🌠--Twentieth--🌠

1K 119 17
                                    

✽--Annyeong--✽

Namjoon baru saja tiba di kontrakan Sowon. Ya, dia mengunjungi Sowon untuk pertama kalinya. Dia tidak memberitahu Sowon kalau dia akan ke Jerman dan menemuinya, dia sengaja, jika ia memberi kabar terlebih dahulu, pasti Sowon akan mencegahnya.

Lelaki itu berulang kali mengetuk pintu rumah, menunggu sang empu membuka pintunya.

"Siapa? Tunggu sebentar," kata Sowon dari dalam rumah.

Perlahan wanita itu membuka pintunya, dan melihat ke arah orang yang baru saja bertamu ke rumahnya. "Kak Joon?!"

Senyum manis kini terukir di wajah Namjoon, mengingat sudah lama ia tak bertemu dengan sang adik.

"Apa kabar lo?" tanya Namjoon sembari menghamburkan pelukannya pada Sowon.

"Gue kangen banget sama lo tau," lirih Namjoon.

"Gue juga," balas Sowon.

Sowon menyembunyikan wajahnya di bahu Namjoon, dia menangis mengingat pertengkarannya pada Sinbi minggu lalu, sehingga dia benar-benar sendiri belakangan ini.

"Hei, adiknya kak Joon ini kenapa?" tanya Namjoon penuh hati-hati.

"Gue sendirian disini, bener-bener sendiri. Belakangan ini juga gue lebih sering mual, kondisi gue gak baik, tapi kata dokter ini wajar. Biasanya kalau gue pergi ke dokter, Sinbi bakal nemenin gue, tapi nggak buat akhir-akhir ini," curah Sowon.

Namjoon semakin mengeratkan pelukannya. "Kenapa? Kalian berantem?" tanya Namjoon yang seolah-olah dia tak tahu apa-apa.

"Ya, gue sama Sinbi berantem. Sinbi bilang gue egois, gue lebih mentingin ego gue daripada masa depan anak gue. Sinbi juga bilang kalau gue harus kembali ke korea, dan kembali bersama kak Jin. Dia gak tahu seberapa sedihnya jadi gue, di maki setiap hari, tangan gue juga sakit kadang kalau lagi di tarik paksa sama kak Jin," ungkapnya lagi. "Itu ... gak bener, 'kan? Gue gak bener-bener egois," lanjutnya.

Namjoon meregangkan pelukannya, kemudian menangkup pipi sang adik yang di banjiri air mata. "Lo gak egois, gue tau itu pasti berat banget buat lo. Tapi Sinbi juga gak sepenuhnya salah, lo bilang Sinbi gak tau kalau lo semenyedihkan itu, jadi dia nganggep lo egois. Dalam hal ini, menurut gue gak ada yang salah, kalian hanya saling salah paham," tutur Namjoon.

"Lo udah coba hubungin Sinbi dan minta maaf?" lanjut tanyanya.

"Udah, tapi Sinbi gak angkat," jawab Sowon.

Tangan Namjoon beralih menggenggam jemari adiknya. "Biar gue bantu nanti. Sekarang coba senyum. Gue gak mau anak lo ikut-ikutan sedih gara-gara ngeliat bundanya bersedih," kata Namjoon yang di turuti oleh Sowon.

"Ayo masuk, kebetulan gue punya dua kamar disini," kata Sowon mempersilahkan Namjoon untuk masuk.

✽--Annyeong--✽

Sowon bersama dengan Namjoon pergi ke sebuah tempat makan. Sepanjang perjalanan, mereka bergandengan tangan. Namjoon menggenggam erat tangan Sowon, seolah tak ingin adiknya berada jauh dari genggamannya.

"Apa Sinbi bener-bener mau maafin gue?" tanya Sowon.

"Asal lo ngejelasin yang sebenarnya, Sinbi akan berhenti beranggapan kalau lo egois," kata Namjoon.

Annyeong; Sowjin ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang