Mentari Jingga Dan Senja

prolog

Malam yang kelam.. hubungan kita tengelam.

rasanya baru kemarin kita bersama.
baru kemarin kita bahagia.
Namun rasanya sudah berakhir saja.

Sayang, maaf.
Mungkin kita harus berpisah. walau ku cinta tapi rasanya kita bukanlah kita.

Mungkin kata kita akan lebih baik jika menjadi aku dan kamu saja,bukan kita.

________________________________

2 bulan lalu kita lewati.
Banyak hal yang terjadi.

6 bulan kita saling sangat mengenal.

Namun hanya satu purnama kita berstatus kekasih.

Malam ini bukan seperti malam malam yang sebelumnya. malam yang biasa di penuhi tawa bincangan dan obrolan manja remaja yang di mabuk asmara.

Alasan cita-cita kau utamakan untuk lepas dariku.

Namun ku selalu mencoba mengerti perubahanmu Apapun itu.

Ternyata benar, kata para manusia di bumi.
Jika pendekatan lebih manis dari pada lelah mempertahankan setelah berjuang mendapatkan.

Dan kali ini ku merasakan pemberhentian perjuanganya.

Mungkin ku harus belajar seperti mentari yang mencintai bumi.

Mendekat dan memaksakan bersama itu menyakitkan. Namun harus selalu ada karna di butuhkan.

*************

"Senja kenapa?"

Aku hanya mengeleng pelan dengan pertanyaan jingga.

"Senja,kenapa senja menangis?"

"Senja gapapa kak jingga"

"Senja gue mohon cerita ke gue"

"Kak jingga apa patah hati itu sesakit ini?"

"Apa senja tidak bisa mencintai langit? Apa senja ga pantes bersanding dengan langit?"

"Ga senja bukan senja yang ga pantes tapi langit yang ga pantes dapetin senja, tuhan lagi kasih tau senja kalo langit bukan yang terbaik buat senja"

"Dan langit lagi tuhan hukum, karna kesalahanya ningalin senja, dan buat dia terhukum senja. maka dari itu senja jangan kembali lagi kepada langit."

Mataku tak dapat berkedip mendengar ucapan jingga.

Jingga melebarkan tanganya dan mendekapku aku menangis kembali mengeluarkan rintihan ter-iris di hatiku.

"Kak tapi senja sayang sama langit"

"Senja. Janji jangan kembali kepada lagit. Gue ada buat senja."