Chapter 25 🌛

39 2 0
                                    

Ketika hendak menuju ke taman sekolah, kakinya tercekat melihat seseorang memarahi Siska

"Saya malu punya anak seperti kamu,  Kamu hanya menyusahkan saya. Bagaimana bisa kamu peringkat kedua?? Benar benar nggak ada gunanya" Lelaki paruh baya itu melemparkan hasil lafor kewajah Siska dengan amarah yang mengebu-gebu

Disana Natira hanya melihat Siska tertekan dan hanya bisa menangis "sepertinya itu bokap tirinya"

"Apa yang kamu tangisin? Udah untung saya menyelamatkan hidupmu dan mamamu itu kalau nggak hidupmu itu nggak lebih dari pengamen jalanan, ngerti kamu??" lelaki paruh baya itu pergi meninggalkan Siska

Natira berlari menuju kearah Siska kemudian memeluknya. Dipelukan Natira, tangisan Siska pecah

"Sabar, Sis" Natira mengelus-helus pundaknya memberi kenyamanan

Siska terus menangis dipundak Natira "Gue nggak kuat, Nat. Gue nggak bisa terus digini in, Nat. Gue terus tertekan disini. Gue nggak sanggup lagi jalanin hidup ini" Siska mengeluarkan semuanya

"Uuush.. Jangan ngomong kek gitu, gue yakin lo bisa jalanin ini semua. Disini kan ada gue sama teman yang lain juga, lo bisa cerita semuanya sama gue. Bagi semua penderitaan lo sama kami. Ingat lo nggak sendiri menghadapi ini. Ada kita!!" Natira menenangkan Siska

Siska terus mengusap air mata yang jatuh dari kelopaknya "Makasih, Nat" suaranya agak goyah

"Nggak usah bilang makasih, kita kan teman. Udah kewajiban teman untuk membantu teman yang lain, bukan??"

"Gue mau pulang, Nat"

"Biar gue yang nganterin yah..."

"Nggak usah, Nat. Gue bisa sendiri kok. Apalagi nyokap lo belum ambil lafor lo, kan??" setelah menimbang-nimbang apa yang dikatakan Siska itu bener

"Hmmm... Gue belum yakin lo sendirian pulang, gue takut lo kenapa-napa dijalan" Natira khawatir

"Eeeh... Ka...!! Ka...!! Kesini deh" Natira memanggil Raka yang berjalan melewati Natira dan Siska

"Paan?? Gue nggak punya waktu ngomong sama lo" ujar Raka masih dengan nada dinginnya

"Lo sensi amat sih sama gue? Btw, anterin Siska pulang dong."

"Ok, ayo sis" Raka menarik pergelangan Siska

"Take care" Natira setengah berteriak agar terdengar oleh Raka dan Siska karena jaraknya terpaut jauh

"Dadah, Nat" balas Siska nggak kalah teriaknya

Tak berapa lama menunggu akhirnya Laila-mama Natira datang dengan mobil sporty keluaran terbaru

***

Hening.

Hanya itu yang dirasakan di
Dalam mobil Raka. Siska nggak seperti biasanya, Raka tahu keadaan sosok perempuan yang berada disampingnya ini. Ia lebih memilih untuk diam. Memberikan waktu untuk menenangkan dirinya. Raka tau tentang keadaan Siska sekarang, ia sangat terpuruk karena keluarganya

Siska tersadar dari lamunannya "Eehh.. Ka!! Ka!! Ini bukan jalan rumah gue" Siska mengingatkan Raka

"Emang bukan" mendengar jawaban dari Raka, Siska mencoba memukul tangan Raka agar ia menghentikan mobilnya dan berputar arah menuju rumah Siska

"Lo mau nyulik gue yah? Berhenti nggak?!" ia terus memukul tangan Raka

"Eh.. Eh.. Sakit woy!" Raka mencoba menepis tangan Siska yang terus memukulnya

"Balik nggak!! Kalo nggak gue lompat nih?!" ancaman Siska membuat Raka menepikan mobilnya

"Gue mau ajak lo ke suatu tempat yang bisa melupakan masalah lo, walaupun hanya sejenak"

Volume CintaWhere stories live. Discover now