Guardian Angel

Satu

Angin malam yang dingin menerpa wajah tampan itu, angin yang dingin ini tidak sebanding dengan dinginnya hati seorang pemuda yang tengah berjalan menelusuri trotoar dengan tatapan sedihnya. Putus cinta, bisa jelaskan apa itu? Entahlah kalimat itu sulit di jelaskan, namun ketika terdengar dari mulut orang yang kita sayang, rasanya seperti terluka yang amat parah namun tak berdarah. Seperti seorang pemuda yang sedang merenungkan kisahnya yang baru saja terjadi, putus cinta memang lah sakit, apalagi tanpa alasan yang jelas.

"Ayo kita putus," tanpa aba-aba perempuan cantik itu mengatakan kalimat kramat yang ditakutkan oleh pemuda dihadapannya.

"Maksud kamu apa sih? Aku punya salah sama kamu?" pemuda itu mencoba meraih tangan kekasihnya ah tidak mungkin sebentar lagi akan menjadi mantan kekasihnya, namun dengan cepat pula perempuan itu memundurkan langkahnya

"Tidak Chan, sudah berapa kali aku bilang aku udah suka sama cowok lain." Chanyeol nama pemuda itu, sebenarnya dia sudah sering mendengar perkataan ini, tapi dia menganggap ini lelucon. Karena dia tahu bahwa perempuan ini pun mencintainya. Namun, semakin lama Perkataan itu seakan membunuh harapannya untuk terus bersama kekasih nya, Wendy.

"Udah lah Chan, sekarang kita akhiri aja hubungan ini, percuma aku udah gak cinta lagi." setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, Wendy pergi begitu saja meninggalkan Chanyeol yang masih berdiri mematung di sana.

"Hah, kenapa dia ninggalin aku. Tuhan. kurang apa aku, aku tampan, bahkan sangat tampan, namun aku kurang kaya, apa dia membenciku karna harta ku tidak banyak?" Chanyeol meracau di tengah tangisnya, masa bodo bila ada orang mengatakan lelaki sangat tidak gantle jika menangis saat putus cinta, sakit hati tidak akan ditanggung oleh orang lain. Makanya, Chanyeol nangis saja. Dia sakit hati, saat ini dia berada di pinggir sungai Han, menenangkan hati dan pikirannya

"Gue sayang sama lo Wendy. Arghhuhu." Chanyeol mengusap cairan yang mengalir dari hidung dengan lengan baju nya. Apa tidak malu dengan badannya yang besar ya Chanyeol ini, menangis seperti itu?

"Coba gue punya malaikat cantik, baik, gue bahagia nih pasti, gak kesepian kaya gini, apa kau akan mengabulkan itu Tuhan?" katakan saja Chanyeol sudah gila karena meracau seperti itu. Chanyeol menyatukan kedua tangannya dengan bibir yang dipoutkan. Mau berdoa ko seperti itu ya?

"Gue udah gila ya." Chanyeol tersadar, dia menghembuskan nafas kasar nya lalu bangkit. "Tuhan, aku ingin malaikat yang melindungiku dan menyayangiku, ku mohon, piuhhhhh," Kedua tangannya di angkat ke atas seakan melemparkan mantra ke arah langit, Chanyeol tersenyum bangga seakan dia sedang berakting dalam drama. Dia mencoba menghilangkan rasa sakit di hatinya dengan bersikap seperti ini, memang lah aneh. Tapi tidak menurut Chanyeol. Biarlah Chanyeol berekspresi apa saja yang membuatnya bahagia.
----
.
"Kak, apa aku boleh menjalani tugasku sekarang?" mohon perempuan itu dengan mata yang berbinar. Semoga saja seniornya ini menyetujui dirinya untuk melakukan tugas seperti yang lainnya.

"Memang nya ada yang mau menginginkanmu, kamu itu malaikat centil, tugas-tugasmu semua nya gagal." Athela, dia mempoutkan bibirnya. Selalu saja seperti ini, kenapa sih seniornya itu begitu kejam.

"Aku janji kali ini aku gak bakal gagal lagi." ucapnya tegas dengan dua jari yang di acungkan ke depan wajah senior nya itu.

"Athela Aurora?! Kamu gk sopan?!" Senior yang bernama Mingyu itu menyingkirkan tangan kecil di hadapan wajahnya, kalau saja pemilik tangan itu orang lain, pasti dia akan memotongnya. Untung saja ini Athela "Memangnya ada yang memanggilmu?" lanjut Mingyu.

Athela mengangguk "Namanya park Chanyeol, dia memanggilku, katanya dia menginginkan malaikat Cantik, baik, dan selalu memberi kasih sayang, itu kan aku." ucapnya dengan penuh percaya diri. Untung saja apa yang dikatakan itu benar, coba kalau tidak, sudah Mingyu makan itu Athela.