first snow

151 18 5
                                    

Musim dingin telah tiba, salju pertama telah menyapa malam itu. Sesosok tubuh mungil keluar dari sebuah apartemen dengan tubuhnya yang hampir seluruhnya terbalut oleh pakaian tebalnya. Sehelai masker menutupi wajah cantiknya, sementara sebuah beanie hitam kini menyembunyikan gerai rambut berwarna coklat keemasannya. Ia kini berjalan keluar dari gedung tinggi yang selama ini menjadi tempat tinggalnya,
seorang diri,
tanpa pengawasan yang biasanya selalu membayangi kemanapun ia pergi.

Jalanan tampak lengang. Hanya temaram lampu jalan yang menyoroti asap tipis yang menguap dari udara yang semakin dingin. Lelaki itu berjalan dengan kepala menunduk berusaha menghalau dingin yang hampir membekukan itu. Sebuah headphone putih bertengger di kepalanya, menemani dengan lantunan musik kesukaannya. Kepulan asap keluar dari bibir merahnya yang tebal ketika menyenandungkan lagu-lagu yang bahkan ia tak begitu hafal liriknya.

Sesaat kemudian dia berbelok ke sebuah minimarket untuk membeli kimbap dan kopi panas. Sebungkus jelly yang terletak di sudut atas rak makanan ringan kini menggodanya.

Setelah membayar, ia keluar dan kembali berjalan menikmati suasana musim dingin yang selalu menjadi favoritnya dengan sesekali menyeruput kopi espreso di tangannya. Kini ia tiba di salah satu spot di sisi sungai han, ia kemudian menjatuhkan dirinya di salah satu kursi panjang dan mengedarkan pandang ke pemandangan kota dan sungai dihadapannya. Hanya ada satu dua pasangan yang masih berlalu lalang tanpa peduli dengan kehadiran sesosok lelaki berbalut kostum musim dingin yang kini terduduk di salah satu kursi besi itu. Sementara sebuah warung tteokpoki yang berada di sisi cukup jauh dari tempatnya duduk sekarang, dipenuhi oleh gerombolan pekerja yang baru saja pulang dari kantor, berusaha melepas stres dan penat setelah kerja.

Sebuah ingatan kemudian menyapanya. Sebuah aktifitas rutin yang akan dilaluinya setiap kali ia pergi ke tempat itu untuk sekedar melewati malam panjang dan menikmati udara segar, juga melewati salju pertama... bersama Daniel... Menikmati tteokpoki hangat dengan beberapa botol soju. Saling berbagi cerita dan celotehan yang menghangatkan dan tak pernah gagal menghadirkan gelak tawa diantara mereka...

Daniel beberapa bulan ini entah menghilang kemana. Tak seorang pun teman-teman dekat yang mengetahui keberadaannya setelah kasus yang tengah dihadapinya mencuat ke publik. Ia sendiri tak tau detail permasalahan yang tengah dihadapi oleh lelaki itu. Lelaki itu memang selalu seperti ini. Hanya saja, ia mengerti bahwa sosok yang tidak setegar kelihatannya itu sedang mencoba mengatasi segalanya seorang diri.

/anak itu benar-benar! Dia fikir kami siapa?/ gerutunya frustasi..

Sungwoon menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi yang didudukinya. Kini kepalanya menengadah memandang langit. Membiarkan dirinya terbenam dalam spekulasi-spekulasi tentang kondisi lelaki yang (mungkin) dirindukannya itu saat ini, hingga sebuah suara yang tak asing memanggil namanya, membuyarkan lamunannya...

.
.
.

"sungwoon hyung" sungwoon menoleh

"NYEEEEL?!" Pria berkulit putih itu membelalakkan mata lalu menguceknya tak percaya mendapati siapa sosok yang baru saja menyapanya itu.

Daniel tersenyum. Kedua tangannya berada di saku mantel abu yang dikenakannya...

"kau! kau kau apa kabar??" sungwoon segera berdiri berhambur memberi pelukan ke badan kekar daniel. Daniel membalas... lebih erat

"Kang Danieeel!! Anak ini benar-benar aisshh!! Maksudmu apa menghilang seperti itu, hah? Kau tak memikirkan aku? kami?!" sungwoon kini mengeluarkan amarahnya sembari memukuli punggung pria yang lebih muda darinya itu. Daniel hanya terkekeh...

