Pertemuan Pertama Kita Setelah Aku Kembali

270 88 66
                                    

"Rindu ku yang dulu beku kini mulai terobati, dengan menatap wajah dan senyumnya kini telah mulai mencair."

Sore itu menjadi hari yang special, aku bahagia sekali. Aku yang telah mengabari Arif kemarin sore, kini sebentar lagi dia bakalan datang. Aku tidak sendiri, saat pulang sekolah aku ajak teman dekatku Dwi hospita kekos untuk menemaniku ketika Arif datang. Dia telah aku beri tau siapa Arif itu. Sekitar pukul 02.30 pm akhirnya Arif sampai. Dia datang berdua dengan teman kosnya, dia memakai celana pendek dan kaos pendek.

"Assalamu'alaikum...," ia mengucapkan salam.

"Wa'alaikum salam, masuk sini,"  jawabku sembari menyuruhnya masuk.

"Iya," jawabnya singkat.

"Arif kenalin, ini Dwi Hospita teman aku," aku mengenalkan temanku.

"Iya. Arif."

"Dwi."

Arif juga memperkenalkan temannya kepada kami, tapi aku lupa namanya siapa. Rasa canggung pun menyelimuti karena lama tidak saling bertemu.

Lalu dia memulai bicara lagi dengan menanyakan kabar ku.

"Warni gimana kabarnya? Betah disana?"

"Baik. Tapi nggak betah disana." Jawabku.

"Kenapa?" Tanyanya kembali.

Disela cerita, lalu dia menanyakkan hal lain.

"Warni rambutnya kok dipirang?"

"Kelihatan ya..., maaf nggak suka ya, dikit aja, pengen, tapi ini bisa untuk sholat kok, nanti aku ilangin," jelasku.

Mungkin dia kecewa, tapi dia nggak ada bilang. Padahal sedikit banget pirangnya hanya bagian depan, bila nggak diperhatiin dari dekat nggak akan kelihatan sebetulnya.

Lalu dia bertanya lagi, "Warni punya pacar lagi ya?"

"Kok gitu nanya nya? Kenapa? Nggak kok."

Lalu dia diam lagi. Aku pun bertanya, "Arif kenapa?"

"Nggak ada kok," jawabnya tanpa alasan.

"Bener nggak apa-apa?" Aku bertanya kembali.

Disela ngobrol denganku, dia juga ngobrol dengan temannya. Tapi dia menggunakan bahasa padang, mahir ternyata.

Lalu aku pun bertanya padanya, "Arif pinter ngomong bahasa padang ya?"

"Haha, bisalah dikit-dikit," jawabnya sambil ketawa.

Hari pun tak terasa telah sore, sekitar 2 jam lebih ngobrol. Aku lupa apakah aku suguhi minum atau tidak, karna aku tidak punya perlengkapan apapun. Atau aku membelinya sesaat dia datang, diwarung sebelah atau depan rumah. Dan ternyata aku juga lupa memberikan oleh-oleh padanya, mungkin karna hati begitu terlalu gembira, ntahlah.

Akhirnya dia pamit pulang, "Warni udah sore, aku pulang dulu ya."

"Iya. Makasih ya, lain kali main lagi ya," aku sambil tersenyum, dia membalas senyumku.

"Aku pulang."

"Hati-hati ya."

Dia pun tersenyum sambil jalan pulang.

Rindu ku yang dulu beku kini mulai terobati, dengan menatap wajah dan senyumnya kini telah mulai mencair.

Aku senang hari ini bisa ngobrol dan bertatap muka secara langsung dengannya. Allah kabulkan doa-doaku, Dijaganya dia dalam keadaan baik, aku seneng melihatnya.

Aku bilang sama Dwi.

"Dwi, meski kami ngobrol cangung begini, tapi aku seneng bisa ketemu dia, sumpah aku seneng banget, dari di Malaysia aku pengen ketemu, sekarang akhirnya udah ketemu."

"Cie cie berbunga-bunga ya ceritanya sekarang," ledek Dwi padaku.

"Wi aku kayak lagi mimpi, bener nggak sih wi? Apa aku mimpi?" Aku rasa nggak percaya.

"Nggak do Warni, tadi tu Arif yang datang, taunyo Dwi perasaan warni, haha, udah ah," terangnya.

"Haha... Maklum lah wi," aku menanggapi sambil tertawa.

"Dah ni Warni, Dwi pulang ya, besok kita jumpa disekolah lagi, cerita lagi ya."

"Sipp. Makasih ya wi, best friend harus gitu, temennya seneng harus ikutan seneng. Ok. Hati-hati ya."

"Ok. Warni see you tomorrow."

Lalu dia pulang. Tak lama kemudian dua teman kos yang sekolah didiniah putri pun sampai.

==🍋🍋🍋==

ᴄɪɴᴛᴀ Dᴀɴ Pᴇɴᴀɴᴛɪᴀɴ 𝓎𝒶𝓃ℊ 𝒯𝒶𝓀  BᴇʀᴜᴊᴜɴɢWhere stories live. Discover now