[EXTRA PART]

43.9K 837 56
                                    


5 tahun kemudian.

"Papa, Tama mau ketemu mama." rengekan itu sudah menjadi langganan telinga dari ayahnya itu.

"Iya sayang, mama udah disana. " Yang disebut ayah itu mencoba menenangkan anaknya.

"Disana nanti tama ketemu banyak tante banyak om jadi jangan rewel ya? " tanya ayah itu.

Anak yang berumur 3 tahun itu mengangguk dan memfokuskan ke arah jalanan yang sangat padat.

Anak dan ayahnya itu sedang diperjalanan menuju pernikahan teman ayah tersebut. Namun karena ada kendala akhirnya mereka akan datang agak terlambat dibanding yang lain.

Akhirnya mobil itu terparkir rapih di parkiran gedung tersebut. Ayahnya itu menggendong anaknya ke dalam gedung tersebut.

"Eh lo dateng juga? Kirain istri lo doang yang dateng," ucap Afdra.

"Dateng dong."

Cowok yang sedari tadi menggendong anaknya, akhirnya menurunkan anaknya dan menggenggam tangan mungilnya itu.

"Sayangku Tama! " panggil Clara ke pada Tama. Clara langsung saja menggendong Tama.

"Tama diapain? Kok bisa bengkak mukanya? " tanya Clara. Raut wajahnya sedikit serius. Dia menatap mata lawan bicaranya.

"Nangis dimobil katanya pengen ketemu mama, " ucap Reval. Diapun bingung harus bagaimana cara menenangkan anaknya dari awal perjalanan. Dan pada akhirnya ia bisa menenangkan anaknya walaupun tak memakai trik sana sini.

"Ya ampun harusnya nelepon dong, " ucap Clara.

"Tadi tuh gak bisa mikir, " ucap Reval.

Clara menurunkan Tama dan mengajaknya jalan jalan, dari yang wajahnya masam kini telah menjadi manis.

"Tamaa, ya ampun gemes banget sih. " cerca Eva. Dia mencubit pipi Tama dengan gemas.

"Yang lain mana? " tanya Clara.

"Ada di meja sana yang deket jendela, " jawabnya. Clarapun mengangguk.

Mereka berjalan ke meja yang baru saja ditunjuk oleh Eva dengan Eva menggendong Tama. Sebenarnya Clara sudah melarang Eva menggendong Tama lantaran Eva sedang hamil 4 bulan.

Saat sudah sampai di meja itu ternyata Reval dan Afdra yang tadi ditinggalkan oleh Clara sudah ada disitu lebih dulu.

Eva menurunkan Tama dan membiarkan anak itu memeluk ibunya. Suami Eva yang tahu bahwa Eva menggendong seorang anak kecil langsung saja nyerocos.

"Sayang, kamu jangan gendong anak kecil nanti kamu kecapekan. "

Evapun hanya mengiya iyakan saja agar tak panjang masalahnya, terlebih lagi ini di nikahan orang.

"Agam! " panggil Shafira. Dia membawa dua mangkuk berisikan ice cream.

"Ekhem, kalian kapan nikah? Lihat hampir semuanya punya anak loh, " sindir Eva. Kelakuan menyebalkannya masih tidak hilang meskipun ia sudah 22 tahun.

"Lo jangan gitu dong, gue kan belum punya anak." ucap Afdra dengan penuh dramatis.

"Lo kan baru nikah santai aja, mereka tuh belom nikah." Eva menunjuk pasangan yaitu Shafira dan Agam yang sudah berpacaran 2 tahun namun belum kunjung nikah. Pikirannya memang benar, tak usah buru buru menikah

"Gini ya, kita itu mau menikmati hidup sebagai anak bukan sebagai orang tua, " Agam menjelaskan dengan beribu ribu alasan.

"Alesan aja lu! "

"Em, tolong dong alumni SMAN 1 kumpulin disini. " pinta Clara.

Semuanya mengangguk dan mengambil handphonenya lalu menelpon teman teman yang ada di tempat pernikahan itu namun berpencar.

Marry An Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang