part 11

5.8K 166 8
                                    

          Rehan mendekati Ema yang sedang memandang ke arah derasnya hujan diluar sana dan tak segera menjawab pertanyaannya membuat hatinya semakin kalut.

“Keisha terlalu manis untuk merasakan hidup tanpa kasih sayang orang tua yang lengkap,aku akan menerimanya dan mencoba menerimamu sebagai suamiku,Re.”
 
Mendengar pernyataan istrinya membuat kekalutan dihatinya hilang seketika, Rehan memeluk perut langsing itu dari belakang, mengecupi leher gadis itu dan membalikan tubuhnya. Wajah Rehan tampak mendekat ke arah Ema, semakin dekat, hidung mereka mulai bersentuhan, tinggal dua centi lagi sebelum akhirnya ....

'Bundaaa .... engkaulah muara kasih dan sayang..' ringtone Handphone Rehan. Berbunyi keras, menyentak dua sejoli yang hampir memadu kasih. Rehan langsung melangkah sedikit menjauh mengangkat telepon dari Mamanya.

“Assalamualaikum Han,” sapa salam dari ujung telepon.

“Waalaikumsalam Ma. Ada apa?” tanya Rehan khawatir.

“Rehan bagaimana dengan Ema?” Rehan melirik sekilas ke arah gadis didekat jendela dengan pipi yang masih merona.

“Semuanya baik - baik saja Ma,”
“Baguslah, Han tolong kamu datang ke kantor polisi untuk mengurus kasus Sasa,”
“Baik Ma,” Rehan mengakhiri teleponnya, Rehan mendekati Ema yang masih setia menikmati angin malam yang menghembus tubuh mungilnya.

“Ema aku harus pergi mengurus Sasa,” ucap Rehan seraya berpamitan kepada Ema.

“Aku ikut,” ucap Ema seraya menutup jendela kamarnya.

“Ayo,” Rehan menggandeng istrinya seolah tak ingin jauh dari Ema meski sedetik saja.

*****
Hari sudah malam saat keduanya turun dari mobil dan berjalan beriringan memasuki kantor polisi.

“Selamat malam pak,” ucap Rehan sopan seraya duduk dikursi berhadapan dengan bapak polisi.

“Selamat malam dengan bapak Rehan?” tanya Polisi.

“Ya benar pak.”
“Begini pak, kami sudah memeriksa Ibu Sasa terkait kasus pembunuhan yang terjadi beberapa tahun lalu dan Percobaan pembunuhan yang dia lakukan kepada bapak dan putri bapak.”
“bagaimana hasilnya pak?”
“ Begini pak Rehan setelah kami memeriksanya mbak Sasa adalah seorang psikopat.”

“Psikopat?” Rehan mengulangi perkataan polisi tanda tak mengerti.
“Ya, psikopat adalah suatu gejala kelainan kepribadian yang sejak dulu dianggap berbahaya dan mengganggu masyarakat.Meskipun demikian, istilah psikopat tidak ditemukan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) IV. Penyebab seorang menjadi psikopat dari berbagai faktor seperti faktor biologis, faktor psikis, sosial, dan spiritualnya. Hanya saja mbak Sasa masih dalam tahap ringan dia belum sampai melakukan tindakan mutilasi dengan obyek manusia,”

      Rehan termangu dengan penuturan polisi, dia baru tahu itulah keganjilan dari Sasa yang hampir setiap hari memasak ikan atau daging dan selalu membeli daging segar yang tidak di freezer. Ema terkejut dengan kenyataan mengerikan yang baru saja dia dapatkan.

“kami akan menanganinya secara khusus pak.” ucap polisi menghentikan penuturannya. Mendengar penuturan polisi wajah Ema semakin memucat menyadari sosok yang sempat seperti sahabat baik baginya, menyadari perubahan wajah Ema, Rehan segera mengajak Ema untuk pulang dan berpamitan kepada polisi.

“Terima kasih atas informasinya pak, saya selaku korban sekaligus mantan suami dari pelaku sangat sangat berterima kasih atas kerjasamanya.”

“Baik pak.”
“Kami permisi dulu pak,” ucap Rehan seraya memapah Ema yang sudah kaku ditempatnya.

Selama berjalan keluar dari kantor polisi Ema tak mengucapkan sepatah katapun, ia melirik Rehan takut - takut pria itu juga seorang psikopat mengingat mantan istrinya adalah seorang pembunuh dan pria itu masih sanggup hidup dua tahun bersama wanita itu meskipun dengan dalih untuk kebaikan bersama.

Supirku SuamikuWhere stories live. Discover now