal untuk pasangan seumur jagung untuk sering berkencan. Namun setelah Taemin pergi, tiba-tiba sesosok Jonghyun kembali hadir di otakku. Sudah seminggu yang lalu semenjak kepergiannya, aku memang masih benar-benar tak percaya semua ini terjadi, segalanya berlalu cepat seperti kedipan mata. 3 tahun lamanya kita bersama, tetapi kurasa penyakit mentalnya mengambil alih pikiran dan akal sehatnya. Aku tahu aku tidak bisa menyalahkan dia sepenuhnya, tetapi rasa sedihku sungguh memenuhi hatiku. Aku mulai mengingat masa-masa dimana kami masih baru bersama, sama persis seperti Taemin dan Minho saat ini, tak ada pikiran hubungan kami akan berakhir setragis ini.
"Andai kau bisa mendengar hatiku berteriak merindukanmu hyung...Apa mungkin kau akan kembali? Aku tahu...Aku sudah gila bukan? Tapi aku benar-benar merindukanmu hyung..." kupandangi jendela apartementku, langit senja menghiasi dengan indahnya. Rasanya cuma itu yang mampu aku lakukan, bagaimana tidak? Mau membuka ponselku saja rasanya berat, foto di lockscreenku masih terpampang jelas wajahnya, sebuah foto selca yang ia ambil kala itu, saat kami pergi berkencan ke pantai di senja hari seperti sekarang ini.-Flashback-
"Kibum...Taro dong ponselnya, indah ya langitnya...Walau lebih indah senyum kamu sih..." Ucap seorang namja sambil merangkul tubuhku. "Iiih....Apasih hyung..." Balasku memukul pelan dada namja itu, dia memang seorang perayu yang handal. Walau memang agak menyebalkan, tetapi tak terbayang betapa kelamnya hidupku tanpanya.
"Hyung...fotoin aku dong...bagus nih buat foto viewnya keren..." Tiba-tiha timbul keinginanku untuk berfoto, kuberikan ponselku padanya, "iya..iyaa, apa sih yang enggak buat Kibummienya hyung?" Balasnya tertawa kecil dan lagi-lagi melanturkan rayuannya.
Akupun berpose membelakangi langit senja dan lautan biru yang terhampar luas. Jonghyun hyung mengambil gambarku sambil tersenyum hangat, namun anehnya ia mengembalikan ponselku dalam keadaan dinonaktifkan. "Lah, hyung? Kok dinonaktif sih? Aku mau liat fotonya ihh..." Rengekku bingung."Udah, nanti aja liat fotonya...Bisa-bisa hyung cemburu liat kamu main ponsel terus bukan liat aku..."
Aku kaget dengan kata-kata Jonghyun-hyung, cemburu? Mengapa dia ini berlebihan sekali? Tetapi mengapa wajahku memerah? Aghh...Kim Jonghyun dengan kemampuan merayunya itu berhasil lagi. "Kenapa? Kok merah gitu?" Tanyanya padaku seperti tak punya dosa. "Ughhhh Idiot! Masa cemburu sama ponsel sih?! LEBAYYY!!!" Balasku salah tingkah tak sadar wajahku makin memerah, "lucu ya kamu kalo lagi marah-marah gitu, gemes deh aku liatnya." Balasnya santai sambil tertawa kecil dan mengelus pipiku yang masih merah itu.

YOU ARE READING
Promise [ON GOING]
RandomTerikat janji itu memang tidak enak, mungkin itu yang dirasakan oleh seorang Kim Jonghyun. Walau janji-janjinya tak pernah ditagih, tetapi janji adalah janji. Dan janji harus ditepati apapun kondisinya. -Promise- "Yang namanya janji harus ditepati...