"mian...."

"............

"kau baik-baik saja? Hmm? " Sungwoon melepas pelukan mereka, kini memandang lekat-lekat wajah dihadapannya.

Daniel mengulurkan tangan mengambil kedua tangan mungil hyungnya, lalu menggenggamnya erat. Daniel mengangguk sembari tersenyum menampakkan kedua gigi kelincinya.

"hyung?"

"wae?!"

"apa kau sebegitunya merindukanku?" ujar Daniel sedikit meledek sembari menunjuk bungkusan jelly dikursi tempat sungwoon terduduk tadi.

"annii.....

uhmmm....

itu.....

hanya sedikit...." senyum daniel kian melebar...

"yhaa!! Lalu kenapa kau bisa tiba-tiba muncul disini setelah sekian lama tak memberiku kabar? Membuatku hampir jantungan saja" sungwoon mem'pout

Daniel menangkup gemas kedua pipi lelaki itu, kemudian kembali membawa tubuh mungil itu kedalam rengkuhannya.

"karena aku merindukanmu."

Kini Sungwoon benar-benar merasakan sekujur tubuhnya menjadi lebih hangat... Dadanya tiba-tiba berdegup keras, dirasakan kedua pipinya memanas....

"hhhh" sungwoon menghela nafas panjang, mengalungkan kedua tangannya ke pinggang Daniel.

"kau selalu saja seenaknya sendiri seperti ini." ujarnya.

"........" Daniel hanya mempererat pelukannya.... Kemudian mengecup ujung kepala lelaki yang lebih pendek darinya itu.

"kau mau tteokpoki, hyung?"

.
.
.

-- Daniel POV --

/ Entah mengapa aku sudah tak tahan lagi. Aku ingin bertemu denganmu..../

.
.
.

Sore itu Daniel baru saja tiba di korea setelah beberapa lama menyembunyikan dirinya di amerika. Ia memang sengaja menarik diri dari publik tak terkecuali dari mantan rekan satu grupnya. Ia hanya tak ingin menjadi beban bagi siapapun, begitulah Daniel. Ia tau mereka sedang bekerja keras untuk meniti karir dari titik awal yang baru, tak terkecuali Sungwoon. Ia bahkan merubah nomor ponselnya tak membiarkan seorangpun menemuknnya bahkan hanya melalui sebuah suara.

Salju pertama turun, Daniel memandanginya dari balik jendela apartemennya. Ia segera berdiri, meraih mantel abunya dan berjalan keluar menuju suatu tempat dimana sudah dua kali ia menghabiskan malam salju pertamanya dengan seseorang yang begitu berharga baginya. Seseorang yang kini sangat dirindukannya. Seseorang yang lebih dari sekedar sahabat baginya....

/kau tau? Betapa bahagianya diriku waktu mendengar mereka mengatakan bahwa kau adalah pacarku? Rasanya ingin sekali aku mengiyakan saja saat itu..../

Daniel hendak membeli sesuatu di minimarket ketika sepasang obsidian miliknya menangkap sosok mungil yang begitu dikenalnya baru saja keluar dari tempat itu. Ia segera mengatur langkahnya, merubahnya, mengikuti langkah kedua kaki lelaki yang kini berjalan didepannya.

/aku benar-benar ingin memelukmu. Menciumi aroma tubuhmu yang begitu aku rindukan. Bisakah malam ini saja? Lagipula aku tak akan mampu membiarkanmu sendirian melewati salju pertama tanpa diriku./

.
.
.
.

"Sungwoon hyung ..."

"NYEEEEL?!"

.
.
.

End

#######################

Kangen nyeeeel... Dan hari ini denger kabar doi smpai putus contact sama yang lain kok rasanya...... :"

Setting musim dingin hanya untuk kebutuhan cerita saja. Nyel janji bakal segera balik kok okesip

#####################

Vomment boleh, kasih ide sangat boleh... 💜

peachcloud random storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang