🍌🐟 3.3

1.9K 198 149
                                    

Disclaimer © Banana Fish by Yoshida Akimi

🌸🌺🌼

Sudah tiga hari semenjak Ash meninggalkan Jepang dan pergi menemui Ayahnya yang sedang sakit di Amerika, selama itu pula Ash dan Eiji tak pernah putus kontak. Jika ada luang, Eiji selalu menghubungi Ash. Entah lewat panggilan atau hanya sebuah pesan, Ash sendiri menahan dirinya untuk tidak menghubungi Eiji duluan karena takut mengganggunya. Apalagi perbedaan waktu yang cukup signifikan antara kedua negara, membuat semuanya jadi terlihat menyusahkan.

Karena menyadari Ash yang sedang menahan diri itulah, Eiji akan selalu meneleponnya setelah mendapat pesan dari Ash. Itu pun kalau dia tidak sedang sangat sibuk. Tapi sepertinya penderitaan mereka akan segera berakhir.

Setelah menyelesaikan adegan terakhirnya dalam film Banana Fish, Eiji segera berkemas untuk pergi ke bandara. Pagi tadi Managernya sudah memesankan tiket ke Amerika untuknya, prediksi Eiji tentang selesainya syuting juga sangat tepat. Karena dia sudah berjanji pada Ash untuk segera menyelesaikan syuting dengan cepat tanpa melakukan kesalahan, dan dia menepatinya.

Biasanya ada pesta setelah syuting selesai sebagai perayaan berakhirnya film dengan lancar, tapi Eiji rasanya lebih mementingkan untuk lebih cepat pergi ke Amerika. Ash menunggunya, dia sudah berapa kali mengatakan ingin kembali ke Jepang, tapi berkali-kali juga Eiji meyakinkannya.

"Okumura-san, tunggu."

Suara seorang pria menghentikan langkah Eiji dan Managernya, mereka berbalik dan mendapati Manager Ash berlari pelan mendekat. Meskipun Ash tidak ada sampai syuting berakhir, Managernya itu selalu datang tepat waktu ke lokasi syuting sembari terus membawa kamera yang kini digantung di lehernya.

"Okumura-san, tolong berikan ini pada Lynx-san." Pria itu menyerahkan kamera tersebut pada Eiji yang segera diterimanya. "Dia memintaku untuk merekam kegiatan syuting sampai selesai."

"Maaf ya selalu merepotkanmu Fujii-san."

Pria yang dipanggil Fujii itu tersenyum. "Tak masalah, Okumura-san. Aku yakin sebenarnya Lynx-san hanya tidak ingin ketinggalan perkembangan film ini saja."

Eiji mengangguk. "Kalau begitu aku pergi dulu, titip salam untuk yang lainnya ya." Kata Eiji sembari melambai pada Fujii yang membungkuk padanya diikuti oleh managernya.

Manager Eiji langsung membawa mobil menuju bandara Narita, pakaian yang harus dibawa Eiji telah berada di bagasi sejak tadi pagi, jadi dia tidak perlu pulang untuk mengambilnya. Eiji juga tidak menghubungi Ash terlebih dahulu, rencananya dia akan mengejutkannya. Meskipun Eiji yakin reaksi Ash bukannya terkejut, tapi malah marah nantinya. Apa yang dikatakannya nanti pun, bisa Eiji tebak.

"Kita sudah sampai, Okumura-san." Kata manager wanita tersebut.

Eiji keluar dari mobil dan menurunkan satu koper hitam dari bagasi. "Kalau begitu aku pergi dulu, Ine-san. Mungkin aku akan kembali seminggu lagi." Eiji memperbaiki letak tas yang menggantung di pundaknya. "Maaf sudah membuatmu kerepotan membatalkan permintaan, tapi kalau ada yang ingin menawari lagi, jangan ragu untuk menghubungiku."

"Baik, Okumura-san. Nikmatilah liburanmu, karena saat kembali mungkin tidak ada istirahat untuk anda dan Lynx-san." Katanya dengan sedikit menggoda.

Eiji menghela napas. "Padahal episode enam baru keluar kemarin, tapi rating filmnya sudah setinggi itu."

Perempuan bermarga Ine itu tersenyum. "Itu pertanda baik bukan, Okumura-san. Penampilan anda di film ini memang yang paling terbaik, semoga keadaan seperti ini terus dipertahankan."

My SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang