16

933 126 37
                                    

Bosan.

Itulah yang menggambarkan keadaan Jihoon sekarang. Ia sedang duduk di balkon kamar sendirian. Euiwoong dan Hyungseob pergi bekerja. Somi juga pergi, sekarang gadis itu sedang ada di Paris melakukan pemotretan sejak kemarin malam.

Sudah sekitar seminggu lebih Jihoon tinggal bersama Somi. Tentu Somi tidak keberatan. Jihoon masih juga terpikirkan Guanlin. Ia yakin, pria itu mencarinya. Tidak mungkin ia membiarkan Jihoon lepas begitu saja.

Jihoon berjalan keluar rumah, halaman rumah Somi yang sudah penuh dengan tanaman-tanaman hijau yang mereka tanam tempo hari. Jihoon pun mengambil selang untuk menyiram tanaman-tanaman itu.

"AAAAAAAA!!!"

Jihoon langsung berlari menjauh saat tiba-tiba katak hijau yang lumayan besar itu keluar dari balik pot bunga yang baru Jihoon siram. Tentu Jihoon kaget. Hampir saja katak itu melompat ke dirinya.

"Hufftt.. katak sialan" umpat Jihoon pelan.

Ia lalu kembali menyirami tanaman-tanaman yang lainnya. Setelah dirasa sudah cukup, Jihoon mengembalikan selang air itu ke tempatnya.

Namun saat ia mau masuk, tatapannya langsung tertuju pada seseorang yang berdiri di depan pagar. Menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Jihoon membeku.

Seseorang itu bergerak maju, namun Jihoon malah memundurkan langkahnya. Ia terus mundur walau matanya menatap pria itu.

Sampai punggung Jihoon menabrak pintu, pria itu masih terus berjalan mendekatinya.

Jantung Jihoon berdegub kencang. Hatinya menyuruhnya untuk segera pergi dari sana. Tapi entah kenapa otaknya tidak berjalan dengan lancar. Rasanya sangat sulit untuk bergerak, apalagi mengindahkan pandangannya dari mata pria itu.

Pria itu adalah salah satu list orang yang harus Jihoon hindari. Tapi mengapa pria itu bisa ada disini? Mengapa ia harus bertemu dengannya lagi? Ck, dunia benar-benar sempit.

Saat tangan pria itu hendak menyentuh pundak Jihoon, Jihoon bergerak cepat. Ia menyingkir sehingga tangannya hanya menggantung di udara.

Pria itu tersenyum simpul. Menatap Jihoon lekat.

"Hoon.. "

***

Sepuluh menit telah berlalu, Jihoon maupun Taehyung tidak ada yang mau bersuara. Ya, pria tadi itu adalah Taehyung. Mereka sama-sama terdiam, berkecamuk dengan pikiran masing-masing.

Sesekali Taehyung melirik-lirik Jihoon yang menunduk sambil memainkan jari-jarinya. Ah, Taehyung tau, Jihoon sedang gugup.

Ada banyak sekali yang ingin Taehyung katakan pada Jihoon. Namun, tidak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya. Ia hanya memandang Jihoon intens. Ingin sekali rasanya ia memeluk gadis itu.

Karena tidak tahan dengan keadaan yang canggung, akhirnya Jihoon bersuara.

"Apa ada yang ingin kau bicarakan? Kalau tidak--"

Ucapan Jihoon terpotong, Jihoon kaget saat tiba-tiba Taehyung memeluknya yang membuatnya sedikit terjengkang ke belakang.

Taehyung memeluknya erat, seakan-akan jika ia melonggarkan sedikit saja, Jihoon akan hilang dari pandangannya. Dan itu membuat Jihoon tidak berkutik.

Taehyung yang memang ingin sekali memeluk Jihoon sedari tadi, tambah mengeratkan pelukannya. Membuat Jihoon sesak.

"Aku merindukanmu.. " gumamnya pelan. Nyaris Jihoon tidak mendengarnya. Ia menghirup banyak-banyak aroma tubuh Jihoon yang sudah lama ia rindukan.

Bossy Guan (Panwink)Where stories live. Discover now