Pok meame

Lima

Hinata mengetuk ngetuk dahi Ino yang sedang tiduran di bawahnya menggunakan pensil ungu miliknya membuat Ino tertawa kecil

"Ino-chan kenapa ketawa?" Tanya Hinata bingung

"Muka Hinata jelek kalo di liat dali bawah" ucap Ino

Bukannya kesal atau sakit Hati, Hinata malah membuat wajahnya semakin aneh membuat Ino tertawa guling guling Hingga membentur tembok

"Aduh, hwaaa Hinataaa sakiiitt" Ucap Ino mewek sambil memegang dahinya yang memerah

Hinata menghampiri ino
"Temboknya nakal!" Ucap Hinata sambil memukul tembok dengan tangan mungilnya. Membuat Ino tersenyum senang.

Sai,Naruto,Sasuke dan kiba menghampiri Hinata dan Ino

"Hina-chaan, besok minggu main di lumah Nalu yah?" Tanya Kiba

"Main apa?" Tanya Ino

"Main pelang pelangan" jawab Naruto antusias

"Buuu!!! Ndak mau! Hina sama Ino kan cewek! Mau main plinces plincesan aja" ucap Hinata

"Ndak mau" ucap Sasuke

"Sasu ndak mau? Ya udah sasu ndak boleh nikah sama Hina!" Jawab Hinata

Sasuke gelalapan lalu menutup matanya dengan tangannya

"Sasu ndak dengal, gelap nih" ucapnya sambil nyengir

"Main doktel doktelan aja" usul Shikamaru menghampiri geromolan tukang ngompol itu

"Ayoo!!" Kini giliran sai yang berteriak antusias

"Jam enam di lumah Hina yah?" Tanya Ino yang di setujui oleh semuanya

Hinata terdiam di tempatnya memikirkan baju apa yang harus Hinata pakai besok?

Hinata suka warna ungu, namun Sasuke suka warna dongker sedangkan Naruto menyukai warna Orange

Hinata terus menimang nimang, apakah jika dia memakai baju warna dongker Sasuke akan memujinya? Atau warna Orange saja agar dapat pujian dari Naruto?

Tapi Hinata ingat, jika dia tak memiliki baju berwarna Dongker atau Orange

Hinata terus berfikir, Hinata tak memiliki keduanya. Hinata memang sedikit kesal jika berhadapan dengan Sasuke dan Naruto namun pipinya selalu merona saat Naruto memuji kecantikannya atau Sasuke yang terus terus mengejarnya.

"Auk dah, Hina pucing" ucap Hinata sambil menarik Ino berlari lari mengelilingi bangku kelasnya

T.B.C