_NALEKHA_
Author's Pov
Haziq kini sedang mempersiapkan pernikahannya bersama Shofaa, meski Haziq tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini. Dan Shofaa bukanlah seseorang yang ia cintai tapi Haziq harus membuka hatinya dengan Shofaa yang akan menjadi istrinya.
"Assalamualaikum Haziq?"
"waalaikumsalam Bi, ada apa?"
"kamu masih dikantor?"
"iya, memangnya ada apa Bi?"
"pergilah jemput Shofaa dan ibunya, bawa mereka mencari kebutuhan pernikahan kalian, Umi sedang keluar dia akan langsung menemui kalian di tempat perbelanjaan." ucap Abi panjang lebar
"Hmm iya Haziq selesaikan dulu file ini dan langsung kerumah Shofaa."
"Iya nak, cepat selesaikan. Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam"
Haziq dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya walaupun sedikit malas untuk mengurus pernikahannya, karena Haziq bukanlah orang yang suka menunda dan mengingkari janji maka ia pun pergi menemui sang calon istri.
....
Mereka terlihat sudah sangat lelah karena perjalanan dari Bandung kecirebon lumayan sangat jauh apalagi dengan kemacetan sore hari dan hujan yang cukup lebat ditambah dengan sekarang mereka menunggu di ruang tunggu rumah sakit.
Sebelumnya mereka bertiga Nalekha, Abi dan Umi lumayan
lama mencari ruangan Azkia dan suaminya bukan karena mereka tidak bertanya dahulu tetapi disini sangat ramai karena bukan mereka saja yang sedang khawatir tetapi mereka juga sama mencari anggota keluarganya yang ikut dalam kecelakaan."Mi udah jangan sedih, Abi tau Azki anak yang kuat pasti Azki bakal selamat,"
Nalekha yang melihat kedua orang tuanya sangatlah sedih betapa mereka sangat penasan dengan Azki kakanya, Nalekha pun hanya bisa berdoa supaya semua akan berjalan lancar dan Azki bersama suaminya akan pulang pulang ke Bandung dengan selamat.
"Keluarganya Tazkia" suara salah atu dokter yang keluar dari dalam ruangan
"Saya dok, saya ibunya bagaimana dengan keadaan Anak saya?" Umi yang terlihat panik dan lalu menanyai dokter
"Begini, ibu tenang dulu kami akan semaksimal mungkin untuk keselamatan anak ibu. Tapi..."
"Tapi apa dok?" Nalekha yang buka suara
"Kita tidak bisa menyelamatkan keduanya, tapi kemungkinan besar hanya bayinya yang dapat diselamatkan karena benturan keras pada kepala ibunya membuat ibunya kehilangan banyak darah."
"Astaghfirulloh gimana ini Bi?" Umi yang panik bertambah sedih, "Lakukan yang terbaik dok, kami akan berdoa semoga semuanya berjalan lancar." Abi yang dibuatnya setenang munkin.
....
Kini Dzul-suami Tazkia kakak iparnya Nalekha sudah ikut menunggu proses kelahiran istrinya Tazkia, Dzul sangatlah bingung saat diberitahukan informasi mengenai istrinya.
"Mas yang sabar, berdoa saja pada Allah kita semua serahkan semua pada Allah semiga Allah memberikan yang terbaik untuk kita,"
"Iya Lekha mas juga berdoa semoga semuanya baik kakakmu dan anak mas bakal selamat,"
"Amin mas"
"Abi beli makan dulu ya, kalian belum makan dari sore" Ucap Abi yang berjalan keluar
"Iya Bi," Nalekha
Setelah beberapa jam kemudian akhirnya lampu operasi mati dan dokter keluar, mungkin ini yang terbaik diberikan oleh Allah. Nalekha yang mendengarnya sangat sedih ternyata kakaknya akan pulang secepat ini bersamaan Dzul juga yang sedih bahwa istrinya sudah tidak ada hatinya sangat rapuh, ia merasa gagal sebagai suami menjaga istrinya.
Abi dan Umi pun juga sama sedihnya Putri pertama kini sudah tidak ada bahkan meninggalkan mereka dahulu, hanya bisa ikhlas menerima karena semua yang telah Allah berikan akan kembali pada-Nya.
Kini sudah hari ketiga Azki pergi, dan Dzul belum kembali kerja dia hanya sibuk mengurusi Putra pertamanya dibantu Umi dan Nalekha ia selalu jadi orang pertama yang siap apabila anaknya menangis memberinya susu ataupun mengganti pakaian dan memandikan anaknya, ia banyak belajar dari Umi.
Muhammad Azka nama yang diberikan Dzul pada putranya yang sangat lucu
"Mas tidur saja biar sekarang Lekha yang gantikan, lagipula besok mas terbang ke bali buat kerja lagi,"
Dzul yang melihat Nalekha yang baik dan perhatian terhadap keponakannya ia langsung duduk di sofa
"Mas gak tau, mas mau pergi atau nggak. atau mas keluar aja dari TNI" ucap Dzul lirih
Nalekha yang kaget mendengar itu sangat paham apa yang dirasakan Dzul yang sudah ia anggap kakak sendiri.
"Mas gak boleh begitu, TNI pasti cita cita mas. Biar de Azka sama Lekha, Umi dan Abi bahkan Lekha udah nganggap de Azka anak lekha juga."
"Mas hanya malu Lekha, kalian sangat baik mas beruntung mendapatkan keluarga yang baik seperti kalian. Sebenarnya mas sudah tidak pantas berada disini dan merepotkan kalian semua. Dan sekarang mas merasa tidak tahu diri jika mas pergi dan meninggalkan anak mas disini." Kini mata Dzul sudah berkaca kaca
Nalekha yang melihatnya merasa kasihan terhadap Dzul yang terpukul kehilangan kakaknya, dia sedirinya pun begitu adanya tapi kita semua harus ikhlas atas kehilangan Azki biar Azki tenang dialam sana.
"mas aku disini, aku akan mengurusi Azka, demi Allah aku akan bersamanya sampai kau pulang mas. Aku akan menjaganya." Nalekha lirih
"Apa? ini tidak bisa Lekha, kau akan meninggalkan sekolahmu dimesir? tidak tidak itu tidak perlu!, aku yang akan berhenti dari TNI dan semuanya akan seperti semula."
"Tidak mas kau tidak boleh berhenti! kau kini punya Azka tanggung jawabmu kau harus bekerja demi dia. Ku mohon?"
Dzul diam mencerna kata kata yang Nalekha keluarkan, apakah ia tidak aka merusak mimpi Nalekha, tapi benar apa yang dikatakan Nalekha jika dirnya berhenti bukan hanya keluarga yang tidak menyetujuinya tetapi ia kini punya Azka putranya yang menjadi fanggung jawabnya
"Baiklah besok aku pergi, dan aku berjanji aku akan pulang cepat."
"Terimaksih mas"

YOU ARE READING
Nalekha [SUDAH TERBIT]
ChickLit[Muslim series] Nalekha, Nova dan Naila adalah tiga orang sahabat yang memiliki satu impian yang sama yaitu melanjutkan pendidikan nya di kota seribu menara Kairo, Mesir yang tengah menjadi incaran para remaja. Nalekha adalah seorang gadis yang baru...