Menyerah

279 13 0
                                    

Aku masih bingung dan merasa tak enak hati begitu saja terhadap pembicaraanku tadi bersama Jingga.

Namun.. Aku takut Jika ku bersama Jingga bukankah itu sama saja?

Dengan pola Fikirnya bahwa Jingga dapat membuat status kekasih tanpa cinta.

Namun bukan itu yang ku harapkan,
bukan itu yang ku inginkan..

Aku tak ingin membuang-buang waktu untuk bersenang-senang dalam hubungan.

Dan nantinya hanya akan menjadi sesaat dan dia pergi begitu saja.

Tapi di sisi lain..
Bagaimana hati?
Bagaimana kau jelaskan ini pada diriku?

Kau mencintai Langit namun kau Memikirkan Jingga..

Sudah bodoh kah kau?
Sama saja kau menyakiti namun tak ingin di sakiti.

Sementara pula...
Kau pasti tak akan terima dan marah Jika Langit ada di posisi ini dan Memikirkan ini.

Dasar kau bodoh dan egois aku tak mengerti kenapa hati bisa seegois ini.

*************
pukul 12 siang mentari tepat di atas kepalaku.

setelah menikmati bubur tadi pagi dan berbicara sesaat terhadap Jingga..

Jingga menjadi lebih diam dan mengantarku pulang.

Apa aku salah?
Dimana?
Karna ku masi ragu untuk melepas Langit?

Aku bingung..
Sedih saat rasanya menjauh dari Jingga.

Namun aku juga tak ingin melepaskan Langit..
Aku mencintainya.

******************
13.00 wib

"kak, Senja takut.."
"Senja ga tau.. senja harus apa?"

Ucap ku terhadap Auriza yang berada di hadapanku kini.

"Senja kakak ga tau.. Semua ada di tangan kamu."
Ucapnya yang juga bimbang atas posisiku kini.

"Apa senja juga mencintai Jingga kak?" Ucapku mempertanyakan pertanyaan yang terus berputar di otakku kepada kakaku ini.

Auriza mengelus lembut rambutku.

"Jangan terlalu cepat menyimpulkan."
Ucapnya dengan senyum kearahku.

"kak Senja takutt..." Ucapku yang tak ingin merasakan rasa sakit yang pernah ku alami dulu.

"Senja kakak tau kamu takut untuk kecewa.. kakak tau kamu gak ingin buat buka hati sejak awal karna kepercayaan yang sering di mainkan"

"tapi kakak ga mau sampe kamu memanipulasi dirimu sendiri hanya untuk menyembunyikan ketakutan kamu Senja."

"kamu punya kakak sekarang dan kakak ga akan ningalin kamu.. kamu harus janji untuk ga mikir bahwa semua manusia itu jahat.. kamu harus bisa memaklumi semua sikap mereka.."

"kakak ga bisa janji dan yakin kalo Jingga ataupun Langit akan tidak mengecewakan kamu di kemudian hari."

"ga ada manusia yang ga mengecewakan.. senja.. "

"mereka ga sempurna.. kamu harus tau itu.."

Ucap Auriza panjang lebar.

Akupun memeluk Auriza dan menangis di pelukanya. Sementara ia mengelus rambutku dengan lembut.

"Lantas sekarang kamu mau apa? akankah terus bersama Langit atau pergi menemui Jingga?"

Ucap Auriza mempertanyakan rasaku.

Mentari Jingga Dan SenjaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt