Prolog

96 40 8
                                    

  Pagi yang indah ditemani dengan Kicauan burung-burung. Yang seakan sedang bernyanyi riang, aku yang masih duduk di ranjang kamar kos-kosan melihat arah jarum jam yang masih menunjukkan pukul 06:00 a.m.

Dengan mata yang masih melek-melek manja menoleh ke arah solmet ku si bulet yang masih tertidur pulas di ranjang empuk di sebelahku.

Dengan sifat keusilan ku yang Hqq ini. Segera aku membangunkan Delia dengan menyiramnya menggunakan 1 gelas air super duper dingin yang aku ambil langsung dari kulkas.

Dan tak butuh waktu lama si bulet pun langsung terbangun dan menendang tubuhku. Aku pun tertawa dan mengelak dari tendangan Delia.

  "Eh bulet, ayo bangun, kan pagi ini kita harus pergi ketemu Dosen".
Kata ku sambil memukul Delia pakai bantal.

"Aaa.. bentaran ya Mel, gue masih ngantuk ni". Jawab Delia yang masih terbaring di ranjangnya

"Ya ela lu del, males amat sih. Yaudah, gue kasih lu waktu 25 menit setelah gue mandi". Amel pergi meninggalkan Delia

Setelah 25 menit berlalu. Amel keluar dari kamar mandi dan melihat Delia yang masih tertidur dan tak kunjung bangun.

"Astaga, gak jera-jera ni anak udah gue sirem pakek air dingin. Masih aja tidur". Ucap Amel

"Woi, bangun woi.. gue udah siap-siap nih. Gue sumpahin lu gak bangun-bangun". Kata Amel kepada Delia

Delia yang mendengar sumpahan Amel. Langsung beranjak dari ranjang empuk nya itu dan menjawab perkataan Amel.

"Ya ampun Mel, tega amat lu doain gue cepet Ekkk". ( sambil menaruh jarinya ke leher).

"Siapa suruh lu gak bangun-bangun, udah sekarang lu mandi dulu". Bentak Amel

"Iya Amel sayang kuh". Kata Delia dengan sedikit nada lebay

Dengan gaya yang sok manja Delia langsung masuk ke kamar mandi. Sedangkan si Amel langsung  mengemasi skripsi yang sudah ia ketik bersama Delia yang akan ia serahkan kepada dosennya itu.

Beberapa waktu telah berlalu jarum jam sudah menunjukkan pukul 09:30 a.m. Amel dan Delia pun segera berangkat ke kampusnya menaiki Bugatti nama keren yang Delia berikan kepada Angkot yang ia tumpangi.

"Eh Mel lihat toh, Bugatti kita udah datang. Ayo buruan naik". Kata Delia

Dengan kasarnya Delia menarik tangan Amel untuk masuk ke dalam Angkot Bugatti nya itu.

"Iya Del, sabaran napa lu lahir jaman batu ya. Sampai segitunya lu narik tangan gue cuma karena mau naik angkot". Ucap Amel sambil menunjukkan Ekspresi kesal

"Apaan sih lu Mel, kan elu sendiri yang bilang ke gue kalau kita itu harus buru-buru ke kampus".  Jawab Delia sinis

"Iya mel, gue tau kok, elu buru-buru ke kampus karena pengen ketemu sama pangeran lu kan".  Jawabku dalam hati.

Di dalam angkot Amel cuma diam dan memerhatikan sikap Lebay nya Delia. Tapi kalau boleh jujur Delia merupakan orang yang sangat berarti di hidup Amel.

Karena cuma dia yang mau menjadi teman Amel selama ini dan selalu membuat Amel tertawa di saat Amel
bersedih.

"Kiri pak". Kata Amel kepada sopir angkot.

"Berapa ongkosnya pak". Tanya Amel kepada sopir angkot

"4000 Neng". Sahut sopir angkot

"Ini pak, ambil aja kembalian nya pak". Ucap Amel sembari pergi meninggalkan angkot

"Makasih ya neng". Ucap pak sopir

Sesampainya di kampus Amel dan Delia langsung menemui Pak dosen yang bernama Alvero.

Dosen dengan keahlian dalam bidang ekonomi dan Hukum tersebut, terlihat masih muda dengan usiannya yang diperkirakan masih 29 tahun, lajang, mapan, dan tampan.

Tidak heran jika kaum hawa yang kebetulan kuliah di universitas ini senyam senyum sendirian saat melihat pak Alvero melintas di hadapannya dengan menebarkan senyuman yang disertai dengan kumis tipis dan alis tebalnya itu.

Dan cuma ada satu kaum hawa yang tidak tertarik sama sekali ke pada senyuman nya itu yaitu Amel.Bahkan Amel sendiri ingin nabok tu dosen  kalau masih saja nebarin senyum Gaje nya itu di hadapan nya.

Lain dengan Delia, dia gak suka sama pak Alvero tapi ia suka sama Adiknya pak alvero yaitu Dimas yang
kebetulan juga kuliah di universitas tempat Amel dan Delia kuliah, orangnya 11-12 lah dengan pak Alvero tapi menurut Delia lebih cool Dimas dibandingkan Pak Alvero.

Amel dan Delia pun sampai di depan ruangan pak Alvero berada. Dengan tenang dan sedikit waspada Amel mengetuk pintu ruangan pak Alvero.

"TOK.. TOK.. TOK..!!!".

"Permisi pak, saya Amel dan di sebelah kanan saya Delia. Kami kesini bermaksud untuk mengumpulkan skripsi yang kami buat selama 5 bulan 2 hari pak".  Kata Amel sambil menyerahkan berkas skripsi

Dengan menaikkan kedua alisnya yang super tebal, Ia berkata.

"Oke, dan hmm sepertinya saya jarang melihat kalian berdua di kampus". Tanya pak Alvero dengan nada sok ganteng

"Kurang minum Aqua ni orang yak, elu kan dosen baru di kampus. Gak mungkin dengan cepat lu bisa kenalin muka murid lu satu-persatu". Jawab batin Amel

"Iya pak, kita memang belum pernah bertemu dan bertemu pun baru sekarang. Tapi,Kita rajin kok pak ke kampus". Jawab Delia

Tanpa banyak basa-basi aku langsung menarik tangan Delia dan mengucapkan permisi dan segera keluar dari ruangan itu.

"Del, keluar yuk! gerah ni gue". Mengajak Delia pergi

"Kalau begitu kita permisi, pak". Kata Delia kepada pak Alvero

"Eh mau kemana, saya belum selesai bicara". Teriak pelan dosen

Setelah keluar dari ruangan itu, aku langsung meninggalkan Delia tanpa sepata kata pun dan membuat Delia menjadi bingung.

  Hiii guyss.. gimana prolognya

Next chapter yak.....

IG: dhini_ananda544

TRYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora