Dream 8

1.7K 275 21
                                    

Aku belum siap
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Hari ke 2

Hari ini adalah hari ke dua bagi Krist dan Mook untuk magang di perusahaan ini, setelah seharian kemarin mereka sekedar berkeliling dan berkenalan dengan beberapa staff disana. Sangat menyenangkan, mereka jadi memiliki banyak kenalan baru. Setelah itu mereka sedikit berbincang dengan P'Tay serta P'Alice yang merupakan Kepala Bidang serta pengendali Bidang Desain. Percayalah, orang sesama pengalir darah seni akan lebih mudah bergaul. Itu yang dirasakan Mook dan Krist saat itu.

Dan untuk hari ini Krist dan Mook akan diajarkan tentang komponen serta elemen-elemen penting yang harus selalu di sertakan ditiap desain promosi perusahaanya, karna elemen-elemen tersebut termasuk hal penting dan merupakan ciri khas dari perusahaan tersebut yang tidak boleh di hilangkan. Mook dan Krist  memperhatikan dengan seksama segala pengarahan yang di ajarkan oleh P'Alice. Iya, yang mengajarkan mereka saat ini adalah P'Alice karena pada desain Grafis, P'Alice lah yang memegangnya, sementara P'Tay memegang bagian Desain 3D.

Krist dan Mook sangat salut dengan P'Alice karena memang jiwa seninya tinggi dan memiliki sense seni yang luar biasa.  Mook dan Krist sempat stalk Instagram P'Alice dan luar biasa keren hasil-hasil karyanya, seperti fotografi, desain, illustrasi hingga seni lukis yang ia upload benar-benar membuat Krist dan Mook berpikir memang P'Alice pantas berada di perusahaan ini, perusahaan terbaik di kotanya itu.

"Dengan semua pengarahanku ini, apa kalian sudah berfikir akan bagaimana desain kalian nanti untuk produk-produk baru?" P'Alice mengakhiri pengarahannya itu.

"emm lumayan P, tapi belum tau nanti kalau di realisasikan akan sesuai ekspetasi ku atau tidak" Krist termasuk orang yang mudah mencerna sesuatu sebenarnya, hanya emang jika sifat malasnya itu datang maka otak pintarnya itu hilang.

"Saran aku , kalau kalian ingin memulai projek apapun dan sudah terbesit ide sekecil apapun itu segera direalisasikan, karena kalau terlalu lama berpikir itu akan menghabiskan waktumu untuk berkarya. Dan jangan pernah ragu dengan ide sekecil apapun itu di otakmu, karena bisa jadi dengan ide mu itu karya mu akan menjadi luar biasa"

"Khab/Kha"

"Alice, P'Tay mana?" tiba-tiba Direktur utama mereka datang menyela sesi pengarahan Alice tadi.

"Err.. di ruangannya pak" Alice yang masih mode terkejut itu segera menjawab pertanyaan bosnya itu dan mengarahkan tangannya ke pintu ruangan yang di maksud.

"Terimakasih, maaf mengganggu" Singto segera pergi kearah yang dimaksud, tapi sebelum pergi mata Singto dengan tidak sadarnya langsung melirik Krist yang saat itu diam dan juga memperhatikannya. Singto langsung mengalihkan pandangannya dan pergi.

"Tidak biasanya, dia keluar dari ruangan"

Eh?  Krist merasa aneh.

"Memang, Pak Singto tidak pernah keluar ruangannya ya P?" Mook memang kalau ada bau-bau mau gosip langsung tidak mau ketinggalan.

"Iya, waktu aku kerja di kantor pusat dia sama sekali gak mau keluar ruangannya, mungkin sekarang dia berubah"

"Namanya juga manusia P, pasti bisa berubah" Memang Mook adalah calon ibu-ibu komplek yang suka rumpi tiap pagi. Bibitnya sudah terlihat kan?

Sementara Mook dan Alice tengah menggosipkan bos nya itu, sedangkan Krist masih berusaha untuk mengingat sesuatu. Dia merasa tidak asing dengan pembahasan ini.

Waktunya istirahat sudah tiba, tapi sampai sekarang pun Krist masih belum menemukan dimana ia pernah mendengar pembahasan ini. Setau Krist, ini adalah pengalaman pertamanya masuk ke dalam perusahaan besar, dan dia belum pernah bekerja sama sekali, jadi Pak Singto adalah bos nya yang pertama, tidak ada bos-bos yang lainnya.

Dream Telepathy [ Singto X Krist ]Where stories live. Discover now