Chapter 6

7K 760 35
                                    

Happy reading...













Gelap menyapa, waktu bergulir menyisakan hari-hari yang sama, yang terus berulang lagi dan lagi. Hingga tepat tiga bulan dimana seorang turunan Kim masih sama, menjadi pecinta sosok pria Jeon yang masih gentar membuat dinding kokoh antara keduanya.

Ini musim gugur, menyisakan dahan yang mulai berguguran saat dingin semakin mencekik sekitar.

Dan ini masih di musim gugur, kala pemuda Kim masih mencoba bertahan untuk serpihan hatinya.

Ya, ini masih di musim gugur, seperti namanya ini akan segera gugur.













Daehyun berdeham sejenak saat hidangan utama telah usai, menampilkan suguhan manis yang menggiurkan lidah yang kini berganti. Netranya menatap sosok pemuda dengan garis rahang yang perlahan mirip sekali dengan dirinya, kedua mata tajamnya yang semakin diperhatikan begitu mirip istrinya Kim Baekhyun, dan siapa lagi ? Jika bukan seorang Kim Taehyung yang begitu dia sayangi.

"Tae, kapan kau segera siap membantu appa mengurusi perusahaan ?"

Taehyung mengangkat wajahnya yang sedang hikmat melahap hidangan penutupnya.

"Hmm sebentar lagi ?"

Bahkan pendar gelisah Taehyung dapat dengan jelas dibaca olehnya.

"Kenapa sebentar lagi ?"

"Hmm masih ada beberapa hal yang belum aku pahami, beri aku waktu sedikit lagi." Jawab Taehyung sembari tersenyum tipis kearah ayahnya.

"Kau belum berhasil kan ? Jungkook masih sama, menjaga jarak."

Seketika membuat Taehyung terpaku, menatap Daehyung dengan pandangan gugup.

"Seberapa besar Taehyung ?__"







"__Seberapa besar kau mencintai kepala manajer keuanganku itu ?"

Menjadikan lidah Taehyung mendadak kelu, bukan___

ini bukan tentang hati Taehyung yang mulai meragu, namun dirinya tau kali ini ayahnya meminta penjelasan.

"Aku tidak tau sebesar apa appa, yang aku tau hanya dia si pria tua berumur tiga puluh lima yang menjadikan hidupku punya arah tujuan. Dan tujuanku adalah dia."

"Dan jika tujuan hidupnya bukanlah dirimu lalu apa yang akan kau lakukan ?"

"Merelakan, karena aku tau perasaanku mungkin tidak akan seegois itu."

Menjadikan Daehyun terlampau paham, anaknya tidaklah senaif itu tentang percintaan.















//

//











"Jungkook itu adalah sosok mandiri, orang tuanya sudah meninggal lama sekali, dia itu temanku bahkan saat kau ini masih bayi."

"Lalu bagaimana menurutmu Tae ?"

Hazelnya membola, menatap Jimin yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri itu penuh tanya.

"Ya, minimal kau bisa berspekulasi hal apa saja yang membuat si kolot Jeon begitu gigih membangun tembok."

Taehyung tercenung, mendengarkan segala ucapan Jimin sembari terdiam.

"Dia itu meski terlihat kejam dan tegas, hatinya tetap saja lemah, hatinya tetap saja butuh kasih sayang. Hanya saja rasa takut kehilangan lagi-lagi yang membuatnya menolak orang lain memasuki hatinya."


Purple Line (TAEKOOK)Where stories live. Discover now