[46]

18.8K 575 63
                                    

"Shifa? "

"Ah,  bukan gue Shafa."

Shafa?

"Dia kembaran Shifa dari Palembang," kata Rama memberi tahu agar tidak salah paham

"Hah? " kami jelas jelas terkejut.

"Kenalin gue Shafa kembaran Shifa. "

"Gue Clara."

"Gue Eva. " dan seterusnya kamu memperkenalkan diri.

"Rama ultah? Kok gak bilang? Kalau gitu kita samaa dong," kata Shafa.

"Bukan bukan, ini buat kembaran lo. Shifa. " kata Rama

"Oh gitu, wah kalian baik banget ya? "

"Kalau gitu gimana Shafa aja yang niup lilin, pasti sama dong tanggal ulang tahunnya? " saranku.

"Malu ah, gue kan baru kenal kalian. "

"Gapapa," kata yang lain.

"Gapapa nih ya? " kata Shafa meyakinkan.

"Iya, " ucap yang lain.

Afdra mengambil korek api dan menyalakan kembali lilinnya.

"Ditiup ya."  kata Afdra.

"Iya, makasih. " kata Shafa.

Aku tersadar, yang memegang kue itu adalah Vano. Aku berusaha menahan rasa cemburuku.

Tenang clara baru kenal juga.

"Lo Vano kan?" tanya Shafa setelah sadar bahwa yang memegang kue itu adalah Vano.

"Iya. " jawab Vano.

"Sini gue aja yang bawa kuenya." Kue itu diberikam ke Shafa dan Vano pindah ke dekatku.

Tuhkan makanya jangan cemburuan clar!

"Kita nonton gimana? " ajak Shafa.

"Nonton? "  tanya Rama. Shafa menyimpan kuenya dan mengangguk

"Horror mau gak? " tanya Naufal. Eva menyikut Naufal berisyaratkan 'jangan'

"Boleh, " kata Shafa

----

"Awas abis ini jumpscare. " kata Rama spoiler.

"Rama! Diem lu! " kata Afdra memarahi Rama.

"Canda elah. "

"Berisik!" kata Eva

Kami menonton film horror di ruang tengahnya. Dan tadi banyak yang pulang karena harus bimbel.

"AAA! " teriak Shafa. Benar disitu ada jumpscare. Dengan refleksnya dia memeluk orang yang disebelah kanannya, Vano. Aku menghela nafas panjang.

"Eh maaf gue refleks," maafnya dan melepas pelukannya

"Iya," kata Vano.

Aku berdiri dan berniatan untuk berjalan ke toilet.

"Rama, toilet dimana? " tanya aku

"Yang di kamar gue aja," jawab Rama

"Ikut ke toilet ya ram, " izinku lalu mendapatkan anggukan olehnya

Aku berjalan ke kamarnya dan memasuki toiletnya . Aku bercermin, menatap diriku yang masih memakai seragam SMA. Aku mencoba menata pikiranku yang kacau.

Sabar Clara, Vano pasti gak akan berpaling

Aku membasahi mukaku dengan air yang mengalir. Dan sekali lagi aku bercermin. Mencoba untuk sabar kali ini.

Marry An Enemy ✔Where stories live. Discover now