Bab 15 - Miss Me?

8.9K 780 47
                                    

Bab 15

Miss Me?

"Kamu nggak mau nengok Niel sama Ara?" tanya Raka setelah Angga selesai diobati.

Angga mengecek pinggangnya yang sudah tertutup perban. "Nggak."

"Kenapa?"

Angga mendesah lelah. "Mana mungkin aku nemuin Ara dengan keadaan kayak gini?" Angga menunjuk pinggangnya.

Raka mengangguk-angguk. "Wajahmu juga lagi nggak enak banget buat dilihat."

Angga mendengus kasar. Namun, ia tahu kata-kata Raka itu benar. Plester menempel di sudut alisnya, di ujung bibirnya, sementara pipinya memar.

"Good make up," celetuk Raka.

Angga mendecak kesal. "Kak Raka sendiri tuh, lihat tangan Kakak. Nanti mau ngomong apa ke Kak Febi coba?"

Raka meringis menatap tangannya yang sudah tertutup perban. "Jatuh."

Angga mendengus.

"Apa-apaan ini?" Kekagetan itu datang dari Dimas yang baru tiba di IGD. "Kalian dari mana tadi?"

"Ke markas preman," jawab Angga enteng.

Dimas melotot. "Ngapain? Dan kenapa kalian bisa sampai luka kayak gini?"

"Kesalahan teknis," Raka memberi jawaban.

"Gimana bisa?" Dimas menatap Raka heran. Angga sendiri juga heran, Raka bisa membuat kesalahan seperti ini. "Kalian cuma pergi berdua?"

"Sama Jonas," sahut Raka.

"Cuma bertiga?" Dimas ternganga. Ia lantas menatap Angga. "Kenapa kamu tadi nggak bilang?"

"Aku juga nggak tahu, Kak." Angga mengedik ke arah Raka. "Kak Raka yang salah perhitungan."

Raka meringis. "Maaf, maaf. Aku tadinya juga nggak mau Angga terlibat."

"Kak Raka tuh, kebiasaan mau nyelesaiin semuanya sendiri," tegur Dimas.

Angga mengangguk-angguk. "Omelin aja, Kak. Emang, Kak Raka, tuh."

Raka mendesis kesal pada Angga. Ia lalu menatap Dimas dan berkata, "Aku tahu apa yang aku lakuin. Tapi, kamu dari mana tahu kalau aku sama Angga di sini?"

"Jonas. Aku ke sini sekalian ngantar Nessa nengok Daniel."

Angga terbelalak. "Nessa juga ikut? Dia ke tempatnya Niel? Dia tahu kalau aku di sini?"

Dimas mengangguk.

Angga seketika bangkit dari ranjang IGD. "Ara nggak suka lihat ada yang babak belur. Aku duluan, Kak," pamitnya pada Raka dan Dimas.

Angga mengabaikan panggilan kedua kakaknya dan berlari keluar. Tepat ketika mobil Angga keluar dari rumah sakit, ia melihat Ara yang berlari memasuki IGD. Angga mendesah lega. Setidaknya, Ara tak perlu melihatnya seperti ini.

***

Begitu melihat sosok Dimas, Ara menghampiri pria itu. Namun, ia terkesiap melihat tangan Raka yang dibebat perban.

"Itu ... Pak Raka kenapa?" tanya Ara dengan suara bergetar.

"Kegores aja," jawab Raka datar.

Tergores dan sampai harus diperban seperti itu? Yang benar saja!

"Pak Angga ... di mana?" Ara bahkan tak berani membayangkan keadaan pria itu.

"Dia kabur barusan," Raka menjawab.

Fated to Meet You (End)Where stories live. Discover now