❤ 11

16K 2.2K 94
                                    

Changbin akhirnya dirawat. Dokter bilang dia terlalu lelah hingga daya tahan tubuhnya turun secara drastis. Mendengar kabar itu, tentunya membuat aku dan Hansol terkejut.

Hansol bilang selama berada di luar kota Changbin baik-baik saja, begitu juga yang aku tau. Disana dia memang sibuk, namun Hansol tetap mengatur jadwal istirahatnya dengan baik termasuk makan dan olahraga.

Apa boleh buat, semuanya sudah terlanjut terjadi. Changbin juga terlihat sibuk selama bersamaku, hal itu juga yang mungkin membuat pikirannya stress dan berdampak pada kesehatan fisiknya. Jadi saat ini, aku tak bisa berbuat apa-apa selain menunggu Changbin sadar.

"Untuk saat ini dia mungkin belum sadarkan diri karena demamnya masih sangat tinggi dan terlalu lelah. Tuan Changbin akan sadar ketika demamnya sudah mulai turun," kata sang dokter padaku ketika keluar dari ruangan Changbin.

"Baik, Dok. Terima kasih banyak," ucapku sebelum sang dokter berlalu pergi untuk melanjutkan tugasnya yang lain.

"Aku nggak tau apakah Tuan Changbin benar-benar beristirahat saat dia diruangannya. Maafkan aku karena nggak bisa jaga Tuan Changbin, Yena." Hansol menundukkan kepala, terlihat menyesal.

Aku tersenyum lalu menepuk bahunya pelan. Lagipula tidak ada yang salah disini. Semuanya murni karena Changbin butuh istirahat.

"Nggak perlu minta maaf. Jangan salahin diri kamu sendiri ya? Yang terpenting sekarang adalah kesembuhan Changbin." Sambil mengangkat kepalanya, Hansol membalas senyumanku lalu diikuti anggukan kepalanya.

"Yena! Hansol Hyung!" Kami menoleh bersamaan ketika mendengar suara Seungmin yang sedang berlari dari ujung sana.

"Bagaimana keadaan Changbin Hyung?" tanya Seungmin terengah sehabis berlari, sesampainya dia dihadapan kami.

"Dokter bilang demamnya masih tinggi makanya dia belum sadarkan diri," jelasku.

"Tapi Changbin Hyung baik-baik aja, kan?" Seungmin terlihat sangat khawatir.

Hansol mengiyakan, "Besok mungkin Tuan Changbin sudah sadar ketika demamnya sudah turun."

Seungmin menghembuskan napas lega setelah mengetahui kondisi Changbin. Disaat yang bersamaan, aku tersenyum melihat momen ini. Meskipun Changbin dan Seungmin bukan saudara kandung, kekhawatiran Seungmin terhadap Changbin begitu nyata tanpa dibuat-buat.

"Oh iya. Aku belum ngasih tau Mama sama Kakek. Aku takut mereka khawatir. Mungkin saat Changbin Hyung udah membaik, aku baru ngasih tau mereka," kata Seungmin yang langsung aku dan Hansol setujui. Lebih baik memberi tau Mama dan Kakek besok. Selain karena sudah terlalu malam, kabar ini juga terlalu mengejutkan jika mereka tau.


00

Tadi, Seungmin memintaku untuk pulang lalu beristirahat sementara dia menjaga Changbin. Namun aku menolak dan justru meminta Seungmin yang lebih baik pulang, supaya kita bisa bergantian untuk menjaga Changbin keesokan harinya.

"Bener malam ini kamu mau disini? Biar aku antar pulang deh," bujuk Seungmin.

Aku tetap menggeleng, "Aku nggak apa-apa, Seungmin. Kita bisa gantian besok pagi."

Akhirnya, Seungmin mengalah dan memutuskan untuk pulang. Dia akan kembali besok bersama Mama dan Kakek sesuai kesepakatan kami. Sebelum pulang, Seungmin juga berpesan padaku untuk tetap menjaga kesehatan. Laki-laki itu, perhatiannya kepadaku melebihi sang kakak.

"Aku ada diluar kalau kamu butuh sesuatu," ucap Hansol setelah kepergian Seungmin dari kamar Changbin.

Aku mengangguk sambil tersenyum. "Iya Hansol, terima kasih. Jangan lupa istirahat."

somebody to love • changbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang